Sabtu, 19 Januari 2013

Sampel dan Sampling


1.  Sampel, adalah bagian dari populasi sebagai contoh untuk dikenali penelitian. Sugiono (2008:118) mendefinisikan sempel adalah bagian dari populasi yang memiliki kharakteristik sama dengan populasi. Apa yang diteliti dalam sempel kesimpulannya dapat digunakan dalam populasi, sehingga teknik pengambilan sempel harus benar-benar representatif. Studi sempel ini dilakukan dengan alasan:
a.       Jumlah populasi yang cukup besar sehingga peneliti tidak mampu meneliti secara keseluruhan.
b.  Keterbatasan waktu dan biaya, sehingga populasi yang objek dan subjek penelitiannya besar diperlukan sempel.
c.    Masalah ketelitian, penelitian yang populasinya besar tidak menjamin ketelitian pengumpulan data, namun pada sempel yang kecil peneliti akan berfokus pada pengumpulan data, teknik pencatatan, teknik analisis data sehingga lebih terpusat pada objek penelitian.
d.      Untuk alasan ekonomi, penelitian pada sempel akan lebih ekonomis di banding penelitian populasi.
2.  Sampling, adalah cara pengambilan sempel. Margono (2007:125) tekning sempling adalah cara menentukan sempel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sempel yang akan dijadikan sumber data dalam penelitian dengan memperhatikan sifat dan enyebaran populasi agar diperoleh sempel yang representatif.di bawah ini terapat teknik sampling:
a.    Rondom sampling (Probability sampling), dimana semua individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Tekik ini memiliki 3 jenis yaitu:
1)   Simple rondom sampling, adalah teknik rondom dengan cara yang sederhana karena populasi sudah homogen, sehingga strata dalam populasi tidak perlu diperhatikan secara detail.
2)   Stratified rondom sampling, adalah cara pengambilan sampel dengan memperhatikan strata di dalam populasi. Asumsi awal dipastikan populasi memiliki tingkatan, atau lapisan, strata, sehingga dengan diambil secara rondom akan diperoleh sempel yang representatif.
3)  Cluster rondm sampling (Area sampling), digunakan untuk penelitian yang sumber datanya terdapat dalam populasi yang sangat luas, misalnya meneliti pengguna alat kontrasepsi di wilayah eks karesidenan surakarta. Untuk menentukan sempelnya peneliti menentukan sempel wilayah kabupaten. Karena kabupaten terdiri atas beberapa kecamatan dan kecamatan terdiri atas beberapa kaupaten maka wilayah ini ditentukan secara rondom. Setelah sampel wilayah ditentukan baru menentukan jumlah orangnya secara rondom pula.
b.    Non rondom sampling (non probability sampling), tidak semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Jenis sampel ini yaitu:
1)     Accidental sampling, adalah teknik pengambilan sempel dengan cara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan dijumpai peneliti dan dipandang mampu memberikan informasi berkaitan dengan objek maka orang tersebut dijadikan sempel sampai jumlah yang dikehendaki terpenuhi.
2)  Quota sampling, yaitu teknik pengambilan sempel dengan menentukan quota terlebih dahulu. Misalnya: bagaimana pendapat lulusan remaja SMA tentang keberadaan PGSD UMS, jumlah quota 400 orang lulusan SMA, maka sebelum itu terpenuhi penelitian belum sah.
3)  Purposive sampling,  yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan (Maksud) tertentu, misalnya penelitian penggunaan kontrasepsi maka pertimbangan untuk menjadi sempel harus terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...