Minggu, 08 Oktober 2017

Pengelolaan Kelas

Bagian yang penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak hanya sebatas memberikan pengetahuan tetapi juga untuk pembentukan sikap dan keterampilan siswa. 




Proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ada dua aspek yang memiliki peranan yang utama yaitu guru dan siswa. Guru juga harus bias membangun relasi yang baik dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan siswa, sehingga siswa bias memiliki motivasi untuk belajar.

Relasi yang baik antara guru dan siswa bias membuat siswa merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran karena tidak ada perasaan takut atau tertekan saat belajar. Selain itu, hal ini juga bias membantu menumbuhkan keberanian dalam diri siswa misalnya untuk bertanya karena selama ini kecenderungannya masih banyak siswa yang merasa takut untuk bertanya.

Proses belajar juga harus menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan untuk belajar dan motivasi belajar siswa pun terus meningkat. Relasi antara guru dan siswa serta proses pembelajaran yang menyenangkan semuanya tergantung pada pengelolaan kelas yang dilakukanoleh guru. Dimana diketahui bahwa salah satu peran seorang pendidik ialah sebagai pengelola kelas.Pengelolaan kelas merupakan berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi yang optimal terjadi dalam proses belajar mengajar. Selain itu, Pengelolaankelas yang baik dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif.

Seperti yang diungkapkan oleh syaiful bahri djahmara dan aswan zain (2006: 173) bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Hal ini Sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikanto dalam syaiful bahri djahmara dan aswan zain (2006: 177) yang mengatakan bahwa pengeloalan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang diharapkan.

Berdasarkan pendapat diatas, diketahui bahwa tugas guru dalam mengelola kelas itu tidak hanya sebatas menciptakan pembelajaran yang menyenangkan saja tetapi juga untuk terus mempertahankan kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal saat terjadi gangguan misalnya ada anak yang menangis atau berkelahi.

 
Pengelolaan kelas merupakan salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar. Sudirman (1991: 310, dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 177) Menjelaskan bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas dimana kelas mempunya fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaktif edukatif. Terkait dengan pengaturan posisi dan formasi tempat duduk guru menjelaskan bahwa Perubahan posisi tempat duduk tujuannya agar siswa bisa lebih berbaur dan bisa saling membantu khususnya untuk anak yang kurang pandai nanti dipasangkan dengan anak yang pandai agar dibantu dalam memahami materi. Sedangkan untuk perubahan formasi tempat duduk tujuannya agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan cara seperti ini tentunya akan tercipta interaksi antar siswa maupun dengan guru sehingga siswa menjadi lebih aktif. penjelasan tersebut sejalan dengan pendapat Radno Harsanto (2007: 59) yang mengemukakan bahwa pengaturan posisi tempat duduk sangat berpengaruh bagi interaksi siswa baik antar siswa maupun dengan guru sehingga akan memberi dampak dalam proses pembelajaran dan format tempat duduk siswa mempengaruhi pola interaksi siswa. Adapun formasi tempat duduk yang diterapkan guru ialah: Formasi letter “U” Formasi lingkaran, Formasi meja pertemuan, Formasi tradisional. Guru merupakan tokoh sentral dalm pengelolaan kelas dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap evaluasi. Suparlan (2006: 33) menjelaskan bahwa guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas dan dasar-dasar kependidikan.

Penerapan model-model pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran tentunya tidak terlepas dari kendala. kendala tersebut diantaranya yaitu: saat membagikan siswa dalam kelompok ada siswa yang tidak mau satu kelompok. Ada siswa yang sulit diatur dimana jika guru meminta untuk duduk atau berpindah tempat beberapa siswa cenderung acuh dan tidak mau mendengarkan guru. Sulit untuk mengkondisikan siswa saat mengubah formasi tempat duduk. Kendala yang dialami oleh guru dalam mengelola kelas menurut kompri (dalam Sahertian, 2008: 146) bahwa salah satu masalah dalam menciptakan iklim belajar yang menyenangkan ialah masalah disipllin dala konteks ini disiplin diartikan ketaatan.



Sumber:
  • Kompri.(2014). Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung. CV Alfabetha.
  • Ratno Harsanto. (2007). Pengelolaan kelas yang Dinamis. Yogyakarta. Kanisius.
  • Suparlan.( 2008). Menjadi guru efektif. Yogyakarta :Penerbit Hikayat Publishing.
  • Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.(2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  • Rutina. (2017). PENERAPAN MODEL-MODEL PENGELOLAAN KELAS YANG DILAKUKAN OLEH GURU DI KELAS III SEKOLAH DASAR. Yogyakarta: PGSD,FIP,UNY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...