Jumat, 17 September 2021

Kerucut Pengalaman Edger Dale

Kerucut Pengalaman Dale adalah model yang menggabungkan beberapa teori yang berkaitan dengan desain instruksional dan proses pembelajaran. Selama tahun 1960-an, Edgar Dale berteori bahwa pelajar menyimpan lebih banyak informasi dengan apa yang mereka "lakukan" sebagai lawan dari apa yang "didengar", "dibaca" atau "diamati". Penelitiannya mengarah pada pengembangan Cone of Experience. Hari ini, "belajar sambil melakukan" ini dikenal sebagai "pembelajaran pengalaman" atau "pembelajaran tindakan".


Bagaimana Guru Dapat Menggunakan Kerucut Pengalaman?

Menurut penelitian Dale, metode paling tidak efektif di atas, melibatkan pembelajaran dari informasi yang disajikan melalui simbol verbal, yaitu mendengarkan kata-kata yang diucapkan. Metode paling efektif di bagian bawah, melibatkan pengalaman belajar langsung dan terarah, seperti pengalaman langsung atau lapangan. Pengalaman terarah langsung mewakili kenyataan atau hal-hal yang tersembunyi ke dalam kehidupan sehari-hari yang nyata.

Sebagai contoh, daripada guru menjelaskan bagian-bagian bunga kepada siswa di ruang kelas, ini akan lebih baik jika anak diajak ke luar sekolah dan memperhatikan secara langsung bunga yang sedang mekar di sekitar lingkungan sekolah. Atau mungkin saja guru atau siswa membawa bunga dan disajikan di dalam kelas sembari guru menjelaskannya. 

Kerucut memetakan tingkat retensi rata-rata untuk berbagai metode pengajaran. Semakin jauh Anda maju ke bawah kerucut, semakin besar pembelajaran dan semakin banyak informasi yang mungkin dipertahankan. Hal ini juga menunjukkan bahwa ketika memilih metode pembelajaran penting untuk diingat bahwa melibatkan siswa dalam proses memperkuat retensi pengetahuan.

Ini mengungkapkan bahwa teknik "pembelajaran aksi" menghasilkan retensi hingga 90%. Orang belajar paling baik ketika mereka menggunakan gaya belajar perseptual. Gaya belajar perseptual berbasis sensorik. Semakin banyak saluran sensorik yang mungkin dalam berinteraksi dengan sumber daya, semakin besar peluang banyak siswa dapat belajar darinya. Menurut Dale, guru harus merancang kegiatan instruksional yang membangun lebih banyak pengalaman kehidupan nyata.

Ketika seorang guru hanya menjelaskan materi kepada siswa maka hanya indra pendengar saja yang memperoleh informasi dari penjelasan guru, namun jika guru memberikan pengalaman langsung kepada siswa maka tidak hanya indra pendengaran saja yang berperan, indra lain seperti penglihatan, sentuhan, penciuman, dan mungkin indra rasa juga akan dapat menambah informasi tersebut. 

Kerucut pengalaman Dales adalah alat untuk membantu guru membuat keputusan tentang sumber daya dan aktivitas. Guru dapat menanyakan hal berikut:

Di mana pengalaman siswa dengan sumber instruksional ini cocok di kerucut? Seberapa jauh itu dihapus dari kehidupan nyata?

  1. Pengalaman belajar seperti apa yang ingin Anda berikan di kelas?
  2. Bagaimana sumber instruksional ini menambah informasi yang diberikan oleh buku teks?
  3. Apa dan berapa banyak indera yang dapat digunakan siswa untuk mempelajari bahan ajar ini?
  4. Apakah bahan ajar meningkatkan pembelajaran?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah sebagai bahan utama untuk merencanakan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan teori kerucut pengalaman Edger Dale.


References:

  • Diamond, Robert M. Designing and Improving Courses and Curricula in Higher Education. San Francisco, Jossey-Bass, 1989.
  • Dale, Edgar. Audio-Visual Methods in Teaching, 3rd ed., Holt, Rinehart & Winston, New York, 1969, p. 108
  • Bruner, Jerome S. Toward a Theory of Instruction, Harvard University Press, Cambridge, MA, 1966, p. 49.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...