Setiap orang
normal secara lahiriah dilengkapi dengan potensi menyimak, namun belum tentu
semua orang menjadi penyimak yang baik. Beragam perhatian yang dimiliki oleh
manusia adalah penyebab seseorang menjadi penyimak yang buruk, yaitu: 1) Perhatian primer; 2) Perhatian sekunder; 3) Perhatian
sesaat.
KETERAMPILAN
MENYIMAK
BAHASA
INDONESIA PENDIDIKAN DASAR
Disusun Oleh:
1. Ayu
Chaprilya Mita, S.Pd. (7526150282)2. Faisal Azmi Bakhtiar, S.Pd. (7526150403)
3. Liring Kusuma Astuti, S.Pd. (7526150272)
4. Fajar Isnaeni, S.Pd (7526150267)
PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENYIMAK
Setiap
orang normal secara lahiriah dilengkapi dengan potensi menyimak, namun belum
tentu semua orang menjadi penyimak yang baik. Menururt Hindun[1] beragam
perhatian yang dimiliki oleh manusia adalah penyebab seseorang menjadi penyimak
yang buruk, yaitu: 1) Perhatian
primer: adanya pertalian langsung antara apa yang kita simak dari pembicaraan
dengan kepentingan kehidupan sehari-hari; 2) Perhatian sekunder: bila penyimak
mendengar bahwa pembicara menghimbau sesuatu yang berkaitan dengan perhatian
sekunder; 3) Perhatian sesaat, misalnya: pembubaran klub sepakbola yang selalu
kalah.
Tarigan
dalam bukunya hindun[2]
menyebutkan bahwa kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang
sudah terlatih baik dan sering melakukan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi
fisik dan mental prima, hanya dapat menangkap isi simakan maksimal 50%. Padahal
bagi siswa menyerap pengetahuan secara menyeluruh menjadi bagian yang sangat
penting untuk menata masa depan mereka. Oleh karena itu tidak cukup bagi siswa
hanya mengandalkan keterampilan menyimak saja. Dibutuhkan
keterampilan-keterampilan lain seperti berbicara, membaca, dan menulis.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan menjelaskan bahwa salah satu aspek yang ada
dalam pembelajaran baik di tingkat SD/ SMP/ SMA ataupun sederajat adalah aspek
menyimak/ medengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat ini merupakan
catur tunggal pada setiap pelaksanaan pembelajaran dilakukan[3].
Kegiatan
menyimak yang baik menurut Hindun[4] menyangkut
sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian, dan
motivasi yang harus dikerjakan secara intergral dalam tindakan yang optimal
pada saat kegiatan menyimak berlangsung baik menyimak intensif maupun
ekstensif. Menimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu kegiatan
yang jauh lebih diawasi, dikontrol pada satu hal tertentu baik dari program
pengajaran bahasa maupun pemahaman serta pengetahuan umum secara kritis,
konsentratif, kreatif, eksploratif,
introgatif, dan selektif. Sedangkan menymak ekstensif ialah proses menyimak
yang diakukan hanya karena kebetulan dan tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan biasanya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya: menyimak radio,
televisi, pengumuman, orang berbicara, dsb.
Untuk
meningkatkan kemampuan menyimak dapat dilaksanakan pembelajaran kontekstual
dengan menghendaki proses pramenyimak, rekonstruksi, analisis, dan koreksi
dengan tidak mengabaikan tahapan proses menyimak yaitu: mendengarkan,
mengidentifikasi, menginterpretasi, memahami, meilai, dan menanggapi. Kegiatan
pembelajaran akan disesuaikan dengan pertimbangan-pertimbangan yang akan
dijelaskan pada poin selanjutnya.
PERTIMBANGAN DALAM MENGAJAR MENYIMAK
Menyimak
menurut Hindun[5]
adalah kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap dengan
medium dengar maupun medium pandang. Agar siswa mampu melakukan kegiatan
menyimak maka perlu adanya pengajaran dan pemberian kegiatan sesuai dengan
pertimbangan yang ada. Terdapat beberapa kerangka yang telah diusulkan untuk
digunakan dalam mengorganisasikan kegiatan-kegiatan menyimak. Kegiatan menyimak
dapat dibagi berdasarkan dua jenis proses yang telihat dalam pemahaman
menyimak, yaitu pengolahan secara bawah-atas dan pengolahan secara atas-bawah.
Syukur Ghazali[6]
menyebutkan bahwa pengolahan secara bawah-atas (bottom up) adalah
pengolahan informasi yang ditujukan pada unsur-unsur tertentu dari teks seperti
bunyi, kata, anak kalimat, dan ucapan tertentu yang dapat dianalisa pada
beberapa level organisasi sampai makna dari pesan tersebut dapat dipahami.
Terdapat
beberapa latihan yang memerlukan pengolahan secara bottom up yang betujuan untuk mengembangkan kemampuan pembelajar
untuk menguasai hal-hal sebagai berikut: 1) Mengingat
input ketika input sedang diolah; 2) Mengenali pemenggalan-pemenggalan kata; 3)
Mengenali kata-kata kunci dalam ucapan; 4) Mengenali transisi-transisi dalam
wacana; 5) mengunakan pengetahuan tentang pola-pola urutan kata; 6) Mengenali hubungan tatabahasa
antar unsur-unsur utama dalam kalimat; 7) Mengenali fungsi dari tekanan kata
dalam kalimat; 8) Mengenali fungsi dari intonasi dalam kalimat.
Pembelajar
dalam hal ini juga dituntut untuk melakukan tugas-tugas dalam beberapa latihan
agar mampu mengasai kemampuan menyimak. Tugas-tugas tersebut yaitu: 1) Mengidentifikasi apa yang
dirujuk oleh pronomina-pronomina (kata ganti orang atau benda) di dalam sebuah
percakapan; 2) Mengenali apakah sebah alimat berbentuk aktif ataupun pasif; 3) Membedakan
antara kalimat yang mengandung kata kerja kausatif (bentuk kata kerja yang
menyatakan sebab/ menjadikan) atau kata kerja non-kausatif; 4) Mengidentifikasi
konstituen-konstituen utama dalam sebuah kalimat, seperti subjek dan objek,
kata kerja dan adverb; 5) Membedakan antara kata yang menggunakan auxiliary
verb (kata kerja bantu) dengan yang tidak menggunakan auxiliary verb; 6) Mengenali
penggunaan tekanan kategori ntuk menandai dimana letak fokus informasi dalam
sebuah kalimat; 7) Membedakan kalimat-kalimat yang bentuk tense-nya berbeda
tapi kedengarannya mirip; 8) Mengidentifikasi preposisi-preposisi (kata depan)
yang digunakan dalam kalimat yang diucapkan dengan cepat; 9) Mengenali
penanda-penanda urutan (sequence marker); 10) Membedakan antara pertanyaan
ya/tidak dengan pertanyaan yang membutuhkan penjelasan.
Sedangkan pengolahan secara top down processing menururt Syukur
Ghazali[7]
adalah strategi dimana pengetahuan latar belakang pembelajar digunakan oleh si
pembelajar untuk memahami makna dari sebuah teks. Pengetahuan lata belakang ini
bisa berupa skrip, pengetahuan tentang ciri teks tertentu, informasi tentang
topik tertentu, atau pengalaman pribadi. Latihan-latihan yang memerlukan proses
atas bawah dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pembelajar untuk menguasai
hal-hal berikut: 1) Menggunakan
kata-kata kunci untuk menyusun skema dari wacana; 2) Menyusun rencana dan skema
dari unsur-unsur dalam sebuah wacana; 3) Menduga apa yang menjadi topik dari
sebuah wacana; 4) Menduga kelanjutan dari sebuah kejadian; 5) Menduga apa
penyebab atau dampak dari sebuah kejadian; 6) Menduga apa yang menjadi kondisi
dari sebuah kejadian biarpun kondisi-kondisi itu tidak disebutkan dalam teks;
7) Menduga bagaimana urutan dari kejadian; 8) Menduga hal apa saja yang dibandingkan
dalam sebuah teks; 9) Membedakan antara makna harafiah (terjemahan atau arti
perkata) dengan makna figuratif (bersifat kiasan atau lambang); 10) Membedakan
antara fakta dengan pendapat.
Latihan-latihan
yang dimaksudkan untuk melatih siswa menguasai kemampuan-kemampuan diatas bisa
dirancang dengan menggunakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Mendengarkan potongan dari
sebuah percakapan kemudian menduga apa yang menjadi topik dari percakapan itu;
2) Melihat gambar kemudian mendengarkan percakapan selanjutnya mencocokan antara
gambar dengan percakapan itu; 3) Mendengarkan percakapan dan menduga dimana
percakapan itu terjadi; 4) Membaca beberapa pokok yang hendak diangkat dalam
percakapan lalu menentukan urutan dan kemunculan topik itu disepanjang
percakapan yang didengar siswa; 5) Membaca informasi tentang sebuah topik lalu
mendengarkan kuliah mengenai topik tersebut kemudian memeriksa apakah informasi
yang telah ia baca itu disebutkan dalam kuliah itu atau tidak; 6) Membaca
percakapan telepon yang dlakukan seorang penutur dan kemudian menduga apa saja
yang dilakukan lawan bicara dari si penutur dan kemudian mendengarkan secara
lengkap keseluruhan pembicaraan telepon tersebut; 8) Melihat pada gambar dari
orang-orang yang sedang berbicara dan kemudian menebak apa yang dikatakan
orang-orang itu dan kemudian mendengarkan percakapan mereka; 9) Mendengar
sepotong cerita dan siswa diminta meneruskan cerita itu kemudian siswa mendengarkan
cerita itu secara lengkap; 10) Menebak apa isi berita berdasarkan headline dari
berita itu lalu mendengarkan siaran berita dari headline itu.
Guru
dalam membelajarkan keterampilan menyimak perlu memperhatikan fungsi-fungsi
interaksional dan transaksional. Penggunaan bahasa secara interaksional adalah
penggunaan bahasa untuk keperluan sosial dari bahasa seperti memberi salam,
memberi pujian, bergurau, menggunakan penanda-penanda jarak sosialantarpenutur
dan melewatkan waktu. Sementara penggunaan bahasa secara transaksional adalah
ketika bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, seperti misalnya memberi
petunjuk, memberi nasehat, meminta sesuatu, memberikan kuliah tentang topik
tertentu dan memberikan informasi tentang berita tertentu.
Selain
fungsi-fungsi diatas diperlukan rancangan tugas-tugas dalam menyimak. Lund (1990)
dalam bukunya Syukur Ghazali[8]
mengklasifikasikan ke dalam lima unsur yaitu: 1) Fungsi-fungsi atau aspek-aspek dari pesan yang
dapat diproses oleh pendengan, yaitu: a. identifikasi pesan; b. orientasi dari
pesan c. pemahaman terhadap ide utama dari pesan; d. pemahaman terhadap
rincian-rincian dari pesan; e. pemahaman secara penuh terhadap pesan; f. replikasi;
2) Pendengar dapat memberikan respon lewat ssalah satu dari sembilan
kemungkinan reaksi berikut ini: a) memberikan reaksi secara fisik dengan
memberikan sesuatu; b) memberi reaksi dengan memilih sesuatu; c) memberi reaksi
dengan mentransfer; d) memberi reksi dengan menjawab pertanyaan tentang teks;
e) memberi reksi dengan memampatkan pesan; f) memberi reaksi dengan memperluas
teks; g) menduplikasi pesan ke dalam bentuk lain; h) membuat laporan tentang
sebuah ciri tertentu dari teks; i) bercakap-cakap secara interaktif dengan
rekan mengenai isi dari sebuah teks lisan tertentu: (1) Tipe dari teks, seperti
iklan, berita, percakapan, dan memesan; (2) Topik dari teks, seperti makanan,
pakaian, perjalanan, belanja, atau menonton; (3) Metode dari penyajian teks,
seperti penggunaan kegiatan pra menyimak, video, rekaan audio atau naskah
tertulis.
Untuk
menerapkan tugas-tigas tersebut diatas maka guru perlu membuat suatu tujuan dan
indikator agar apa yang diajarkan memiliki arah yang jelas. Tujuan yang
dimaksud berupa melatih siswa untuk menggunakan pendekatan atas-bawah atau
bawah-atas atau memilih siswa untuk menggunakan bahasa interaksional maupun
transaksional. Selain tujuan diatas akan sangat baik jika pembelajaran
ketrampilan menyimak sebelum diajarkan dilakukan perencanaan terlebih dahulu
dengan membuat silabus dan perangkatnya. Silabus yang digunakan perlu dirancang
agar memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk memahami bahasa lewat enam
fungsi dan sembilan cara memberikan reaksi terhadap teks lisan. Selain perencanaan
silabus pembuatan topik sesuai perkembangan siswa juga penting untuk menawarkan
berbagai jenis teks yang sesuai. Syukur Ghazali[9]
menyebutkan 4 urutan perencanaan yang melibatkan keterampilan lain seperti
berbicara dan menulis: 1) Tahap
persiapan atau pra- pengajaran: a) Siswa mendengarkan pengantar singkat teks
yang akan di dengar; b) Siswa nediskusikan apa kira-kira isi dari teks, kosa
kata, bagaimana strukturnya, pengorganisasiannya yang akan ia dengar. Tujuannya adalah agar
siswa mengetahui latar belakang, skemata atau skrip yang dimilikinya; 2) Tahap
menyimak secara sekilas (skimming dan scanning): a) Siswa mendengarkan teks dengan tujuan untuk
menangkap garis besar dari isi teks tersebut; b) Siswa mencari informasi
tertentu dari dalam teks dengan teknik scaning; 3) Tahap pemahaman; a) Siswa menerima masukan yang
diberikan dengan cara memeriksa pemahaman siswa terhadap keseluruhan teks; b) Memberikan
latihan pemahaman baik secara lisan maupun tulisan dengan cara membuat judul
teks, menulis ringkasan, atau melengkapi kalimat yang kosong dalam teks; 4) Tahap
transfer/ integrasi keterampilan: a) Siswa menjabarkan teks yang ia dengar ke
dalam bahasa lisan maupun tulisan; b) Siswa menjabaekan teks dengan cara
mengungkapan perasaan dan sikap mereka mengenai topik lewat bermain peran, wawancara,
membuat sketsa karakter atau esai tertulis.
Urutan
perencanaan diatas selain mengekstraksi makna dari wacana tertulis juga
memungkinkan siswa untuk menerapkan beberapa strategi kognitif yang diarah kan
agar dapat menemukan pesan dari si penutur. Cara tersebut diharapkan bahwa para
pendengar bisa: 1) Memprediksi atau mengantisipasi materi dari pesan ketika
merekamelakukan tahap pra-menyimak atau persiapan; 2) memantau
kekuarangan-kekurangan pada pesan yang mereka dengar berdasarkan pada makna
yang sudah mereka siapkan selama tahap menyimak sekilas; 3) menentukan mana
aspek yang relevan dengan mengabaikan aspek yang tidak relevan dari pesan
selama tahap pemahaman; dan 4) memeriksa akurasi dari pemahaman, terutama pada
tahap pemahaman dan tahap transfer.
Dalam
keterampilan menyimak akan sangat bermanfaat bagi siswa jika guru selalu
melatih siswa untuk meingkatkan kemampuan mendengar dalam jumlah besar.
Ketrampilan menyimak sangat erat sekali kaitannya dengan mendengar, untuk itu
guru harus banyak memberi jenis wacana lisan yang otentik dengan menggunakan
sarana audio dan video. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam memberikan materi lewat audio dan video, yaitu: 1) Rekaman harus
menggunakan kosakata yang dikenali oleh siswa dan tidak membuat siswa bingung;
2) Perlu adanya tahapan level yang berkelanjutan agar siswa memahami isi
rekaman dengan benar; 3) Menyesuaikan kecepatan percakapan atau ucapan-ucapan
dalam rekaman atau video sesuai kemampuan pendengar atau siswa; 4) Video atau
rekaman sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan dan latar belakang siswa; 5) Menggunakan
aturan dan tatabahasa yang sebelumnya siswa sudah mengetahui dan menguasainya.
Seperti
yang dijelaskan diatas, bahwa untuk mengajarkan dan memberikan tugas-tugas agar
siswa menguasai keterampilan menyimak maka sangat dibutuhkan perencanaan dan
silabus. Rencana yang dibuat tentunya berdasarkan atas tujuan yang telah diatur
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Sedangkan untuk mengetahui apakah
siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran keterampilan menyimak maka diperlukan
adanya evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur keterampilan menyimak
siswa terhadap suatu teks topik tertentu sesuai dengan perkembangannya. Ada
beberapa caya yang dapat digunakan oleh guru dalam mengevaluasi siswa,
misalnya, pilihan ganda, mengisi kalimat kosong, pertanyaan benar dan salah,
mencocokan kalimat dan mengatur kalimat ke dalam urutan yang tepat. Tugas-tugas
tersebut tidak memberikan beban produksi bahasa yang terlalu berat bagi siswa.
Sedangkan tugas-tugas seperti menjawab
pertanyaan terbuka, membuat ringkasan lisan/tertulis, menebak akhir cerita,
memprediksi kelanjutan cerita, dan menentukan penyebab kejadian dalam cerita
adalah tugas yang membebani siswa karena produksi bahasa yang terlalu tinggi.
MERANCANG
TUGAS MENYIMAK
Sebelum
merancang tugas keterampilan menyimak maka guru dalam hal ini harus mengetahui
perbedaan antara menyimak dan mendengar. Hindun[10] menjelaskan
bahwa kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa
sebagai sasarannya, sedangkan mendengar dan mendengarkan sasarannya dapat
berupa bunyi apa saja. Dengan demikan guru akan mengetahui penggunaan kata
menyimak dan mendengarkan dalam sebuah kalimat. Sehingga tidak muncul kalimat
seperti “ Mulyono sedang menyimak deru pesawat terbang di angkasa. Tugas menyimak bisa dirancang untuk berbagai
macam tujuan. Tugas menyimak bisa dilakukan dengan stategi atas-bawah atau
bawah-atas. Tugas menyimak juga bisa menggunakan (1) berbagai jenis teks
seperti pengumuman, radio, lagu, dialog yang direkam, deskripsi lisan dengan
diberi media visual, (2) berbagai macam topik seperti makanan, cuaca, keluarga,
olahraga, (3) berbagai fungsi bahasa, seperti memberi informasi, memberi
peringatan, berusaha meyakinkan lawan bicara, memberi petunjuk arah, (4)
berbagai struktur wacana, dan (5) berbagai unsur linguistik. Biasamya siswa
diberi tugas untuk: 1) Membuat
ringkasan; 2) Menjawab
pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pemahaman; 3) Menyimak secara selektif; 4) Membuat gambar berdasarkan
deskripsi dalam teks lisan; 5) Membuat
dramatisasi terhadap teks lisan dengan memnggunakan gambar atau obyek nyata; 6) Melaporkan secara lisan
tentang pokok dari tes lisan; 7) Membuat
garis besar dari teks lisan; 8) Megisi
bagan berdasarkan teks lisan; 9) Mengulangi
bahasa yang digunakan dalam teks lisan; 10) Mengajukan
pertanyaan tentang isi dari teks lisan; 11) Membuat
dialog berdasarkan isi dari teks lisan; 12) Membuat
teks lisan yang mirip dengan teks lisan yang sudah didengarkan.
Ke
dua belas tugas menyimak tersebut menggunakan banyak jenis teks lisan, menggunakan banyaj jenis Perilaku dan
strategi kognitif dari pembelajar. Berikut akan disajikan tabel
komponen-komponen dari tugas menyimak:
Jenis
teks
|
Tujuan
pembelajaran
|
Ketrampilan
menyimak
|
Perintah
|
Melaksanakan
perintah
|
Mengenali
perintah secara lisan dan melaksanakanya
|
Memberi
petunjuk
|
Membuat
gambar
|
Menterjemahkan
dari lisan ke visual
|
Memberi
deskripsi dengan bantuan visual
|
Melengkapi
kalimat
|
Menghubungkan
informasi
|
Percakapan
|
Memeriksa
pokok pokok percakapan
|
Mengingat
secara selektif
|
Pengumuman
di radio
|
Memberi
label pada peta
|
Memecahkan
masalah/mendemonstrasikan menterjemahkan informasi lisan menjadi informasi
visual
|
Narasi
|
Menyusun
gambar
|
Menterjemahkan
informasi lisan menjadi visual
|
Narasi
|
Mengisi
bagan
|
Mengklasifikasikan
informasi
|
Percakapan telepon
|
Membuat
catatan
|
Menceritakan
kembali dengan kata-kata ;ain
|
Percakapan
|
Menjawab
pertanyaan-pertanyaan pemahaman
|
Mengingat
kembali rincian informasi
|
Iklan televisi
|
Menganalisa
pesan
|
Mengevalusai
informasi
|
Tugas-tugas
A, B, F, dan J dalam tabel tersebut tidak memerlukan interaksi dengan teks
tertulis. Tugas G dan H dilakukan dengan meminta siswa menulis dan pemeriksaan
pemahaman. Untuk tugas C dan I dilakukan dengan meminta siswa membaca. Tugas J
juga dapat dilakukan melalu diskusi kelompok. Perlu diperhatikan urutan-urutan
perilaku untuk tiap-tiap tugas dapat divariasikan, misalnya: 1) Mendengarkan lalu memberikan
respon non verbal; 2) Mendengarkan
lalu membaca dan memberikan respon lisan; 3) Mendengarkan
lalu menulis dan memberikan respon lisan; 4) Mendengarkan
lalu melakukan permainan peran; 5) Mendengarkan
lalu berinteraksi dengan rekan yang
kemudian memecahkan masalah.
Beberapa
tugas menyimak memerlukan tugas pra menyimakuntuk memperkenalkan siswa pasa
informasi-informasi yang relevan dengan budaya, kosakata atau struktur dari
genre teks. Setelah tugas membaca selesai dilakukan, dapat diberikan
kegiatan-kegiatan pasca menyimak dengan memberikan respon terhadap teks secara
personal dengan cara menghubungkan teks tersebut dengan pengalaman pribadi mereka,
minat, dan hal-hal yang dianggap penting. Misalnya, siswa mendengarkan lagu dan
dapat menulis beberapa kalimat yang mencurahkan isi dari lirik lagu.
Guru
perlu mengingat 3 aspek dari menyimak, yaitu: (1) jenis input, (2) bantuan yang
didapatkan siswa dari konteks, (3) jenis tugas yang dilakukan. Jenis input yang
dapat bersifat statis, dinamis maupun abstrak. Sebuah teks statis seperti teks
memberi petunjuk arah kepada seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Teks
dinamis mendeskripsikan sebuah kejadian atau peristiwa. Teks abstrak merupakan
teks yang memfokuskan pada pendapat dan keyakinan seseorang.
