Karakteristik siswa kela V berada pada tahap operasional konkret, siswa
sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, kecakapan berpikir
logisnya terbatas pada benda-benda yang bersifat kongkret, melakukan
klarifikasi dan sudah mampu untuk menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan suatu konsep.
Oleh: Ista Annisa, S.Pd. Gr.
Pembelajaran yang
dilaksanakan diwarnai oleh interaksi antara berbagai komponen yang saling
berkaitan untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran menempatkan siswa sebagai
subyek agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu,
pendidik perlu memahami karakteristik siswa. Salah satu teori yang sangat
terkenal yang berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori
perkembangan kognitif oleh Piaget. Piaget yang dikutip oleh Trianto, seorang
anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor
(0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11
tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun - masa dewasa).[1]
Teori ini menjelaskan secara terpinci tahap perkembangan intelektual yang
dimiliki manusia dari lahir sampai dewasa dan juga dilengkapi dengan ciri-ciri
tertentu dalam kemampuan proses berpikirnya.
Siswa di kelas V
sekolah dasar yang rata-rata berusia 10-11 tahun masuk ke dalam tahap
operasional konkret tingkat akhir. Kemampuan berpikirnya sudah logis dan
sistematis, mampu memecahkan masalah, mampu menyusun strategi dan mampu menghubungkan.
Kemampuan komunikasinya sudah berkembang seiring perkembangan kemampuan
berpikirnya sehingga sudah mampu mengungkapkan pemikiran dalam bentuk ungkapan
kata yang logis dan sistematis. Berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa kelas
V yang sudah dipengaruhi oleh teman sebayanya sehingga terbentuklah
kelompok-kelompok yang didasari oleh kesamaan-kesamaan tertentu.
Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa pendidik harus mampu menciptakan pembelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangannya. Kegiatan pembelajaran disusun untuk
membangkitkan keaktifan, kemandirian, dan kemampuan berpikir yang sistematis.
Siswa berada di sekolah untuk belajar bukan berarti siswa tidak memiliki
pengetahuan apapun, namun siswa sebenarnya sudah memiliki pengalaman untuk
membantunya mengkonstruksi pengetahuannya pada tahap selanjutnya. Oleh karena
itu, pendidik perlu mengkombinasikan kegiatan pembelajaran dengan berbagai
metode dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tahao perkembangannya
sehingga mampu memberikan pemahaman yang mendalam serta mengembangkan kemampuan
berpikirnya.
Dapat disimpulkan
bahwa karakteristik siswa kela V berada pada tahap operasional konkret, siswa
sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, kecakapan berpikir
logisnya terbatas pada benda-benda yang bersifat kongkret, melakukan
klarifikasi dan sudah mampu untuk menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan suatu konsep.
Download This Dokument
Download This Dokument
[1] Trianto,
Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori
& Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010).h.70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar