Kamis, 03 Maret 2016

Jenis- jenis Membaca

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi 2 yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.







Membaca Nyaring (Membaca Bersuara)
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah: 1) Menggunakan ucapan yang tepat; 2) Menggunakan frase yang tepat; 3) Menggunakan intonasi suara yang wajar; 4) Dalam posisi sikap yang baik; 5) Menguasai tanda-tanda baca; 6) Membaca dengan terang dan jelas; 7) Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif; 8) Membaca dengan tidak terbata-bata; 9) Mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya; 10) Kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya; 11) Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan; 12) Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
a) Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun; b) Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala; c) Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring; d) Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk; e) Mengerti dan memahami bahan bacaan; f) Dituntut kecepatan mata dalam membaca; g) Membaca dengan pemahaman yang baik; h) Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua: 1) Membaca intensif adalah teknik membaca yang dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca secara cermat. Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai berikut: a) Membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal lain; b) Mempertimbangkan kemampuan diri dan kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan; c) Mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang akan didiskusikan; d) Membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Tujuannya untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu sampai kepada bagian yang sekecil-kecilnya.
Yang termasuk dalam membaca intensif adalah: Pertama, Membaca Telaah Isi: a) Membaca Teliti, membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai; b) Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction); c) Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris; d) Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan; e) Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
Kedua, membaca Telaah Bahasa: a) Membaca Bahasa (Foreign Language Reading). Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary); b) Membaca Sastra (Literary Reading) dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
Ketiga, membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi: a) Membaca Survai (Survey Reading) adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut:
(1) Memeriksa judul bacaan atau buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak (jika ada); (2) Memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada; (3) Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada); b) Membaca Sekilas (Skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menemukan informasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah mewakili informasi yang ingin diketahui. Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut: (1) Jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut; (2) Baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut; (3) Jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya; c) Membaca Memindai (Scanning), yaitu teknik membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain, melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia; d) Membaca Dangkal (Superficial Reading) pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

Teknik Membaca
Adapun teknik membaca yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut:[1] Pertama, Teknik Membaca Pre Reading Plan (PreP), dikembangkan oleh Larger pada tahun 1091 dengan tujuan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengemukakan gagasan yang ada dalam gagasan. Menyediakan suatu prosedur bagi guru untuk mengukur pengetahuan murid dan prosedur penggunaan teknik Pre Reading Plan (PreP), melibatkam murid dalam diskusi kelompok dan menganalisis tanggapan murid).
Kedua, SQ3R, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Survey (penelaahan atau pendahuluan), Question (bertanya), Read (baca), Recite (mengutarakan kembali) dan Review (mengulang kembali). Teknik SQ3R sangat membantu kita dalam menyerap informasi tertulis. Teknik ini menggunakan metode penahapan dalam membaca: 1) Survey, proses pemindaian terhadap daftar isi, pendahuluan, bab pertama atau pengantar dan bagian ringkasan untuk mendapatkan gambaran umum isi buku. Tujuan survei adalah sebagai berikut: a) Mempercepat menangkap arti; b) Mendapatkan abstrak, c) Mengetahui ide-ide penting; d) Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan; e) Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan; f) Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah; 2) Question, membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan bahan-bahan yang sedang dicari. Pertanyaan ini dapat digunakan sebagai tujuan utama di dalam membaca buku tersebut; 3) Read, proses membaca isi buku dengan melewati bagian yang kurang menarik. Ketika sampai bagian yang dapat digunakan sebagai bahan penulisan, bacalah dengan cermat; 4) Recite, ketika membaca uraian yang dibutuhkan, maka pahami isinya dan ingat-ingatlah bagian itu. Simpanlah kata-kata kunci di dalam ingatan. Proses ini sangat penting jika akan melakukan parafrasa bacaan tersebut sehingga tidak melanggar hal cipta karena melakukan plagiat; 5) Review, setelah mengingat-ingat, dapat mengulas materi yang didapatkan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan membaca ulang uraian dalam buku tersebut, mengembangkan catatan atau mendiskusikannya dengan orang lain. Cara lain yang sangat efektif adalah mengajarkan informasi itu kepada orang lain.
Ketiga, Teknik Membaca Cepat, dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat, yakni: konsentrasi saat membaca, menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak, perluas jakngkauan mata ketika membaca dan tidak mengulang-ulang bacaan. dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan membaca. Rumus tersebut adalah: 
















Standar Kecepatan Membaca Jenjang Pendidikan
Jenjang Sekolah
Angka
Sekolah Dasar
150-200 kpm
Sekolah Menengah Pertama
200-250 kpm
Sekolah Menengah Atas
250-300 kpm
Perguruan Tinggi
300-350 kpm





[1] Marenti, Rafita Rani. 2012. Makalah Keterampilan Berbahasa. Tersedia pada http://rafitaranimarenti.blogspot.co.id/2012/01/makalah-keterampilan-berbahasa.html, diakses pada tanggal 13 april 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...