Dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu siswa memahami materi secara efektif. Berikut adalah beberapa pendekatan utama yang sering digunakan.
Pendekatan Konvensional (Tradisional)
Merupakan pendekatan pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru dan buku teks. Pendekatan ini juga disebut sebagai metode ceramah atau pendekatan pembelajaran klasik.
Ciri-ciri pendekatan pembelajaran konvensional
- Guru berperan dominan dalam proses pembelajaran
- Siswa belajar secara individual
- Pembelajaran berorientasi pada ujian
- Penekanan pada mengingat dan mengulang fakta, prinsip, dan teori
- Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan pendekatan pembelajaran konvensional Guru mudah menguasai kelas, Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas, Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar, Mudah mempersiapkan dan melaksanakan, Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Kekurangan pendekatan pembelajaran konvensional: 1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata); 2) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan; 3) Menyebabkan peserta didik menjadi pasif; 4) Kurang interaktif, dengan siswa sebagai penerima informasi yang pasif; 5) Kurang memberikan pengalaman langsung atau konteks dunia nyata bagi siswa
Contoh Pendekatan
- Ceramah: Guru memberikan penjelasan secara langsung di depan kelas.
- Tanya Jawab: Interaksi antara guru dan siswa melalui sesi tanya jawab.
- Latihan dan Ujian: Penugasan latihan dan ujian untuk mengukur pemahaman siswa.
Pendekatan Konstruktivis
Merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif berpikir dan menemukan pengetahuan sendiri. Dalam pendekatan ini, guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.
Ciri-ciri pendekatan pembelajaran konstruktivis
- Siswa didorong untuk berfikir secara aktif dan kreatif
- Siswa didorong untuk mengembangkan pola pikir yang membangun kreativitas dan daya nalar
- Siswa didorong untuk menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar
- Siswa didorong untuk merenungkan pengalaman mereka sendiri
- Siswa didorong untuk memahami proses berpikir mereka
- Siswa didorong untuk mengembangkan kesadaran diri tentang strategi pembelajaran yang paling efektif bagi mereka
Tahapan pendekatan pembelajaran konstruktivis
- Mengenalkan sosok/figur yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan
- Merumuskan manfaat serta tujuan materi yang akan dipelajari
- Memberikan umpan balik dengan cara membebaskan peserta didik untuk bereksplorasi
- Mengarahkan dan membimbing peserta didik selama mereka belajar untuk bereksplorasi
- Pendekatan pembelajaran konstruktivis merupakan salah satu aliran yang berasal dari teori belajar kognitif.
Kelebihan
- Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
- Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah
- Siswa dapat membangun kepercayaan diri
- Siswa dapat mengaplikasikan pemahaman dalam kehidupan nyata
- Siswa dapat menghargai perbedaan dalam gaya belajar dan latar belakang siswa
- Siswa dapat memecahkan masalah
- Siswa dapat bekerja sama
- Siswa dapat terdorong untuk berpikir kreatif dan imajinatif
Kekurangan
- Siswa yang masih memiliki keterbatasan kemampuan dalam memahami dan mengkonstruksikan materi memerlukan waktu untuk beradaptasi
- Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan
- Membutuhkan waktu yang lama karena setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda
- Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terbiasa dan merasa nyaman dengan gaya mengajar konvensional
- Guru dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media
- Siswa belajar dengan kecepatan berbeda
- Sulit menilai atau mengevaluasi siswa
Contoh Kegiatan
- Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Siswa bekerja dalam proyek yang relevan dengan kehidupan nyata.
- Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Siswa memecahkan masalah yang kompleks untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
- Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning): Siswa bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Pendekatan Kognitif
Merupakan pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir, bernalar, dan memahami. Pendekatan ini menekankan pemahaman konsep, proses, dan hubungan yang mendasari pengetahuan.
Ciri-ciri pendekatan kognitif
- Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar
- Berfokus pada proses berpikir, memori, persepsi, dan perhatian
- Menekankan pemahaman konsep dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Kelebihan
- Mengembangkan pengetahuan individual
- Meningkatkan daya ingat
- Mendorong kreativitas siswa
- Fleksibilitas dalam pembelajaran
- Menggunakan eksperimen ilmiah dan terkontrol
- Memiliki banyak aplikasi praktis
- Teliti ilmiah
- Wawasan tentang proses yang kompleks
Kekurangan
- Kurang komprehensif pada semua tingkat pendidikan
- Keterbatasan dalam mengatasi perbedaan individual siswa
- Sulit dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut
- Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami
- Cara peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya tidak terlalu diperhatikan
- Jika kegiatan belajar mengajar hanya menerapkan metode kognitif, kemungkinan besar peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya tentang materi yang diberikan
- Konsep belajar kognitif ini agak sulit untuk dipahami
- Dalam pembelajaran, pendekatan kognitif dapat dikombinasikan dengan teori belajar lainnya.
