Minggu, 14 Oktober 2012

Peribahasa Bangsa Indonesia



 
1.      Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang.
Hanya maubersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
2.      Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
3.      Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
4.      Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
5.      Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
6.      Membagi sama adil, memotong sama panjang.
Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
7.      Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
8.      Air tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
9.      Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.
10.  Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
11.  Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
12.  Tong kosong nyaring bunyinya.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
13.  Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
14.  Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
15.  Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
16.  Bagaikan burung di dalam sangkar.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
17.  Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
18.  Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Seiya sekata dalam semua keadaan.
19.  Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
20.  Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
21.  Jauh di mata dekat di hati
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
22.  Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
23.  Badan boleh dimiliki, hati jangan.
Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki.
Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
24.  Lain di bibir lain di hati.
Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.
25.  Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat.
Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.
26.  Ada harga ada rupa.
Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.
27.  Membelah dada melihat hati.
Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
28.  Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan.
Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.
29.  Karena mata buta, karena hati mati.
Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.
30.  Pandai berminyak air.
Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
31.  Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan.
Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.
32.  Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa.
Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.
33.  Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul.
Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
34.  Lubuk akal tepian ilmu.
Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
35.  Nasi tak dingin, pinggan tak retak.
Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.
36.  Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri.
Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.
37.  Seludang menolak mayang.
Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.
38.  Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua.
Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.
39.  Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian.
Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya.
40.  Ditindih yang berat, dililit yang panjang.
Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
41.  Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan.
Suka dan duka dijalani bersama.
Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
42.  Tambah air tambah sagu.
- Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya
- Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya
43.  Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir berubah.
Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya

44.  Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi.
Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya
45.  Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua.
Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia
46.  Alang berjawab, tepuk berbatas.
Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula
47.  Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan.
Sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya
48.  Orang mau seribu daya, bukan seribu dali.
Jika menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan
49.  Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan.
Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu
50.  Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan.
Hawa nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
51.  Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera.
Bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya
52.  Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia.
Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa
53.  Sehari selembar benar, setahun selembar kain.
Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik
54.  Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai.
Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya
55.  Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting.
Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik
56.  Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata.
Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing
57.  Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan.
perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam
58.  Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja.
Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan
59.  Luka sudah hilang parut tinggal juga.
Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir
60.  Makan hati berulam rasa.
Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang
61.  Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas.
Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas
62.  Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang.
Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru:

MAGNET

Gaya magnet adalah gaya tarik atau gaya tolak yang dihasilkan oleh suatu medan magnet. Beberapa logam, seperti besi tertentu memiliki medan ...

Postingan Populer