A. Pengertian
Mendongeng.
Pengertian
mendongeng adalah menceritakan tentang sesuatu dongeng, yaitu kisah yang tidak
benar-benar terjadi. Kebanyakan dari dongeng tersebut terkandung nasihat yang
baik dan mendidik bagi anak-anak. Jenis dongeng sendiri bermacam-macam,
contohnya fabel, yaitu dongeng yang bertokohkan hewan, ada pula hikayat, dan
lain-lain.
B. Syarat-Syarat
Pendongeng.
Berdasarkan
sarana yang digunakan oleh pendongeng, syarat-syarat yang perlu diperhatikan
sebagai pendongeng dapat diuraikan secara garis besar sebagai berikut.
1.
Syarat Fisik.
a. Pendongeng
harus mampu menggunakan penghasil suara secara lentur sehingga dapat
menghasilkan suara yang bervariasi.
b. Pendongeng
harus mampu menggunakan penglihatan secara lincah dan lentur sesuai dengan
keperluan.
2. Syarat
Mental/Rohani dan Daya Pikir.
a. Pendongeng
harus bersikap mental serius, sabar, lapang dada, disiplin, taat beribadah,
berakhlakul karimah, dan senang berkesenian.
b. Pendongeng
harus berpikiran cerdas dan kreatif.
c. Pendongeng
harus berpengetahuan umum luas dan berketerampilan bahasa (Indonesia).
C. Pelatihan
yang Diperlukan.
Pelatihan yang dilakukan oleh
pendongeng tidak hanya di tempat-tempat khusus, misalnya, sanggar atau
padepokan, tetapi juga dalam kehidupan nyata. Pelatihan itu dilakukannya tanpa
mengenal batas ruang dan waktu.
1. Pelatihan Fisik: Olah
Kelenturan Tubuh secara Umum.
Mengolah
kelenturan tubuh secara umum dilakukan dengan berbagai cara, misalnya, senam,
pencak silat, tari, dan yoga. Untuk keperluan itu, sebaiknya dipilih jenis
pelatihan tersebut scara variatif.
Di bawah ini
disajikan beberapa pelatihan fisik yang perlu dilakukan.
a. Materi
Pelatihan Sikap.
b. Pelatihan Rileks.
c. Pelatihan
Olah Vokal/Pernafasan.
2. Pelatihan Mental/Rohani
dan Daya Pikir.
Beberapa
sarana mental/rohani dan daya pikir yang perlu dilatih dapat dikemukakan secara
garis besar sebagai berikut:
a. Pelatihan Konsentrasi, berzikir, memejamkan
mata dan berusaha memusatkan segala daya hanya pada satu titik perhatian.
b. Pelatihan Kecerdasan, Membaca buku
ilmu pengetahuan umum dan agama, berdiskusi tentang berbagai hal.
c. Pelatihan Seni, membaca berbagai
karya sastra, baik kreatif maupun teoretis, menonton berbagai pementasan seni, mencipta
karya seni, memainkan/mementaskan karya seni.
D. Langkah-Langkah
Mendongeng:
- Menguasai dongeng secara utuh.
- Berdiri pada posisi yang strategis dan variasikan sesuai dengan alur dongeng (Jika mendongeng melalui radio, yang perlu diperhatikan adalah: sesuaikan watak suara dengan watak mikrofon, posisikan mulut kira-kira sepuluh sentimeter di depan mikrofon, tetapi pada saat menggambarkan adegan tertentu mulut dapat didekatkan atau dijauhkan).
- Berkonsentrasi sebelum memulai.
- Mengondisikan siswa siap mendengarkan.
- Mulai mendongeng dengan cara yang benar dan indah.
- Melanjutkan dongeng sesuai dengan alur dan berimprovisasi secara kreatif dengan penuh penghayatan (gunakan warna suara yang bervariasi sesuai dengan watak dan kondisi emosi tokoh dongeng dan tampillah dengan akting yang benar dan indah).
- Mengakhiri dongeng dengan cara yang benar dan indah.
E. Catatan
Penutup
Mendongeng
memerlukan keterampilan menggunakan sarana fisik, mental/rohani, dan daya
pikir. Keterampilan itu memerlukan pelatihan secara serius. Oleh karena itu,
pendongeng harus berlatih.
Mendongeng
berkaitan dengan seni. Itu sebabnya bakat seni sangat berperan. Namun, untuk
kepentingan pendidikan keterampilan berbahasa, mengapresiasi seni, dan
pendidikan akhlak, setiap guru sesungguhnya dituntut mempunyai keterampilan
mendongeng, dan keterampilan itu dapat dimilikinya asal ia mau berlatih serius.