Contoh kegiatan
- Metakognisi: Siswa diajarkan untuk memonitor dan mengatur proses berpikir mereka sendiri.
- Peta Konsep: Penggunaan diagram untuk membantu siswa memahami hubungan antara konsep-konsep.
Pendekatan Humanis
Pendekatan humanistik dalam pembelajaran adalah metode pengajaran yang berfokus pada potensi dan perkembangan positif peserta didik. Pendekatan ini menekankan pada sisi humanis manusia, bukan pada jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pemahaman.
Ciri-ciri pendekatan humanistik
- Memanusiakan manusia, yaitu membantu peserta didik mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, dan realisasi diri
- Mengembangkan keterampilan peserta didik, seperti sintesis, analisis, dan berpikir induktif
- Membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya
- Membantu peserta didik bertanggung jawab atas hidupnya sendiri dan orang lain
- Membantu peserta didik mengembangkan kreativitas dan minat belajar
- Membantu peserta didik mengubah sikap dan pola pikir
- Pendekatan humanistik dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan Pendekatan dialogis, Pendekatan reflektif, Pendekatan ekspresif, Model pembelajaran humanizing of the classroom.
Manfaat pendekatan humanistik
- Membantu membentuk kepribadian, perubahan sikap, dan hati nurani
- Membantu peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri
- Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk membimbing hidup mereka
Kelebihan
- Membantu membentuk kepribadian, hati nurani, dan perubahan sikap
- Menumbuhkan minat belajar
- Menumbuhkan kreativitas
- Membantu mengubah pola pikir
- Membantu mencapai aktualisasi diri
- Membantu membentuk pola pikir yang cerdas dan luas
- Membantu mengembangkan individu
- Membiasakan individu untuk berlaku secara demokratis, partisipatif, dan humanis
- Memudahkan individu untuk menghargai perbedaan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan dalam menyatakan ide/gagasan
Kekurangan
- Proses belajar bisa mengalami kegagalan jika tidak ada kesungguhan dari setiap individu
- Memunculkan sikap individualisme
- Peran pendidik atau guru menjadi sangat terbatas karena hanya sebagai fasilitator
- Memicu kesenjangan keberhasilan setiap individu
- Peserta didik yang tidak ada keinginan untuk memahami potensi dirinya akan tertinggal dalam proses belajar
- Peserta didik terlalu diberi kebebasan
Contoh Kegiatan
- Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student-Centered Learning): Fokus pada kebutuhan dan minat siswa.
- Pembelajaran Aktif (Active Learning): Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, simulasi, dan kegiatan lain.
Pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan ini berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.
Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi dalam pembelajaran adalah model pembelajaran yang menggunakan teknologi digital untuk mendukung proses belajar-mengajar. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Ciri-ciri Pendekatan teknologi dalam pembelajaran
- Menggunakan berbagai perangkat digital seperti komputer, tablet, dan proyektor
- Menggunakan aplikasi pendidikan, internet, dan platform online
- Memanfaatkan teknologi untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan menyampaikan materi pembelajaran
- Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif dan relevan
- Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan pembelajaran
Kelebihan pendekatan teknologi dalam pembelajaran
- Memungkinkan siswa belajar secara fleksibel, tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu
- Memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber daya pembelajaran
- Memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan digital dan literasi informasi
- Memungkinkan siswa berpartisipasi dalam diskusi online
- Memungkinkan siswa mengerjakan tugas melalui platform digital
Kekurangan pendekatan teknologi dalam pembelajaran
- Tidak semua siswa memiliki akses yang memadai ke perangkat dan konektivitas internet
- Penggunaan teknologi dapat memicu distraksi
- Pembelajaran berbasis teknologi dapat mengurangi interaksi sosial langsung antara siswa dan guru
Contoh Kegiatan
- Pembelajaran Daring (Online Learning): Penggunaan platform pembelajaran daring untuk mengakses materi dan berinteraksi dengan guru dan teman sebaya.
- Pembelajaran Blended (Blended Learning): Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring.
- Penggunaan Aplikasi Pembelajaran: Penggunaan berbagai aplikasi dan alat digital untuk mendukung pembelajaran.
Pendekatan Montessori
Pendekatan Montessori dalam pembelajaran adalah metode pendidikan yang berfokus pada kemandirian dan pembelajaran langsung melalui pengalaman. Metode ini dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori.
Prinsip dasar
- Mengembangkan anak secara menyeluruh, termasuk fisik, emosional, sosial, dan intelektual
- Memberikan kebebasan anak untuk memilih kegiatan yang mereka minati
- Memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak
Manfaat
- Membantu anak mengembangkan kemandirian, rasa percaya diri, dan rasa ingin tahu yang tinggi
- Membantu anak menemukan minat mereka
- Membantu anak belajar dengan cara yang alami
- Membantu anak membangun ketertarikan untuk selalu belajar sepanjang hidupnya
Penerapan
- Metode Montessori dapat diterapkan pada anak usia 0 hari sampai 24 tahun
- Metode Montessori dapat dilakukan untuk anak di usia sekolah, mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA)
- Dalam metode Montessori, guru berperan sebagai pengamat dan pembimbing
- Media pembelajaran Alat-alat permainan panca indra.
Kelebihan
- Menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan pemikiran kritis
- Mengembangkan kemampuan bersosialisasi
- Membantu anak menemukan potensi tersembunyi
- Menumbuhkan rasa percaya diri
- Mempersiapkan keterampilan hidup nyata
- Memfasilitasi pembelajaran melalui kelima indra
- Memfasilitasi pembelajaran sesuai kecepatan dan cara anak sendiri
Kekurangan
- Membatasi kolaborasi dan kerja sama tim
- Kurang standar penilaian
- Ketersediaan yang terbatas
- Potensi salah tafsir
- Biaya pendidikan cenderung lebih tinggi dibandingkan pendidikan tradisional
- Sulit menyesuaikan kurikulum Montessori dengan kurikulum tradisional
- Beberapa anak mungkin menghadapi tantangan dalam mengikuti tes standar
- Tidak cocok untuk anak yang lebih nyaman belajar dalam kelompok besar
Contoh Kegiatan
- Pembelajaran Mandiri: Siswa diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan belajar mereka sendiri dalam lingkungan yang terstruktur.
- Pembelajaran Praktis: Fokus pada kegiatan yang melibatkan tangan dan pengalaman langsung.
Pendekatan Montessori adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak. Dalam pendekatan ini, anak-anak didorong untuk belajar sesuai kecepatan dan cara mereka sendiri.
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics)
Pendekatan STEM dalam pembelajaran adalah pendekatan interdisipliner yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan matematika dan rekayasa. STEM merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, and Mathematics.
Tujuan pendekatan STEM
- Meningkatkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan pemecahan masalah
- Mempersiapkan siswa berkarir di bidang teknologi, sains, dan rekayasa
- Membantu mengembangkan keterampilan penting yang dapat digunakan anak-anak sepanjang hidup mereka
Penerapan Pendekatan STEM
- Menggabungkan konsep keilmuan dengan kejadian dunia nyata
- Membimbing siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
- Menuntut siswa aktif dan mampu bekerja sama dengan tim dalam kelompoknya
Kelebihan
- Menantang siswa untuk melampaui batas dan mengembangkan ketahanan
- Mendorong kreativitas siswa
- Memperluas sudut pandang siswa
- Membantu siswa berpikir kritis
- Membantu siswa memahami hubungan antara prinsip, konsep, dan keterampilan
- Membantu siswa memahami dan merasakan proses penelitian ilmiah
- Membantu siswa mengembangkan pengetahuan dan memori aktif
- Membantu siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
Kekurangan
- Harapan yang tinggi dan sifat pendidikan STEM yang ketat dapat menimbulkan stres dan tekanan yang signifikan bagi siswa
- Kurangnya pemahaman guru mengenai pembelajaran STEM
- Siswa cenderung kurang menghargai mata pelajaran lain
- Memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
- Siswa yang lemah dalam eksperimen dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan
- Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok
- Adanya kemungkinan tidak tertariknya peserta didik terhadap salah satu bidang pada STEM
- Gagalnya peserta didik untuk memahami terjadinya integrasi secara alami antara dunia nyata
Contoh Kegiatan
- Interdisiplin: Menggabungkan konsep dari ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika dalam satu kegiatan pembelajaran.
- Eksperimen dan Simulasi: Penggunaan eksperimen dan simulasi untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan teknis.
- Siswa bereksplorasi pada media papan rangkaian arus listrik sederhana
- Siswa menyaksikan video pembelajaran mengenai pembangkit listrik dan arus listrik
- Siswa membuat lampu bohlam dapat menyala menggunakan kabel dan baterai
- Siswa menghitung jumlah lampu yang menyala dan jumlah lampu yang mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar