Sastra
yang masuk dalam indonesia secara umum dibedakan menjadi dua yaitu sastra lama
dan sastra baru. Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra
melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan.
Sastra
yang masuk dalam indonesia secara umum dibedakan menjadi dua yaitu sastra lama
dan sastra baru. Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra
melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Karya dari sastra lama
tidak memiliki nama pengarang, masih berbau kerajaan, tema masih bersifat
fantastis, dan menggunakan bahasa klise. Sedangkan sastra baru adalah karya
sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli
lagi. Ciri-ciri yang khas dari sastra baru adalah: pengarang dikenal
masyarakat, proses perkembangan dinamis, tema rasional, bersifat moderen, dan isinya
berkutat pada masalah masyarakat.
Jika
dilihat dari genrenya, sastra dibedakan menjadi tiga yaitu prosa, puisi, dan
drama. Ketiga genre sastra tersebut memiliki ciri-ciri yang khas, namun kadang
ketiga tersebut tidak dapat dipisahkan secara mutlak. Seperti prosa yang
ditulis bergaya puitis, atau sebaliknya. Pertama prosa dalam karya sastra
merujuk pada cerita fiksi yang sering disebut cerita imajinatif atau khayalan. Prosa
dibedakan menjadi dua yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama merujuk pada
ciri khas sastra lama yang dapat dikategorikan menjadi beberapa yaitu: hikayat,
dongeng, mitos, fabel, dan legenda. Sedangkan prosa baru dalam perkembangannya
mengalami perubahan baik dalam isi maupun temanya. Terdapat beberapa jenis
prosa baru diantaranya: cerpen, novel, roman, dan novelet. Prosa baik prosa
lama maupun prosa baru pada dasarnya memiliki unsur-unsur pembangun yang sama. Unsur-unsur
tersebut yaitu: tema, plot/alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang,
bahasa, dan moral/amanat.
Kedua
puisi, yaitu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa baik struktur fisik maupun struktur batinnya. Secara umum puisi
dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan baru. Urindam,Puisi lama masih
menggunakan aturan dalam rima, baris dalam bait dan sajak dalam membuatnya.
Jenis-jenis puisi lama yaitu: pantun, seloka, talibun, pantun kilat, mantra, gurindam,
dan syair. Sedangkan puisi baru adalah pembaharuan dari puisi lama yang
mendapat pengaruh dari barat. Puisi baru tidak terlalu memperhatikan rima,
jumlah baris setiap bait, dan sajak dalam membuatnya. Puisi ini disebut juga
dengan puisi bebas dimana ciri-cirinya berbentuk rapi, kadang mempunyai
persajakan, tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra, dan tiap gatranya terdiri
atas dua kata. Jenis-jenis puisi baru diantaranya yaitu: balada, ode, epigram,
romance, elegi, dan satire. Secara umum baik puisi lama maupun puisi baru
memiliki unsur-unsur intrinsik yang sama yaitu: bunyi yang merupakan salah satu
unsur yang menonjol yang membedakan bahasa puisi dan prosa, diksi yang merupakan
pilihan kata atau frase dalam karya sastra, dan bahasa kias yang merupakan
penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau
rangkaiannya digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu.
Ketiga
drama, adalah dialog dalam bentuk prosa atau puisi dengan keterangan laku. Unsur-unsur
yang penting dalam sebuah drama yaitu: naskah lakon, sutradara, dan pemain. Naskah
lakon digunakan untuk menetapkan urutan adegan dan dialog yang ada dalam drama.
Sedangkan sutradara bertugas untuk mengatur dan mengonsep drama yang akan di
mainkan. Pemain yaitu orang yang memainkan peran di panggung. Drama di
indonesia dikenal sebagai drama tradisional dan drama moderen. Drama tradisional
terlah terlebih dahulu dikenal di kalangan masyarakat. Dipergunakan dengan
merujuk pada pakem-pakem yang berlaku dan dipertahankan secara turun temurun
sesuai dengan keasliannya. Contoh drama tradisional diantaranya: ketoprak dari
Jawa Tengah, ubrug dari Bantrn, longser dari Jawa Barat, mamanda dari
Kalimantan Selatan, dan lenong dari Betawi. Sedangkan drama moderen lebih
mengarah pada karakteristik karya sastra lama.
Drama
yang termasuk ke dalam cipta sastra adalah naskah ceritanya. Ciri formal drama
ialah adanya dialog. Saling membantu dengan gerak dalam membentuk dan
mengungkapkan konflik, baik konflik batin maupun konflik antar tokoh hal
demikan merupakan gambaran dari dialog. Alur sebuah drama hampir sama dengan
alur cerita rekaan yang terdiri atas hal-hal berikut: pembaruan awal/introduksi/eksposisi,
penggawatan/komplikasi, klimaks, antiklimaks, penyelesaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar