Ditinjau
dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan
membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi 2 yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Membaca Nyaring (Membaca Bersuara)
Membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat
menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran,
perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Keterampilan
yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya
adalah: 1) Menggunakan ucapan yang
tepat; 2) Menggunakan frase yang tepat; 3) Menggunakan intonasi suara
yang wajar; 4) Dalam
posisi sikap yang baik; 5) Menguasai tanda-tanda baca; 6) Membaca dengan terang dan
jelas; 7) Membaca dengan penuh
perasaan, ekspresif; 8) Membaca
dengan tidak terbata-bata; 9) Mengerti
serta memahami bahan bacaan yang dibacanya; 10) Kecepatan
bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya; 11) Membaca dengan tanpa
terus-menerus melihat bahan bacaan; 12) Membaca
dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Membaca Dalam Hati
Membaca
dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi
bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut: a) Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun; b) Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala; c) Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring; d) Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk; e) Mengerti dan memahami bahan bacaan; f) Dituntut kecepatan mata dalam membaca; g) Membaca dengan pemahaman yang baik; h) Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut: a) Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun; b) Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala; c) Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring; d) Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk; e) Mengerti dan memahami bahan bacaan; f) Dituntut kecepatan mata dalam membaca; g) Membaca dengan pemahaman yang baik; h) Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Secara
garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua: 1) Membaca intensif adalah
teknik membaca yang dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang
bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi
sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca secara cermat.
Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal
menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai berikut: a) Membaca dengan jeli sehingga
dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal lain; b) Mempertimbangkan
kemampuan diri dan kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri
menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan; c) Mempertimbangkan
referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang akan
didiskusikan; d) Membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Tujuannya
untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu sampai kepada bagian yang
sekecil-kecilnya.
Yang
termasuk dalam membaca intensif adalah: Pertama, Membaca Telaah Isi: a) Membaca Teliti, membaca jenis ini sama
pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca
dengan teliti bahan-bahan yang disukai; b) Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah
sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau
norma-norma kesastraan (literary
standards), resensi kritis (critical
review), dan pola-pola fiksi (patterns
of fiction); c) Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan
secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan
keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun
makna balik baris; d) Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin
mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan; e) Membaca
kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna
tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil
membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
Kedua, membaca
Telaah Bahasa: a) Membaca
Bahasa (Foreign Language Reading). Tujuan utama membaca bahasa
adalah memperbesar daya kata (increasing
word power) dan mengembangkan kosakata (developing
vocabulary); b) Membaca
Sastra (Literary Reading) dalam membaca sastra
perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.
Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu
karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan
antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
Ketiga, membaca ekstensif adalah
membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi: a) Membaca Survai (Survey Reading) adalah
kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang
akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam
membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut: (1) Memeriksa judul bacaan atau buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak (jika ada); (2) Memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada; (3) Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada); b) Membaca Sekilas (Skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menemukan informasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah mewakili informasi yang ingin diketahui. Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut: (1) Jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut; (2) Baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut; (3) Jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya; c) Membaca Memindai (Scanning), yaitu teknik membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain, melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia; d) Membaca Dangkal (Superficial Reading) pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut: (1) Memeriksa judul bacaan atau buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak (jika ada); (2) Memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada; (3) Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada); b) Membaca Sekilas (Skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menemukan informasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah mewakili informasi yang ingin diketahui. Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut: (1) Jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut; (2) Baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut; (3) Jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya; c) Membaca Memindai (Scanning), yaitu teknik membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain, melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia; d) Membaca Dangkal (Superficial Reading) pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
Teknik
Membaca
Adapun
teknik membaca yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut:[1] Pertama, Teknik
Membaca Pre Reading Plan (PreP), dikembangkan oleh Larger
pada tahun 1091 dengan tujuan memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengemukakan gagasan yang ada dalam gagasan.
Menyediakan suatu prosedur bagi guru untuk mengukur pengetahuan murid dan prosedur penggunaan teknik Pre Reading Plan (PreP), melibatkam murid dalam
diskusi kelompok dan menganalisis tanggapan murid).
Kedua, SQ3R, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut: Survey (penelaahan atau pendahuluan), Question (bertanya), Read (baca), Recite (mengutarakan kembali) dan Review (mengulang kembali). Teknik
SQ3R sangat membantu kita dalam menyerap informasi tertulis. Teknik ini
menggunakan metode penahapan dalam membaca: 1) Survey, proses pemindaian
terhadap daftar isi, pendahuluan, bab pertama atau pengantar dan bagian
ringkasan untuk mendapatkan gambaran umum isi buku. Tujuan survei adalah
sebagai berikut: a) Mempercepat menangkap arti; b) Mendapatkan abstrak, c) Mengetahui ide-ide
penting; d) Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan; e) Mendapatkan minat
perhatian yang seksama terhadap bacaan; f) Memudahkan mengingat lebih banyak
dan memahami lebih mudah; 2) Question, membuat daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan bahan-bahan yang sedang dicari. Pertanyaan ini
dapat digunakan sebagai tujuan utama di dalam membaca buku tersebut; 3) Read, proses membaca isi buku dengan melewati
bagian yang kurang menarik. Ketika sampai bagian yang dapat digunakan sebagai
bahan penulisan, bacalah dengan cermat; 4) Recite, ketika membaca uraian yang dibutuhkan, maka pahami isinya dan
ingat-ingatlah bagian itu. Simpanlah kata-kata kunci di dalam ingatan. Proses
ini sangat penting jika akan melakukan parafrasa bacaan tersebut sehingga tidak
melanggar hal cipta karena melakukan plagiat; 5) Review, setelah mengingat-ingat, dapat
mengulas materi yang didapatkan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan membaca
ulang uraian dalam buku tersebut, mengembangkan catatan atau mendiskusikannya
dengan orang lain. Cara lain yang sangat efektif adalah mengajarkan informasi
itu kepada orang lain.
Ketiga, Teknik Membaca Cepat, dapat digunakan sebagai salah satu
cara belajar efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi
baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan
cepat. Cara membaca cepat, yakni: konsentrasi saat membaca, menghilangkan
kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak, perluas jakngkauan mata
ketika membaca dan tidak mengulang-ulang bacaan. dalam teknik membaca cepat,
digunakan rumus untuk menghitung kecepatan membaca. Rumus tersebut adalah:
Standar Kecepatan Membaca Jenjang Pendidikan
Jenjang Sekolah
|
Angka
|
Sekolah Dasar
|
150-200 kpm
|
Sekolah Menengah Pertama
|
200-250 kpm
|
Sekolah Menengah Atas
|
250-300 kpm
|
Perguruan Tinggi
|
300-350 kpm
|
[1] Marenti, Rafita Rani.
2012. Makalah Keterampilan Berbahasa. Tersedia pada http://rafitaranimarenti.blogspot.co.id/2012/01/makalah-keterampilan-berbahasa.html,
diakses pada tanggal 13 april 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar