Menulis adalah kesanggupan mengungkapkan ide-ide, gagasan, pikiran, dan perasaan yang melibatkan aktivitas otak yakni kemampuan berpikir, dan diwujudkan dalam bentuk bahasa tulis dengan tujuan agar gagasan tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
Oleh:
Fina Fitriana, S.Pd. Gr.,
Faisal Azmi Bakhtiar M.Pd. Gr.
Fina Fitriana, S.Pd. Gr.,
Faisal Azmi Bakhtiar M.Pd. Gr.
Kemampuan menulis narasi adalah suatu kesanggupan dalam mengungkapkan ide-ide/gagasan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menceritakan rangkaian peristiwa yang terjadi secara kronologis dan berlangsung dalam satu kesatuan waktu, sehingga hasilnya dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
Pengertian Kemampuan Menulis
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan berbagai aktivitas. Pada sisi ini menunjukkan bahwa apabila individu tidak memiliki kemampuan dalam satu hal belum tentu individu itu tidak memiliki kemampuan dalam hal lain. Menurut Robbins dan Judge kemampuan adalah kapasitas individu saat ini untuk melakukan berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan yang keseluruhannya dibangun oleh faktor intelektual dan fisik.1 Adapun menurut Munandar, kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.2 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan adalah kapasitas atau kesanggupan yang dimiliki setiap individu untuk melakukan berbagai tugas pada suatu pekerjaan yang melibatkan aktivitas otak dan fisik setelah melalui proses latihan.
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan berbagai aktivitas. Pada sisi ini menunjukkan bahwa apabila individu tidak memiliki kemampuan dalam satu hal belum tentu individu itu tidak memiliki kemampuan dalam hal lain. Menurut Robbins dan Judge kemampuan adalah kapasitas individu saat ini untuk melakukan berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan yang keseluruhannya dibangun oleh faktor intelektual dan fisik.1 Adapun menurut Munandar, kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.2 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan adalah kapasitas atau kesanggupan yang dimiliki setiap individu untuk melakukan berbagai tugas pada suatu pekerjaan yang melibatkan aktivitas otak dan fisik setelah melalui proses latihan.
Menurut McCrimmon dalam Saddhono, menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.3 Adapun Saddhono dan Slamet menambahkan bahwa pada dasarnya menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran dan perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseoarang dalam bahasa tulis.4 Hal ini berarti menulis merupakan kegiatan yang melibatkan kemampuan berpikir dan perasaan yang mana hasil daripada tulisan tersebut dapat mengandung pengetahuan, pengalaman, serta dapat dipahami oleh pembaca, oleh karena itu menulis bukan hanya perlu dipelajari tetapi juga harus dikuasai.
Menurut Susanto, menulis adalah satu cara mengoperasikan otak secara totalitas yang juga menyertakan raga, jari dan tangan.8 Hal ini diartikan bahwa melalui aktivitas menulis, otak manusia terlatih untuk memproduksi pikiran-pikiran dengan cepat dan daya ingat yang kuat, sehingga dapat memelihara dan mengembangkan kapasitasnya. Selain itu, dalam menulis juga melibatkan motorik halus yakni dalam menggenggam dengan fokus dan kontrol yang baik terhadap alat tulis yang digunakan.
Ghazali menjelaskan bahwa ketika siswa masih berada pada tahap-tahap awal dari pembelajaran bahasa, maka sebaiknya diberikan tugas-tugas menulis yang mirip seperti bahasa lisan, misalnya buku harian, dialog, surat, jurnal, dan cerita.9 Hal ini dimaksudkan bahwa agar guru mendorong siswa untuk memfokuskan pada makna tulisan tersebut dan bukan pada bentuk bahasa, sehingga siswa dapat mengaitkan bahasa tulis dengan bahasa lisan mereka.
Tahapan Menulis
Proses menulis dilakukan melalui berbagai tahapan, menurut Murray dalam Saddhono dan Slamet di dalam proses penulisan terdiri dari atas lima tahap, yaitu:
Proses menulis dilakukan melalui berbagai tahapan, menurut Murray dalam Saddhono dan Slamet di dalam proses penulisan terdiri dari atas lima tahap, yaitu:
- prapenulisan (prewriting),
- pembuatan draft (drafting),
- perevisian (revising),
- pengeditan (editing), dan
- pemublikasian (publishing/sharing).
Prinsip-prinsip Pembelajaran Menulis
Pada proses pembelajaran menulis di kelas terdapat prinsip-prinsip yang menjadi acuan bagi guru agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan bermakna bagi siswa. Menurut La Abo ada delapan prinsip pembelajaran keterampilan menulis sebagai berikut:
Pada proses pembelajaran menulis di kelas terdapat prinsip-prinsip yang menjadi acuan bagi guru agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan bermakna bagi siswa. Menurut La Abo ada delapan prinsip pembelajaran keterampilan menulis sebagai berikut:
- Memulai belajar menulis dari hal yang sederhana,
- Merespon hasil tulisan peserta didik dengan perasaan menyenangkan,
- Memperkuat mental dengan memberi penguatan positif,
- Memberi motivasi untuk melakukan latihan menulis dan membaca setiap hari,
- Membuat slogan yang mendorong peserta didik untuk bergairah menulis,
- Memberikan tugas menulis dengan topik yang sesuai pengetahuan dan pengalaman sendiri,
- Bersikap akrab dan ramah dalam membimbing peserta didik, dan
- Berlatih menulis secara terus-menerus dengan teratur pada setiap hari.
Kedelapan prinsip itu yang menjadi landasan dalam mengemas pembelajaran menulis di sekolah. Apabila guru berorientasi pada delapan prinsip tersebut maka dengan mudah mengubah sikap dan pandangan peserta didik dari rasa takut, kurang percaya diri, dan kurang suka dalam belajar menulis menjadi berani, percaya diri, dan suka menulis.
Manfaat Menulis
Dalam dunia pendidikan, menulis sangat bermanfaat, sebab menulis membantu siswa untuk berpikir lebih sistematis. Menulis sebagai suatu alat dalam belajar dengan sendirinya memiliki peranan yang sangat penting. Dilihat dari sudut pandang ini, menurut Susanto kegunaan menulis dapat diuraikan, sebagai berikut:
Dalam dunia pendidikan, menulis sangat bermanfaat, sebab menulis membantu siswa untuk berpikir lebih sistematis. Menulis sebagai suatu alat dalam belajar dengan sendirinya memiliki peranan yang sangat penting. Dilihat dari sudut pandang ini, menurut Susanto kegunaan menulis dapat diuraikan, sebagai berikut:
- Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Menulis mengenai suatu topik, merangsang pemikiran kitamengenai topik tersebut dalam membantu kita membangkitkan pengetahuan dari pengalaman masa lalu,
- Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik persamaan (analogi) antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi, seandainya kita tidak menulis,
- Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri,
- Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi. Kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif pada waktu kita siap menuliskannya,
- Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru. Kita akan dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkannya dalam bentuk tulisan, dan
- Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.
Pada era perkembangan teknologi dewasa ini, di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang kemampuan menulis menjadi kebutuhan utama yang sangat penting. Weigle dalam La Abo menjelaskan bahwa di era dunia teknologi ini, menulis menjadi kecakapan utama yang harus dikuasai dalam pendidikan, bisnis, dan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga menjadi objek studi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar