Senin, 22 September 2014

Penjelasan tentang perkalian dan penjumlahan berulang

Akhir-akir ini media sosial dihebohkan dengan pekerjaan rumah (PR) pelajaran Matematika anak kelas kelas 2 SD. Habibi namanya, murid kelas 2 sekolah dasar di Jawa Tengah itu hanya mendapat nilai 20 dari total 10 soal.








Ternyata Habibi dirumah dalam mengerjakan PR tidak mengerjakan sendiri. Dia dibantu oleh kakaknya yang bernama Muhammad Erfas Maulana karena kesulitan mengerjakan tugas rumah dari gurunya tersebut. Meski sudah dibantu oleh kakanya yang merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro (Undip), namun Habibi masih mendapatkan nilai 20.


Kakak Habibi kemudian protes kepada sang guru dengan menulis protesannya di bawah tugas rumah yang sudah dinilai 20 oleh guruny, karena dia merasa hasilnya sudah benar. Koreksian guru Habibi ini tidak dapat diterima. Soal perkalian menjadi perdebatan karena ada perbedaan konsep dalam menjawab.




Dibawah ini adalah penjelasan yang dibenarkan sesuai dengan pemahaman anak-anak pada usia sekolah dasar, sebelum kita membahasnya silakan lihat perkalian dan penjumlahan di bawah ini :


 
Setelah kalian melihat perkalian diatas, bagaimana pendapat anda?
Perkalian diatas merupakan perkalian yang dimaksudkan oleh guru kelas 2 Habibi. Perkalian dengan konsep tersebut diatas sudah sesuai dengan penggunaan perkalian dan penjumlahan berulang yang tepat dari pemahaman tingkat mudah sedang sampai sulit. Selain itu jika dilihat juga konsep tersebut terlihat lebih rapi dan menarik.

Sedangkan konsep perkalian menurut kakaknya habibi adalah sebagai berikut:


Memang jika dilihat hasilnya sama namun kita tahu bahwa matematika lebih menekankan kepada proses bukan hasilnya.  Terlihat penjelasan diatas tidak sesuai antara perkalian dan penjumlahan. Konsep tersebut kurang benar karena akan membuat siswa merasa bingung dan susah dalam menentukan jawaban.

Dalam perkalian yang merupakan penjumlahan berulang memiliki aturan yang sesuai dengan
perkembangan anak dalam memahami matematika.
Penggunaan yang benar adalah:
6 x 4 = 4+4+4+4+4+4 = 24 
(Proses ini dibenarkan karena pada saat itu anak belajar perkalian bilangan 4 sehingga  dalam penjumlahannya pun juga sama yaitu 4)

Dibawah ini adalah perkalian bilangan 4
Jika difikirkan secara logika maksud dari perkalian adalah mempermudah dan mempersingkat dalam proses penjumlahan. Dalam hal ini, perkalian 4 sama saja dengan penjumlahan 4 yang berulang-ulang. Ketika siswa belajar mengenaik perkalian bilangan 4 siswa juga akab belajar penjumlahan bilangan 4.

Namun prosesnya akan jadi kurang benar jika:
6 x 4 = 6+6+6+6 = 24
(Walaupun hasilnya sama tetapi preosesnya kurang benar, ingat matematika yang dicari bukan hasilnya melainkan proses yang sesuai)
 

Berbeda dengan proses diatas ini, walaupun hasilnya sama namun tetap tidak dibenarkan karena perkalian 4 tidak menggambarkan penjumlahan 4 yang berulang. Dalam hal ini siswa belajar mengenai perkalian bilangan 4 namun dalam penjumlahannya siswa akan menjumlahkan dari satu sampai 10.

Dalam matematika pemahaman konsep itu penting, kita didak bisa menyalahi konsep yang ada walaupun ujungnya benar, karena itu akan sangat berpengaruh untuk kedepannya. Saya rasa konsep yang sudah ada dalam matematika tidak perlu di uji ulang lagi karena konsep yang sudah ada memang sudah benar-benar diteliti dan dipilih mana yang lebih baik. Jadi kesimpulan penulis adalah mendukung guru Habibi karena untuk perkalian apapun bilangannya penjumlahan juga harus sesuai. yang indah itu akan lebih baik, dan jika dicermati akan menemukan yang terbaik.

Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kata-wikipedia-terkait-pr-matematika-kelas-2-sd.html

15 komentar:

  1. Lagi heboh berita ini...
    mampir mas di www.bimbelonlineprivat.com

    BalasHapus
  2. Oooo...
    Nambah wawasan... Jadi lebih bijak menilainya.
    Salam Komukote.

    BalasHapus
  3. secara matematis
    3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12
    4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12

    maka 3 x 4 = 12 dan 4 x 3 = 12, maka 3 x 4 = 4 x 3 (komutatif )

    3 x 4 = 3 + 3 + 3 + 3 sama betulnya, apa yang dikerjakan anak tersebut benar.

    hanya yang perlu ditekankan
    3 x 4 itu artinya 4 + 4 + 4 not 3 + 3 + 3 + 3

    this is process

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba cek link ini mas siapa tahu dapat hidayah...https://youtu.be/J2z5uzqxJNU

      Hapus
  4. soal beginian ane berdebat sama istri, tpi ane yg kalah :D

    BalasHapus
  5. saya setuju dengan beevo itu yang tepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba cek link ini mbak...siapa tahu dapat hidayah...https://youtu.be/J2z5uzqxJNU

      Hapus
  6. Bagaimana kalau dicoba pakai logika meminum obat.
    contoh 2x3 perhari.
    3 + 3 dalam satu hari.
    diminum 2 x sehari, sekali minum 3 kapsul.

    Jangan dilihat dari hasil pekaliannya,
    bagaimana hasilnya kalau saat meminum obat memakai perkalian yang hanya melihat Hasil perkaliannya, hasil yang berbahaya untuk tubuh.
    salam

    BalasHapus
  7. Gimna kalo soal nya 94x6?apakah harus di tulis angka 4 nya ada 94?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaa..ga gitu jg dong..4 kan masih melekat di 94..kalo 9 dipisahin dr 4 ntar galau dia😁😁 kalo 94x6 berarti 94 menunnjukkanangka 6 yg mengulang sbanyak 94 kali.. Jadi 6+6+6+6+6+6+6+...seterusnya sampai 94 kali..☺ jdi jgan sampai di balik yaaa

      Hapus
  8. Ya emang rumusnya gitu. Karna mate itu ada yg dibilanf PENYEBUT

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba cek link ini mas siapa tahu dapat hidayah...https://youtu.be/J2z5uzqxJNU

      Hapus
  9. kalau menurut saya ..itu hanya akan memperlama proses pengerjaan. sedangkan ujian dituntut lebih cepat dalam berhitung. jangan monoton. dan penjumlahan dengan cara panjang hanya memperlama pengerjaan.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...