Senin, 10 Juni 2013

“Jangan sekali-kali melupakan sejarah”—Bung Karno—

Kata-kata bung Karno ini seolah menjadi sindiran bagi generasi muda saat ini, generasi yang semakin enggan membuka kembali lembaran demi lembaran sejarah bangsa kita. Mendengar kata sejarah seakan menyeret kita kembali ke masa-masa pahit penjajahan, baik penjajahan yang dilakukan oleh Bangsa asing maupun penjajahan oleh pemerintah kita sendiri, seperti penjajahan lewat sistem otoriter yang dipraktekan oleh sang diktator Suharto dulu.

Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari peristiwa-peristiwa akan tetapi juga mempelajari sunatullah (hukum alam) yang ada di dalamnya. penting memepelajari sunatullah sebagai bukti yang objektif dan immutablle—(Nurkhalis Madjid). Objektif dalam artian tidak tergantung pada keinginan kita –sebagai manusia—yang subjektif, immutable maksudnya tidak berubah oleh kita.

Berbicara masalah sejarah adalah berbicara mengenai kejadian-kejadian di masa lampau yang di dalamnya tidak dapat terlepas dari sunatullah, baik itu sejarah bangsa-bangsa termasuk Bangsa Indonesia maupun sejarah kita sendiri. Sejarah Indonesia ditulis karena dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk terus diingat oleh kita semua, begitu juga dengan sejarah kita masing-masing.

Menghargai sejarah merupakan salah satu bentuk penghargaan pada diri kita sendiri...so mulailah menghargai diri sendiri dengan selalu menjadikan peristiwa-peristiwa di masa lalu kita sebagai suatu yang penting bagi kita, karena tidak akan mungkin kita mendapatkan penghargaan dari orang lain selama kita sendiri tidak menghargai diri kita.

“Belajar sejarah adalah belajar menghargai diri sendiri”_Pn
This Article From: Muhammad Fauzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...