Senin, 07 Januari 2013

Fragmented, Connected, dan Nasted


A.     FRAGMENTED
1.      Pengertian Model Pembelajaran Fragmented
       Model pembelajaran Fragmented adalah susunan kurikulum tradisional yang memisahkan berbagai macam disiplin ilmu.
       Model Fragmented menunjukkan pengintegrasian secara implisit didalam satu disiplin ilmu tertentu (intra disiplin). Didalam masing-masing disiplin ilmu itu memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu yang merupakan satu kesatuan dalam bidang ilmu tersebut.
2.      Manfaat Model Pembelajaran Fragmented
       Menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri dengan mata pelajaran yang lainnya.
       Dapat memberikan kenyamanan bagi seluruh pesertanya, sebab dalam proses pembelajaran guru benar-benar dijadikan sebagai sumber belajar , sedangkan siswa sebagai pencari ilmu.
3.      Kelemahan Model Pembelajaran Fragmented
       Siswa tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan antara macam bidang ilmu yang berbeda sehingga mereka tidak mampu membuat hubungan secara konsep  dua mata pelajaran yang berbeda.
       Model pembelajaran fragmented ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal konsep, prilaku dan konsep yang dikuasai siswa.
4.      Kelebihan Model Pembelajaran Fragmented
       Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
       Berguna apabila diterapkan SD dimana banyak siswa yang memiliki karakter yang berbeda dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai.
5.      Penerapan Model Pembelajaran Fragmented
       Model pembelajaran Fregmented di Sekolah Dasar sangat tepat diterapkan di kelas tinggi yaitu di kelas IV, V, dan VI. Dikelas tersebut pemahaman siswa lebih kongkrit di bandingkan dengan kelas I, II, dan III yang masih bersifat abstrak sehingga dikelas tinggi ini siswa mampu untuk menerima guru dan mata pelajaran yang berbeda dalam proses pembelajarannya.
B.     CONNECTED MODEL (MODEL TERHUBUNG)
1.      Pengertian Model Connected
       Model terhubung adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu topic dengan topic yang lain dalam satu bidang studi.
2.      Manfaat Model Connected, Beberapa kelebihan dari pembelajaran model terhubung (connected) adalah sebagai berikut:
       mengkaitkan ide-ide dalam satu bidang studi
       Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah  proses internalisasi.
       Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasikan, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam pemecahan masalah.
3.      Beberapa kelemahan /  kekurangan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut:
       Masih kelihatan terpisah inter bidang studi.
       Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi.
       Dalam memadukan ide-ide pada bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan (Prabowo, 2001).
4.      Kegunaan Model Terhubung (connected)
       Dengan model connected, para guru akan lebih percaya diri dalam upaya selalu mencari hubungan ilmu yang satu dengan yang lain, serta berkesempatan untuk bekerjasama dengan guru lain dalam pertemuan rutin sehingga tercipta iklim yang kondusif, yang akan menjadi strategi bagus untuk menuju kurikulum yang terintegrasi lainnya.
5.       Penerapan Model connected
       Model Connected di Sekolah Dasar dapat diterapkan di semua kelas, baik kelas rendah maupun kelas tinggi, semuanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Sebagai contoh penerapan, tentang pelajaran IPA di Sekolah Dasar kelas 5 dengan menggunakan pembelajaran terpadu tipe keterhubungan (connected).
       Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh memahaman yang lebih mendalam.
       Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan keterampilan proses penyelidikan atau “Enquiry Skill” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dll.
       Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan.
       Konsep yang dipadukan adalah: cahaya sebagai sumber energy (fisika), reaksi kimia dalam proses fotosintesis (kimia), dan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan (biologi).
       Dengan demikian kunci dari model connected adalah kita mencoba untuk menggali dalam upaya membantu siswa menghubungkan berbagai materi dalam satu mata pelajaran / satu disiplin ilmu, dan tidak akan menganggap bahwa siswa akan mengerti hubungan ini secara otomatis.
C.     MODEL NASTED
1.      Pengertian Model Nasted
       Model nested merupakan pemaduan dari berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
       Model nested yang juga diterjemahkan sebagai model terfokus atau tersarang, merupakan pengintregasian kurikulum dalam suatu disiplin ilmu yang secara khusus meletakkan focus pengintregasian pada sejumlah ketrampilan belajar yang ingin dilatih oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran.
2.      Gambaran Model Nasted
       Isi pembelajaran pada sekolah dasar pada system kurikulum yang ada, memberikan pemahaman akan berbagai jenis fakta dan konsep disamping target konseptual guru juga mentargetkan ketrampilan berfikir sebab dan akibat.
       Sehingga melalui model ini, para guru harus bisa memahami desain dan isinya sekaligus menjadikan hal yang umum menjadi khusus dan terfokus (bersarang), sehingga akan meningkatkan pengalaman belajar.
3.      Manfaat Model Nasted
       Manfaat dari model ini adalah guru dapat memadu beberapa ketrampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran dalam satu mata pelajaran.
       Dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang.
       Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, ketrampilan social dan ide-ide penemuan lain, suatu pelajaran akan mencakup banyak dimensi.
       Model ini juga akan memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat. Guru juga dapat memadukan kurikulum secara meluas.
4.      Kelemahan Model Nasted
       Kelemahan model ini sangat alamiah.
       Dengan mengkhususkan (bersarang) pada dua, tiga, atau empat target pembelajaran pada satu macam pelajaran saja maka akan membuat siswa bingung jika prosesnya tidak dilakukan secara baik dan cermat.
       Prioritas konseptual ini akan menjadi hal yang tak aman bagi siswa yang ingin melakukan salah satu tugas pembelajaran dalam satu waktu atau waktu yang bersamaan.
       Guru yang kurang persiapan akan cenderung mengakibatkan prioritas pembelajaran menjadi kabur.
5.      Kelebihan Model Nasted
       Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang  mencoba memasukkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan bekerja sama ke dalam isi pelajaran dalam konten-konten tertentu.
       Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran, dan tindakan pembelajaran akan tetap focus dalam ketrampilan berfikir dan ketrampilan social akan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan.
       Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.
6.      Manfaat Model Nasted
       Manfaat dari model ini adalah guru dapat memadu beberapa ketrampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran dalam satu mata pelajaran.
       Dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang.
       Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, ketrampilan social dan ide-ide penemuan lain, suatu pelajaran akan mencakup banyak dimensi.
       Model ini juga akan memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat. Guru juga dapat memadukan kurikulum secara meluas.
7.      Penerapan Model Nasted
       Diawali dengan menetukan konten yang ingin dicapai dalam satu mata pelajaran dan jenis ketrampilan yang ingin dipadukan.
       Menentukan ketrampilan-ketrampilan lain yang akan dikembangkan untuk menapai tujuan pembelajaran.
       Ditentukan langkah-langkah pembelajaran yang diperlukan sebagi strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan sikap ketrampilan yang akan dikembangkan.
       Sebagai contoh, misalnyadalam pembelajaran IPA, ditetapkan Standar Konpetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui suatu karya atau model, dengan  kompetensi dasar 6.1 mendiskripsikan sifat-sifat cahaya, selanjutnya ditetapkan indikatornya sebagai berikut:
a)      Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (terang,  berwarna, dan gelap)
b)      Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan lengkung.
c)      Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
d)      Menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai macam warna.
e)      Memberikan contoh penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
f)       Membuat karya atau model dengan bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
       Bertolak pada pemahaman bahwa cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan, maka siswa akan mampu membuat karya atau model dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya.
       Langkah-langkahnya :
a)      Organizer skill/ ketrampilan mengorganisir
b)      Social skill/ ketrampilan social
c)      Thingking skill/ ketrampilann berfikir
d)      Content/ isi materi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...