CONTOH RANCANGAN TUGAS
Rencana
tugas menyimak dengan keterampilan gerak tubuh
Syukur
Ghazali[11]
mencontohkan beberapa perencanaan tugas yang disusun secara teratur sesuai
silabus, diantaranya:
Tugas A
Tugas
|
Mengenali
dan melaksanakan perintah-perintah lisan
|
Genre/
Jenis teks
|
Memberikan
perintah secara lisan
|
Topik
|
Bagian-bagian
tubuh
|
Fungsi
|
Menjalankan
perintah dan memberikan perintah tentang tindakan tertentu
|
Unsur
linguistik
|
Preposisi
penanda tempat, kata kerja tindakan, kosakata mengenai bagian-bagian tubuh
|
Tujuan
|
Siswa
melaksanakan perintah lisan dari guru yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan kemudian siswa saling memberikan perintah kepada teman-temannya.
|
Prosedur
|
Guru
memberikan contoh dari perilaku di depan kelas:
1.
Berdiri
2.
Letakkan tangan kiri pada kepala
3.
Tutup matamu
4.
Buka mulutmu
5.
Sentuh lutut kirimu dengan tangan kanan
6.
Tersenyum
7.
Melompat-lompat
8.
Duduk dimeja
Kemudian
guru memberikan instruksi kepada seluruh siswa di kelas. kemudian siswa
memberikan perintah kepada temannya.
|
Tugas B
Tugas
|
Membuat
gambar berdasarkan deskripsi lisan
|
Genre/
Jenis teks
|
Deskripsi
lisan
|
Topik
|
Lingkungan
fisik
|
Fungsi
|
Mengikuti
perintah dan memberikan informasi kepada orang lain
|
Unsur
linguistik
|
Frase-frase
lokatif (penanda tempat), kata benda (danau, pohon, burung, ikan, karang,
matahari), artikel
|
Tujuan
|
Siswa
membuat gambar berdasarkan deskripsi yang dibacakan guru tentang sebuah
tempat
|
Prosedur
|
Guru
di depan kelas membacakan perintah bagi siswa:
1.
Gambar sebuah danau di tengah kertas.
2.
Gambar dua pohon di kanan danau
3.
gambarlah ikan di tengah danau
4.
Gambarlah matahari di atas danau
5.
Gambarlah sebuah awan di dekat pohon
6.
gambarlah tiga ekor burung di dekat awan
7.
Gambarlah rumput di sekitar danau
Para
siswa kemudian diminta menunjukkan gambarnya kepada seluruh siswa dan
mendeskripsikan apa yang ada dalam gambar tersebut.
|
Tugas C
Tugas
|
Memperhatikan
informasi tertentu
|
Genre/
Jenis teks
|
Presentasi
lisan dengan bantuan media sosial
|
Topik
|
Perabotan
dalam rumah
|
Fungsi
|
Mengidentifikasi
lokasi dari perabotan dalam sebuah kamar
|
Unsur
linguistik
|
Frase-frase
preposisional, kata kerja “poner”, prabot ruangan
|
Tujuan
|
Siswa
mengidentifikasi letak dari perabotan setelah mendengar deskripsi secara
lisan
|
Prosedur
|
Siswa
diberi sebuah gambar denah dari sebuah kamar dimana digambarkan ada beberapa
perabotan-perabotan yang terletak di dalamnya. Agar tujuan tadi bisa
tercapai, siswa perlu diberi pemanasa/ kegiatan pra-menyimak untuk memastikan
bahwa siswa benar-benar memahami frase-frase preposisional ini sebaiknya
dituliskan di papan tulis. Guru membacakan berbagai macam pernyataan benar
salah mengenai posisi dari berbagai perabotan kamar itu dalam bahasa target.
Seorang siswa memberi jawaban benar dan salah secara lisan dan jawaban
tentang posisi yang benar dari prabotan yang diberikan oleh siswa lain dalam
bahasa target.
|
Rencana
ugas menyimak dengan keterampilan lain
Menyimak
dengan Berbicara
Kegiatan
untuk meingkatkan keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan keterampilan
lain seperti membaca. Ada berbagai kegiatan atau tugas khususnya untuk siswa
sekolah dasar dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara secara
bersamaan, diantaranya: 1) Untuk
kelas rendah misalnya guru di depan siswa memperagakan percakapan perkenalan
kemudian siswa diminta menirukan kegiatan tersebut bersama siswa lain; 2) Untuk
kelas tinggi misalnya guru menceritakan sebuah cerita rakyat sedangkan siswa menyimak
dengan seksama. Setelah selesai siswa diminta menceritakan kembali di depan
umum cerita yang sama dengan bahasa sendiri. Dibawah
ini merupakan rencana tugas yang ada kaitannya antara keterrampilan menyimak
dan berbicara.
Tugas
|
Berbicara
di telepon
|
Genre/
Jenis teks
|
Deskripsi
lisan
|
Topik
|
Memperkenalkan
diri di telepon
|
Fungsi
|
Memahami
kalimat-kalimat perkenalan
|
Unsur
linguistik
|
Kalimat-kalimat
pertanyaan, menjawab pertanyaan.
|
Tujuan
|
Siswa
mampu bertanya dan juga menjawab dari percakapan yang disimak.
|
Prosedur
|
Langkah
awal siswa diperlihatkan video percakapan melalui telepon selanjutnya guru
memperagakan cara berkenalan dengan salah satu siswa di depan. Setelah itu
guru meminta siswa untuk memperagakan bersama teman satu bangku dengan
percakapan pokok:
1.
Tentang nama
2.
Tentang tempat tinggal
3.
Tentang kesukaan
4.
Pekerjaan orang tua
5.
Mata pelajaran yang kamu suka
Setiap
siswa harus memiliki jawaban yang berbeda
|
Evaluasi
dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk memperagakan sebuah
percakapan melalui telepon di depan kelas sesuai contoh yang sebelumnya
diperagakan oleh guru dengan menilai kelengkapan kalimat inti yang harus ada
pada percakapan, kesesuaian kosa kata yang digunakan, dan relefansi jawaban
yang disampaikan.
Menyimak
dan membaca
Membaca
merupakan keterampilan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan
melisankan atau di dalam hati. Kegiatan membaca dan menyimak dapat dilakukan
secara bersamaan. Ada beberapa tugas untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dan membaca secara bersamaan, diantaranya: 1) Siswa
diminta membaca teks yang ada dalam buku atau lembar kerja sedangkan guru dalam
waktu bersamaan menjelaskan teks tersebut secara lisan. Siswa diminta membaca
sekaligus menyimak apa yang sedang disampaikan oleh guru; 2) Siswa diminta
melihat teks yang ada dalam slide show di depan kelas. Disaaat bersamaan guru
menjelaskan isi dari teks slide show yang diperhatikan siswa. Dibawah ini rancangan tugas
yang meningkatkan keterampilan menyimak dan membaca di sekolah dasar.
Tugas
|
Membaca teks berantai
|
Genre/ Jenis teks
|
Teks tertulis
|
Topik
|
Kisah wali songo
|
Fungsi
|
Memahami cerita yang disampaikan oleh taman
dan dibaca oleh sendiri.
|
Unsur linguistik
|
Memahami inti kalimat dalam paragraf, dan
tanda baca.
|
Tujuan
|
Siswa mampu melanjutkan potongan bacaan
setelah menyimak sesuai dengan alur cerita dalam teks.
|
Prosedur
|
Langkah awal siswa diberi teks bacaan
mengenai cerita wali songo. Guru menjelaskan sistematika kegiatan yang akan
dialkukan siswa. Salah satu siswa ditunjuk dari pojok atas maupun bawah untuk
memulai membaca dan siswa lain menyimak dengan seksama, Guru meminta siswa
yang sedang membaca untuk berhenti di tengah cerita dan dilanjutkan oleh
teman lain yang ditunjuk guru. Kegiatan tersebut tersu diulang sampai cerita
kisah wali songo selesai.
|
Evaluasi
dilakukan oleh guru dengan mengamati siswa yang menyimak bacaan teman dan
kesesuaian lanjutan bacaan. Siswa yang rendah dalam menyimak akan kesulitan
melanjutkan bacaan dari teman. Sedangkan ketrampilan membaca dapat diamati dari
kecepatan, dan kesesuaian dengan tanda baca.
Menyimak
dan menulis
Kegiatan
menyimak dan menulis sering kali dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
informasi. Seseorang meski dalam keadaan sehat dan memiliki keterampilan
menyimak yang bagus hanya akan mendapatkan 50% informasi dari hasil menyimak.
Untuk itu sebagian besar orang menggabungkan keterampilan menyimak dan menulis
untuk mendapatakan informasi secara utuh. Dalam proses pembelajaran biasanya
siswa akan memperhatikan guru berbicara atau menjelaskan dan ketika dirasa ada
informasi pentik siswa langsung menulisnya dalam buku, Kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang menggabungkan keterampilan menyimak dan menulis.
Berikut terdapat beberapa tugas yang meningkatkan keterampilan menyimak dan
menulis secara bersamaan: 1) Guru bercerita mengenai kegiatan sehari-hari
seorang anak dan siswa diminta menyimak apa yang diceritakan. Guru kemudian
tidak menyelesaikan cerita tersebut dan meminta anak untuk menyelesaikan cerita
sesuai keinginannya masing-masing; 2) Guru menceritakan dongeng malin kundang
dan siswa diminta untuk memperhatikan. Setelah selesai dongeng tersebut
diceritakan oleh guru kemudian siswa diminta untuk menulis kembali cerita
tersebut dengan bahasa sendiri. Dibawah ini rancangan tugas yang meningkatkan
keterampilan menyimak dan Menulsi di sekolah dasar.
Tugas
|
Menulis lanjtan cerita
|
Genre/ Jenis teks
|
Deskripsi lisan
|
Topik
|
Kisah tangkuban prahu
|
Fungsi
|
Memahami cerita dari guru dan menulis akhir
cerita.
|
Unsur linguistik
|
Memahami inti kalimat dalam paragraf, dan
tanda baca.
|
Tujuan
|
Siswa mampu melanjutatkan potongan cerita
dengan menulis.
|
Prosedur
|
Guru meminta siswa untuk memperhatikan
cerita yang akan disampaikan dan sebelumnya siswa menyiapkan peralatan tulis
terlebih dahulu. Siswa memperhatikan dengan seksama cerita tentang kisah
tangkuban perahu. Guru tidak menceritakan kisah tersebut secara utuh
melainkan cerita tersebut dilanjutkan oleh siswa dengan menulis sesuai
kemampuan masing-masing. Kisah yang
disampaikan oleh guru tersebut selanjutnya ditulis kembali oleh siswa sesuai
dengan pemahamannya.
|
Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui kemampuan menyimak dan menulis siswa. Kemampuan
menyimak dapat dilihat dari tingkat kesesuaian antara yang dibacakan atau
diceritakan oleh guru dengan yang ditulis oleh siswa. sedangkan kemampuan
menulis dapat dilihat dari penggunaan kata baku dan tidak baku, kesesuaian
penggunaan kata, kalimat, dan paragraf, menggnakan tanda baca yang tepat, dan
penggunaan kata yang sama.
KESIMPULAN
Kegiatan
menyimak bisa berbeda jauh satu sama lain tergantung pada situasinya (bandara,
hotel, teater, toko swalayan), topik (cuaca, berbelanja, makanan, politik),
pesertanya (teman,orang asing, penyedia layanan, anak-anak) dan genre/jenis
teksnya (pengumuman publik, berita, kuliah, percaakapan, lagu). Bahasa lisan
memiliki banyak ciri yang berbeda dari teks tulis seperti penggunaan bentuk
yang direduksi, memulai kata-kata yang terhenti di tengah jalan, keraguan, dan
perulangan.
Pemahaman
terhadap teks lisan melibatkan unsur-unsur linguistik dan non linguistik,
termasuk didalamnya skemata/skrip baik yang berupa skemata tekstual maupun
skemata materi. Isyarat-isyarat kontekstual atau visual bisa digunakan namun
dalam kadar yang terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali, seperti yang
terjadi pada situasi-situasi non interaksional seperti program radio dan
pengumuman di stasiun kereta api. Bukti-bukti dari peneltian menunjukkan bahwa
perbedaan-perbedaaan besar antara situasi pemahaman menyimak yang satu dengan yang
kain disebabkan oleh cara pendengar mengolah input lisan, cara mereka
menggunakan skemata dan isyarat-isyarat kontekstual dan cara guru menyajikan
tuugas-tugas menyimak. Guru dpat membantu pembelajar dengan mengembangkan
tugas-tugas menyimak dan dengan menghubungkan kegiatan menyimak dengan
kemampuan bahasa lain.
Kegiatan
menyimak dapat diorganisasikan berdasarkan level profisiensi, sosiokultulal,
dan berdsarkan prosen bawah-atas atau atas-bawah. Kegiatan menyimak apat
distruktur berdasarkan aspek fungi, topik, jenis teks, respon pendengar, dan
metode presentasi. Tahapan proses menyimak diawali dengan kegiatan pra
menyimak/persiapan. Tahap berikutnya yaitu dengan membaca sekilas, kemudian
tahap pemahaman. Tahap selanjutnya yaitu tahap transfer/integrasi ketrampilan.
[1] Hindun. 2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/
Sekolah Dasar. Depok: Naufa Citra Mandiri. Hal. 187
[2] (Tarigan, 1990: 26) Ibid.
hal. 188
[3] Depdiknas 2006 tentang KTSP
[4] Hindun.
2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar. Depok: Naufa Citra
Mandiri. Hal. 190
[5] Ibid. hal. 182
[6] Syukur Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan
Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Rafika Aditama. Hal. 181
[7] Ibid. hal 182
[8] Ibid. hal 184
[9] Ibid. hal 184
[10] Hindun.
2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar. Depok: Naufa Citra
Mandiri. Hal. 192
[11] Syukur Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan
Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Rafika Aditama. Hal. 193-195
Tidak ada komentar:
Posting Komentar