Senin, 16 November 2015

Chapter 03 Pengertian Ontologi



Ontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah yang sering kali disebut dengan ilmu pengetahuan, apa hakikat kebenaran rasional atau kebenaran deduktif dan kenyataan empiris yang tidak terlepas dari persepsi ilmu tentang apa dan bagaimana.





Chapter 03
ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DIKAJI
By: Rianty, S.Pd dan Hikmawati, S.Pd

Pengertian Ontologi
Ontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah yang sering kali disebut dengan ilmu pengetahuan, apa hakikat kebenaran rasional atau kebenaran deduktif dan kenyataan empiris yang tidak terlepas dari persepsi ilmu tentang apa dan bagaimana. Menurut Suriasumantri ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan bisa diamati melalui panca indera manusia[1].
Menurut Bakhtiarontologi berasal dari perkataan Yunani, yaituon/ontosyakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologiadalah ilmu tentang yang ada[2].Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M, untuk menamai hakekat yang ada bersifat metafisis.Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu.Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.
Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal.Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.Dalam rumusan Lorens Bagus, ontologi menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.Ontologi adalah hakikat yang ada yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran. Menurut Latif tiap aliran ontology biasanya memegang pokok pikiran yang satu sama lain saling mendukung dan melengkapi[3].
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara : 1) Metodis: menggunakan cara ilmiah, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan 2) Sistematis: saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu; 3) Koheren: unsur-unsurnya harus bertautan,tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan. berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten); 4) Rasional: harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis); 5) Komprehensif: melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik); 6) Radikal: diuraikan sampai akar persoalannya atau esensinya; 7) Universal: muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.


[1]Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif,Jakarta, PT Gramedia, 2007.
[2] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta,PT RajaGrafindo Persada, 2007.
[3] Mukhtar Latif, Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, Jakarta, Kencana Prenamedia Group, 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...