Selasa, 08 Januari 2013

KEBUDAYAAN DAERAH BREBES



1.      Dilihat dari aspek bahasa
Menurut hasil wawancara, bahasa yang dominan digunakan di daerah Brebes yaitu bahasa Jawa Banyumasan(Ngapak) dengan dialek tegal-brebes.Selain itu juga terdapat bahasa sunda yang digunakan oleh masyarakat daerah brebes bagian barat seperti di daerah Salem. Ciri khas dari bahasa Jawa yang digunakan terdapat pada pengucapan huruf “a” yang tetap dibaca “a” bukan “o”, misalnya pada kata sega, tetap dibaca sega bukan sego. Ciri khas lain juga terdapat pada penekanan huruf K di akhir kata yang diucapkan dengan jelas.Selain dari segi pengucapan, juga terdapat ciri khas dari segi istilah untuk suatu hal yang berbeda dengan di daerah lainnya misalnya istilah untuk katalapar di daerah Brebes menggunaan istilah kencot.Selain menggunakan bahasa Jawa, juga terdapat pemakaian bahasa Indonesia untuk orang yang dihormati seperti pada atasandan saat dalam keadaan yang formal.
Di daerah Brebes, seseorang jika bertemu dengan orang lain yang sudah dikenal maka ia akan menyapanya. Untuk menyapa teman sebaya biasanya tidak menyebutkan nama atau salam, tetapi menggunakan kata-kata gaul seperti “woy” atau “hey”. Sedangkan untuk menyapa orang yang lebih tua dan yang lebih dihormati biasanya menyapa menggunakan sebutannya seperti mas, mbak, pak, dll.
Bahasa Jawa ngapak dipakai untuk berbicara dengan siapa saja seperti kepada teman sebaya, kakak, ataupun orang tua, sehingga tidak ada pemakaian bahasa Jawa yang khusus seperti Bahasa Jawa Krama kepada orang-orang tertentu.
2.      Dilihat dari aspek nilai-nilai dalam keluarga
Di daerah Brebes keluarga besar meliputi keturunan kakek-nenek (buyut) sedangkan keluarga kecil hanya mencakup bapak, ibu, dan anak saja.Dalam kekeluargaan anak selalu mematuhi perintah orang tua baik itu bapak, ibu maupun kakek atau nenek.Kebiasaan orang Brebes dalam suatu keluarga adalah orang yang lebih tua berhak memberi perintah kepada orang yang lebih muda.
Di daerah Brebes Kemandirian seseorang anak dalam suatu keluarga ditanamkan sejak kecil yang dimulai dengan dimilikinya kamar sendiri sejakkelas 5 sekolah dasar. Dampak dari pada kemandirian tersebut anak pada usia 20 tahun sudah berpikiran untuk mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Sebagian besar anak di daerah Brebes usia 18 tahun sudah mampu bekerja untuk membiayai hidupnya sendiri. Namun ada juga yang usia 16 tahun sudah mampu bekerja.
Orang tua sangat memotivasi dan memfasilitasi anaknya dalam hal pendidikan.Sebagian besar orang tua membebaskan anaknya dalam hal pendidikan.Ada sebagian kecil orang tua yang menentukan pendidikan anaknya berdasarkan nasehat orang yang sukses di daerah tersebut namun ada pula yang secara dominan orang tua menentukan pendidikannya.Dalam hal perjodohan yang menentukan bukan lagi orang tua namun sebagian besar orang tua memperbolehkan anaknya berpacaran maupun menikah ketika anaknya sudah mandiri dan mampu menghasilkan uang untuk hidupnya sendiri.
3.      Dilihat dari aspek tata karma dan kebiasaan sehari-hari
Dilihat dari kebiasaan yang ada di masyarakat Brebes, masyarakat di Brebes selalu berusaha untuk menepati janji yang dibuat, selain itu juga berusaha untuk selalu datang tepat waktu dalam berbagai hal.
Orang Brebes biasanya makan 3-4 kali sehari, makanan pokok mereka adalah nasi dan menggunakan sendok dan garpu sebagai alat untuk makan.Umumnya mereka jarang makan bersama dalam satu meja makan. Biasanya saat mereka makan bersama mereka akan makan sambil bercakap-cakap dan bercerita satu sama lainnya.
Mengenai tata karma dalam hubungan masyarakat, seorang yang lebih muda bersikap sopan terhadap yang lebih tua. Kepada teman sebaya mereka bersikap biasa, tetapi tetap saling menghormati satu dengan lain. Budaya untuk saling menghormati telah tertanam di dalam diri masyarakat.
Orang di daerah Brebes, jika bertemu dengan orang yang belum dikenal biasanya mereka akan berbasa-basi dahulu sebelum berkenalan dengan orang tersebut. Hal ini biasanya dilakukan untuk menjalin keakraban dengan orang-orang yang baru.
Di daerah Brebes, terdapat komunitas yang kurang baik seperti orang-orang yang bergerombol yang membentuk geng dan nongkrong di tempat-tempat umum.Tetapi juga terdapat komunitas yang baik seperti perkumpulan di majelis-majelis keagamaan.
4.      Dilihat dari aspek kebebasan pribadi
Kebebasan pribadi yang dimaksud merupakan kebebasan melakukan segala sesuatu yang disenanginya tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Secara umum orang brebes sama dengan kepribadian orang-orang pada umumnya yaitu memiliki egoisme tinggi maupun rendah. Namun dari hasil wawancara anak sering mengorebankan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan orang lain. Namun ketika ada yang lebih penting seseorang anak akan menolak untuk meluangkan waktunya.
Kebebasan privasi dalam diri seseorang di daerah brebes pintu kamar tidur sering terbuka namun akan tertutup ketika melakukan kegiatan yang dirasa pribadi. Apabila seseorang masuk kamar tanpa izin pemilik kamar akan merasa tidak nyaman.
Di daerah Brebes sebagian besar orang menentukan masa depannya diarahkan oleh orang tua maupun orang yang memiliki strata tinggi di daerah tersebut.Namun ada sebagian kecil orang yang menentukan masa depannya sendiri tanpa pengarahan orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...