Matematika merupakan mata pelajaran yang berisikan tentang pengatahuan abstrak dan deduktif yaitu kesimpulan
yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi. dalam proses pembelajaran matematika sekarang ini, penanaman konsep lebih diutamakan agar anak tahu peran matematika dalam kehidupan sehari2 begitu juga sebaliknya.
Ensiklopedia Indonesia menyebutkan
istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti
atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengatahuan abstrak dan deduktif, dimana
kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keinderaan, tetapi atas kesimpulan
yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi. Jadi, berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir (bernalar).
Nurhadi berpendapat bahwa “belajar matematika berarti
belajar ilmu pasti. Belajar ilmu pasti berarti belajar bernalar. Jadi belajar
matematika berarti berhubungan dengan penalaran”.[1]
Sedangkan Russeffendi menyebutkan bahwa matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan
dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena
pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.[2]
Penjelasan secara singkat mengenai matematika dinyatakan oleh Reys, dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola
berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.[3]
Penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan disiplin ilmu yang berbeda dengan
yang lain. Matematika merupakan ilmu yang membutuhkan penalaran tinggi dengan
bahasa tersendiri berupa simbol-simbol
dan lambang yang memiliki arti tertentu, telaahan tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir yang dapat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari.
Perananan Matematika
Matematika adalah
dasar dalam banyak hal yang menginformasikan keastian di bidang kehidupan.
Mengajar dan belajar matematika adalah jantung dari pendidikan. Belajar matematika
bertujuan untuk menghubungkan sekolah dengan kehidupan sehari-hari, memberikan
akuisisi keterampilan, mempersiapkan siswa sebagai tenaga kerja, dan
menumbuhkan pemikiran matematika (Ontario Ministry of Education, 2005).[4]
Matematika memiliki peranan yang cukup besar bagi kehidupan para siswa. Tidak hanya sebagai materi pelajaran yang wajib
dipelajari disekolah, matematika juga berguna untuk memecahkan masalah siswa
dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan yang akan datang. Selain itu
Matematika juga membantu para siswa untuk mempelajari pelajaran pada tingkat
pendidikan selanjutnya seperti pelajaran fisika, kimia.
Matematika memiliki
fungsi lain yaitu sebagai alat, pola pikir dan ilmu atau pengetahuan. Matematika
sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam
kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. “It is the questions that
drive mathematics. Solving problems and making up new ones is the essence of
mathematical life.” (Hersh, 1997, p. 18)[5] dapat
diartikan menyelesaikan masalah dan membuat yang baru adalah inti dari
kehidupan matematika. Belajar matematika juga merupakan pembentukan pola pikir
dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di
antara pengertian-pengertian tersebut.
Dalam buku standar kompetensi
matematika secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah
mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menamakan dan menggunakan rumus
matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melaui materi
bilangan, pengukuran, dan geometri.[6] Matematika
juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan ide atau gagasan
dengan menggunkan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Dari berbagai uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa matematika memiliki peranan yang sangat penting
bagi ilmu lain juga dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pelajaran
Matematika SD
Sebagaimana yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika untuk semua jenjang
pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika
di sekolah adalah agar siswa mampu :
1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3.
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.[7]
Sesuai dengan tujuan
pendidikan di sekolah, matematika sekolah berperan untuk :
1.
Mempersiapkan anak didik agar sanggup
menghadapi perubahan-perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang senantiasa
berubah, melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran logis dan rasional, kritis dan cermat, obyektif, kreatif, efektif dan
diperhitungkan secara analistik sintetis.
2.
Mempersiapkan anak didik agar menggunakan
matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan didalam menghadapi
ilmu pengetahuan.
3.
Peranan tersebut diwujudkan pada kegiatan
belajar. Sedangkan pengajaran matematika di perguruan tinggi adalah matematika
yang mempelajari konsepkonsep lanjutan dari konsep-konsep matematika sekolah.
Bisa merupakan matematika terapan bisa pula merupakan matematika murni.[8]
Ruang Lingkup Pelajaran
Matematika di SD
Merujuk pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, maka ruang lingkup
pelajaran matematika yaitu bilangan, geometri, dan pengukuran, serta pengolahan
data. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan
menggunakan sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir
hasil operasi hitung.
Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun
ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah.
Pengelolaan ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan membaca
data.
Kompetensi dasar
pembelajaran matematika
Kompetensi dasar
pemeblajaran kelas kelas V kurikulum 2013 meliputi:
Tabel 2.1 KD MATEMATIKA KELAS V[9]
|
|
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
|
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
|
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual
dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain
|
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual
dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
|
KOMPETENSI DASAR
|
KOMPETENSI DASAR
|
3.1 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda
|
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda
|
3.2 Menjelaskan dan melakukan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal
|
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perkalian dan pembagian pecahan dan desimal
|
3.3 Menjelaskan perbandingan dua besaran yang
berbeda (kecepatan sebagai perbandingan jarak dengan waktu, debit sebagai
perbandingan volume dan waktu)
|
4.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan dua besaran yang berbeda (kecepatan, debit)
|
3.4 Menjelaskan skala melalui denah
|
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
skala pada denah
|
3.5 Menjelaskan, dan menentukan volume bangun
ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan
pangkat tiga dengan akar pangkat tiga
|
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan)
melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga
|
3.6 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring
bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
|
4.6 Membuat jaring-jaring bangun ruang
sederhana (kubus dan balok)
|
3.7 Menjelaskan data yang berkaitan dengan diri
peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya
|
4.7 Menganalisis data yang berkaitan dengan
diri peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya
|
3.8 Menjelaskan penyajian data yang berkaitan
dengan diri peserta didik dan membandingkan dengan data dari lingkungan
sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram gambar (piktogram), diagram
batang, atau diagram garis
|
4.8 Mengorganisasikan dan menyajikan data yang
berkaitan dengan diri peserta didik dan membandingkan dengan data dari
lingkungan sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram gambar (piktogram),
diagram batang, atau diagram garis
|
Kompetensi dasar disesuaikan dengan kelas dimana masalah mengenai matematika tentang
kemampuan menyelesaikan soal cerita muncul. Dalam pembelajaran tematik materi
matematika diajarkan secara terpisah dengan tema. Pada dasarnya semua kompetensi dasar pada pembelajaran matematika menggunakan kemampuan
penyelesaian soal cerita sebagai aspek kognitif dengan taraf High Order
Thingking Skill Kaaarena menuntut siswa memecahkan masalah.
[1] Nurhadi, Kurikulum,
Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 8
[2] Ruseffendi, E.T. (1988). Pengajaran
Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG, (Bandung : Tarsito, 1988), h. 148
[4] Sinay, E., & Nahornick,
A. (2016). Teaching and learning mathematics research series l: Effective
instructional strategies. (Research Report No. 16/17-08). (Toronto, Ontario,
Canada: Toronto District School Board, 2016), h. 3
[5] Lorna Earl, Cathy Fosnot, George Gadanidis, Teaching And Learning Mathematics, (Ontario: Ontario
Ministry of Education, 2004), h. 1
[6] Depdiknas, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (Standar Isi) Mata Pelajaran Matematika.
(Jakarta : Depdiknas, 2008), h. 134
[7] Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar SD / MI (Jakarta: BSNP, 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar