Kamis, 25 Februari 2016

Keterampilan Membaca

Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi. 





Dalam Brigaseli (2014), menurut Hoetomo MA (2005: 531-532), terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas atau kecakapan mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara. Membaca pada hakekatnya yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dapat diterima secara utuh. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan membaca apabila yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis berupa kata, kalimat, dan paragraf yang dibacanya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan, mengetahui dan memahami hakikat membaca sebagai keterampilan berbahasa. Sedangkan Manfaatnya, hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1) Penulis yaitu dapat menambah wawasan pengetahuan tentang membaca sebagai keterampilan berbahasa; 2) Pembaca yaitu sebagai bahan informasi pengetahuan tentang membaca sebagai keterampilan berbahasa.

Hakikat Membaca
Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah fikir  memahami makna yang  terkandung dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (H.G Taringan, 1985:7).
Samsu Somadayo (2011: 4) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis. Pendapat tersebut didukung Henry Guntur Tarigan (1985: 9) yang menjelaskan bahwa membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tulisannya.
Membaca merupakan proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat,motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan (Nurhadi, 2008 : 13).
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan pada kelas tinggi (Farida Rahim, 2008: 2).
Dengan demikian membaca merupakan kegiatan yang penting bagi seseorang yang ingin meningkatkan diri untuk  memperluas wawasannya meliputi proses pengasosiaan huruf, penerjemahan, dan pemahaman makna isi bacaan. 

Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Manusia memerlukan berbagai keterampilan untuk memelihara dan memberikan arti bagi hidupnya. Setelah berkembang keterampilan fisik dan pancaindera, pada anak kecil kemudian berkembanglah keterampilan berbicara. Setelah cukup matang perkembangan jiwanya barulah anak mengembangkan keterampilan membaca.
Menurut studi Robert J. Havinghurts tentang “Bahasa keluarga dan cara berpikir”, bahasa yang biasa digunakan anak di rumah berpengaruh kepada kecepatan anak-anak dalam belajar membaca.[1] Anak yang di rumah kurang hubungannya dengan orang tua biasanya berbicara dengan frase atau kalimat yang kacau, hal ini terpengaruh oleh kalimat orang tua yang berupa kalimat-kalimat perintah singkat atau isyarat sebagai pengganti kata-kata. Sebaliknya anak-anak yang di rumah mempunyai hubungan cukup dengan orang tuanya, mereka berbicara dengan kata-kata yang pasti sesuai dengan situasi. Mereka menggunakan struktur kalimat yang kompleks dan relatif lebih sedikit kesalahan tata bahasanya. Hal ini disebabkan di rumah mereka dapat membicarakan keputusan-keputusannya atau setiap orang memberi kesempatan untuk bertukar pandangan sebelum seseorang mengambil keputusan.



Tujuan Membaca
Tujuan dari setiap membaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir terus menerus dan berkelanjutan. Membaca pemahaman sebagai sebuah proses mempercayai bahwa upaya memahami bacaan sudah terjadi ketika kita belum mebaca buku apapun. Kemudian, pemahaman itu menapaki tahapan yang berbeda dan terus berubaha saat baris demi baris, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf dari bacaan mulai kita baca. Selanjutnya, pemahaman bacaan akan mencapai tahapan yang lain ketika kita sampai pada bagian akhir bacaan itu yaitu ketika menutup buku tersebut. Berikut beberapa tujuan membaca secara umum yakni:[2] 1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta, 2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama, 3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita; 4) Membaca untuk menyimpulkan; 5) Membaca untuk mengklasifikasi; 6) Membaca untuk mengevaluasi; 7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
Peran membaca amat besar bagi pengetahuan seseorang. Besar pula peran orang lain dalam menyempurnakan pemahaman seseorang terhadap apa yang dibacanya. Karena itu, di kelas, siswa harus diberikan kesempatan untuk memeroleh kejelasan tentang bagian-bagian bacaan yang belum dipahami sehingga terjadilah penambahan pengetahuan dalam dirinya. Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas, tujuan yang dimaksud meliputi:[3] 1) Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan; 2) Membaca bersuara untuk memberikan kesempaan kepada siswa menikmati bacaan; 3) Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan; 4) Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik; 5) Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa; 6) Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tulisan; 7) Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca; 8) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimenstasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan; 9) Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.
Penetapan tujuan bagi siswa harus memenuhi dua syarat yaitu menggunakan pernyataan yang jelas, dan tepat tentang apa yang harus diperhatikan atau dicari oleh siswa ketika membaca, dan memberikan gambaran yang mudah ditangkap oleh siswa tentang apa yang semestinya mampu mereka lakukan setelah selesa membaca.

Fungsi Membaca
Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar, karena hampir semua kemampuan untuk mendapatkan informasi bergantung pada kemampuan tersebut. Kegiatan membaca mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) Fungsi Intelektual, dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita. Contoh: membaca buku-buku pelajaran, karya ilmiah, tesis, skripsi , dll. (Amir, 1996:4); 2) Fungsi pemacu kreatifitas, hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh: buku ilmiah, bacaan sastra; 3) Fungsi Praktis, kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misal: teknik memotret, cara merawat tanaman, resep membuat masakan dan minuman, dll; 4) Fungsi Religius, membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan; 5) Fungsi Informatif, dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan. Contoh: melalui membaca majalah dan koran dapat kita memperoleh berbagai informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari; 6) Fungsi Rekreatif, membaca digunakan sebagai upaya menghibur diri, mengadakan tamasya yang mengasyikan. Contoh: novel-novel, cerita humor, karya sastra, dll; 7) Fungsi Sosial, kegiatan membaca mempuyai fungsi sosial yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian, kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan befikir. Contoh: pembacaan berita, pengumuman, dll; 8) Fungsi Pembunuh Sepi, Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll. (Amir, 1996:5).

Manfaat Membaca
Manfaat dari membaca sangat banyak dengan membaca orang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memperoses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup. Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Beberapa manfaat membaca yaitu dengan membaca akan menambah pengetahuan. Secara umum membaca dapat membantu kita mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan dan juga dapatg menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan yang kita butuhkan. Membaca dapat mengubah sudut pandang seseorang, bahkan bisa merubah hidup seseorang. Dengan membaca seseorang akan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan orang yang tidak membaca.

Proses Membaca
Proses membaca secara keseluruhan sangat kompleks karena melibatkan keseluruhan pribadi pembaca: ingatan, pengalaman, otak, pengetahuan, kemampuan bahasa, keadaan psikologis dan emosional, serta pancaindera melalui mata. Ada empat tahapan dalam proses membaca yakni:[4] 1) Persepsi, adalah kemampuan untuk membaca kata sebagai kesatuan yang berarti; 2) Pemahaman, adalah kemampuan untuk membuat kata-kata penulis menimbulkan pikiran-pikiran yang berguna seperti yang terbaca dalam konteks; 3) Rekasi, adalah tindakan yang memerlukan pertimbangan dengan apa yang telah dikatakan oleh penulis; 4) Integritas, adalah kemampuan untuk memahamkan pikiran atau konsep terhadap latar belakang pengalaman penulis sehingga berguna sebagai bagian dari pengalaman keseluruhan bagi pembaca.
Proses yang melibatkan pancaindera melalui mata boleh jadi yang terpenting selama proses membaca. Pandangan, gerakan otot mata dan gerakan-gerakan bibir atau tenggorokan sangat mudah dipelajari dari pemrosesan kata-kata, pikiran dan gambaran-gambaran yang terjadi di dalam computer yang sangat luas yaitu otak manusia. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan gerakan-gerakan fisik (mata) dan kegiatan lainnya dalam proses membaca, yaitu sebagai berikut:[5] 1) Sakade, yaitu senatakan-senatakan sedikit dari titik-titik perhentian waktu sedang membaca tetapi tidak membaca; 2) Fiksasi, yaitu titik perhentian sepanjang baris tulisan ketika gerakan mata berhenti sesaat untuk melihat tulisan; 3) Pandangan keliling, yaitu kemampuan untuk melihat kiri kanan (vertikal dan horizontal) titik pandang, keduanya berguna dalam menggabungkan apa yang baru, sedang dan akan dibaca; 4) Rentangan pandang, yaitu seluruh bidang pengenalan huruf-huruf bacaan; 5) Usapan kembali, yaitu gerakan mata yang lanjang dari akhir sebuah baris ke akhir baris berikutnya, ketapatan sangat penting untuk menghindari atau ulangan di sebuah baris; 6) Regresi, yaitu gerakan mundur sedikit ke bagian tulisan yang telah dibaca, gerakan ini adalah siksasi mundur dari kanan ke kiri hal ini terjadi pada waktu membaca yang sukar-sukar; 7) Vokalisasi, yaitu gerakan bibir untuk mengucapkan kata-kata yang dibaca (meskipun dengan suara sangat lemah), yang tidak efisien dan melelahkan; 8) Subvokalisasi, yaitu pengucapan kata secara jelas dalam hati, meskipun tidak terdengar, gerakan ini terjadi di tenggorokan.


[1]   Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud. Hal. 4.
[2] Marenti, Rafita Rani. 2012. Makalah Keterampilan Berbahasa. Tersedia pada     http://rafitaranimarenti.blogspot.co.id/2012/01/makalah-keterampilan-berbahasa.html, diakses pada tanggal 13 april 2016.
[3] Santosa, Puji., dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:Universitas Terbuka. Hal. 6.5.
[4] Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud. Hal. 10.
[5] Ibid. Hal. 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...