Model pembelajaran Quantum Learning adalah suatu cara belajar yang digunakan guru
dengan menggunakan kekuatan ambak (apa manfaat bagiku), lingkungan belajar yang
tepat, memupuk sikap juara, bebaskan gaya belajarnya, percepatan belajar, dan
menggunakan musik.
Oleh: Ista Annisa,
S.Pd. Gr.
Hakikat Model
Pembelajaran
Model adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktifitas dalam belajar dan mengajar.[1] Model
merupakan bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang untuk mencoba melakukan berdasarkan model
tersebut. Dalam proses pembelajaran akan mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya memiliki tujuan pembelajaran, terdapat
tahap-tahap kegiatan dalam proses pembelajaran, lingkungan tempat belajar,
serta pengelolaan kelas.
Good and Travers dalam Sanjaya, model adalah
abstraksi dunia nyata atau interpretasi peristiwa yang kompleks atau sistem
dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya.[2] Model
bukanlah relitas, akan tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan
dari keadaan.Setiap model memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keluasaan pengembangan kurikulumnya itu sendiri maupun dilihat dari tahap
perkembangannya yang sesuai dengan pendekatannya. Joyce dan Weil dalam Rusman
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain.[3] Model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosesur secara
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar. Untuk mencapai tujuan
dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru sebagai perancang dan pelaksana
pembelajaran.
Menurut Habermas dalam Budiningsih tentang
belajar, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial yang tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangan yang demikian,
ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu: 1) belajar teknik, 2) belajar
praktis, dan 3) belajar emansipatoris.[4]
Masing-masing tipe memiliki ciri-ciri
diantaranya yaitu: tipe belajar teknis adalah bagaimana seseorang dapat
nerinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Tipe belajar praktis
adalah bagaimana seseorang daoat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya,
yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. Tipe belajar
emansipatoris adalah menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman
dan kesadaran yang tinggi akan terjadi perubahan dalam lingkungan sosialnya.
Beberapa definisi di atas dapat disintesiskan
bahwa pengertian model pembelajaran adalah pada dasarnya berkaitan dengan
rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu kedalam realitas,
yang sifatnya lebih praktis. Model pembelajaran berfungsi sebagai sarana untuk
mempermudah berkomunikasi dan petunjuk perencanaan untuk melakukan kegiatan
pengelolaan proses pembelajaran.
Hakikat Quantum Learning
1)
Pengertian Quantum Learning
Model Pembelajaran Quantum Learning pertama kali diterapkan di sebuah lembaga
pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows, Negara Bagian California
Amerika Serikat. Pada awal penerapan dilakuakn pada tahun 1982 oleh Bobby
Deporter di sekolah Supercamp. Di Supecamp ini menggabungkan rasa percaya diri
keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang
menyenangkan.
Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang
terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama
dengan energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc2. Tubuh manusia
secara fisik adalah materi, sebagai pelajar, tujuannya adalah untuk meraih
sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan
energi cahaya.[5]
Dapat diidentifikasi bahwa pengubahan
bermacam-macam yang ada di dalam kelas atau tempat yang dapat dijadikan tempat
belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif
yang dapat mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini dapat
mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat
bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Menurut
Georgi Lozanov seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang melakukan uji coba
tentang sugesti dan pengaruhnya terhadap hasil belajar, teorinya yang disebut
sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Pada prinsipnya
bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Model pembelajaran Quantum
Learning merupakan cara belajar yang menggunakan seperangkat metode atau
falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.[6] Beberapa teknik yang digunakan untuk
memberikan sugesti positif adalah mengatur temapt duduk siswa senyaman mungkin,
memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,
menggunakan poster-poster untuk memberi kesan sambil menonjolkan informasi, dan
menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pengajaran sugesti. Menurut Georgi Lozanov mengatakan bahwa
irama, ketekunan, dan keharmonisan musik mempengaruhi fisiologi manusia
terutama gelombang otak dan detak jantung dapat mengakibatkan perasaan dan
ingatan.[7]
Musik dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pembelajaran dikarnakan dapat
mengoptimalkan suasana kelas. Guru dapat memberikan sugesti yang positif maka
siswa akan tumbuh menjadi orang yang percaya diri dan mempunyai sikap yang
positif di sekolah. Menurut Suyatno bahwa Quantum Learning
merupakan percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam
melihat potensi dir dalam penguasaan diri.[8] Proses belajar mengajar adalah fenomena yang
kompleks segala sesuatunya dapat menjadi berarti setiap kata, pikiran,
tindakan, dan asosiasi sampai sejauh mana seorang guru mengubah lingkungan dan
rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung.
Quantum Learning mencakup
aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) “neuro
linguistik program” yaitu bagaimana otak mengatur informasi yang diperoleh
dalam belajar.[9]
Hubungan antara bahasa dan perilaku dapat digunakan untuk menciptakan hubungan
yang baik untuk guru dan siswa. Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah
belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.[10]
Suatu proses pembelajaran akan efektif dan bermakna apabila ada interaksi
antara siswa dan sumber belajar (materi, sarana dan prasarana, kegiatan belajar
mengajar) yang tidak monoton serta dapat membuat kelas menjadi aktif.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Quantum Learning adalah sebuah pembelajaran yang seimbang
antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal, dengan
kecepatan yang mengesankan dan kegiatan yang menyenangkan juga bermakna.
[1] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP (Jakarta: Kencana, 2009), h. 82
[2] Ibid., h.82.
[3] Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h.133.
[4] Asri Budiningsih, Belajar dan pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 21
[5] Udin Syaefudin, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 127.
[6] Bobby Deporter, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (Bandung: Kaifa, 2011), h.14.
[7] Ibid., h. 72.
[8] Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo: Masmedia Busana Pustaka, 2009), h.40.
[9] Bobbi Deporter, op.cit., h.14.
[10] Ibid., h.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar