Saudara Faisal
Nia dan Nidia adalah saudara kembar yang selalu bermain bersama.
Di rumah mereka, ayah bekerja setiap hari, sedangkan ibu memasak makanan lezat untuk keluarga.
Suatu hari, Sepupu Een datang berkunjung yaitu anak dari paman atau bibi.
Paman adalah saudara laki-laki Ayah dan Ibu.
Bibi adalah saudara perempuan Ayah dan Ibu.
Mereka bermain bersama dan berbagi cerita seru.
Tidak lama kemudian, keponakan Faisal, Alwi, ikut bermain.
Keponakan adalah anak dari saudara kandung.
Faisal mengajari Alwi cara membaca buku cerita.
Sore itu, kakek dan nenek duduk di teras, tersenyum melihat cucu mereka.
Kakek adalah ayah, dan nenek adalah ibu dari ayah atau ibu.
Sate Blengong
Sate blengong terbuat dari daging blengong, yaitu hasil persilangan antara bebek dan mentok.
Aldi penasaran dan membeli beberapa tusuk sate itu.
Setelah mencicipi, ia berkata, “Sate blengong ini lebih lezat daripada sate ayam!”.
Ibunya tersenyum dan menjelaskan bahwa sate blengong terkenal di daerah Brebes dan biasanya dimasak dengan bumbu khas.
Aldi pun melihat bahwa sate itu berwarna kecokelatan dan tercium aroma rempah yang kuat.
“Baunya gurih sekali, pasti semua orang akan menyukainya,” kata Aldi dengan antusias.
Ia merasa senang bisa mencoba makanan khas daerahnya. Sejak saat itu, Aldi ingin mengajak teman-temannya mencicipi sate blengong bersama.
Telur Asin
Telur asin adalah telur bebek yang direndam dalam garam agar terasa asin. Pembuatannya membutuhkan waktu beberapa minggu.
Banyak orang suka makan telur asin dengan nasi hangat.
Namun menurut saya, Telur asin enak jika dimakan tanpa nasi.
Telur asin mengandung protein yang baik untuk tubuh.
Telur asin merupakan makanan khas kabupaten Brebes.
Sendiri Dirumah
Rian duduk di ruang tamu, sambil melihat jam dinding.
Sejak pagi, orang tuanya bekerja, meninggalkannya sendiri di rumah.
Awalnya, ia senang bermain dengan mainan favoritnya.
Namun, lama kelamaan rasa sepi mulai datang, dan merasa kesepian.
Ia mengambil segelas susu, berharap itu bisa menghiburnya.
Di luar, suara anak-anak lain bermain terdengar, membuatnya rindu.
Tiba-tiba, ibunya menelepon untuk menanyakan kabarnya.
Suara lembut ibunya membuatnya merasa lebih baik.
Malam pun tiba, dan akhirnya pintu rumah terbuka dan orang tuanya pulang dengan senyuman hangat.
Rian memeluk mereka, merasa tenang karena tidak lagi sendirian.
Sejak pagi, orang tuanya bekerja, meninggalkannya sendiri di rumah.
Awalnya, ia senang bermain dengan mainan favoritnya.
Namun, lama kelamaan rasa sepi mulai datang, dan merasa kesepian.
Ia mengambil segelas susu, berharap itu bisa menghiburnya.
Di luar, suara anak-anak lain bermain terdengar, membuatnya rindu.
Tiba-tiba, ibunya menelepon untuk menanyakan kabarnya.
Suara lembut ibunya membuatnya merasa lebih baik.
Malam pun tiba, dan akhirnya pintu rumah terbuka dan orang tuanya pulang dengan senyuman hangat.
Rian memeluk mereka, merasa tenang karena tidak lagi sendirian.
Sepatu Rico
Ia ingin memakai sepatu itu ke sekolah setiap hari.
Namun, hari ini hujan deras dan jalannya licin.
Rico terpaksa memakai sepatu lama agar tidak jatuh.
Saat berjalan ke sekolah, ia tersandung batu kecil di jalan.
Rico hampir jatuh, tetapi berhasil menjaga keseimbangannya.
Sampai di sekolah, teman-temannya bertanya tentang sepatu barunya.
Rico tersenyum dan berkata, "Aku akan memakainya besok saat cuaca cerah!"
Aturan Keluarga
Rina senang bermain dengan gawainya setiap hari.
"Apa aku boleh bermain lebih lama?" tanyanya kepada ibunya.
Ibunya berkata, "Boleh bermain, tetapi hanya satu jam setiap hari."
Rina mengangguk dan mulai menggunakan gawainya sesuai aturan.
Suatu hari, teman Rina berkata, "Mengapa kita harus membatasi waktu bermain gawai?
Rina menyadari jika terlalu lama bermain gawai membuat mata lelah.
Ia mulai menikmati bermain di luar bersama teman-temannya. Sejak saat itu, Rina lebih bijak dalam menggunakan gawai.
Ohid dan Mohid
Ohid adalah gajah besar yang takut pada Mohid, si tikus usil.
Mohid senang mengganggu Ohid dengan bersembunyi di balik kakinya dan mengejutkannya.
Suatu hari, mereka menghias rumah untuk festival hutan.
Ohid ingin dekorasi yang indah dengan bunga dan daun, sementara Mohid ingin memasang lampu kecil di mana-mana.
Saat sedang menghias, seekor kucing mendekati Mohid, membuatnya lari ketakutan dan bersembunyi di belakang Ohid.
Ohid melihat Mohid gemetar dan menyadari bahwa temannya juga punya ketakutan sendiri.
Mereka akhirnya bekerja sama menghias rumah mereka.
Festival berlangsung meriah, dan Ohid dan Mohid tertawa bersama.
Petasan
Malam itu, Tika sedang bermain dan terdengar suara petasan tiba-tiba meledak di luar rumah.
Jantungnya berdegup kencang, dan ia refleks menutup telinganya.
"Ibu, aku takut!" katanya sambil berlari ke pelukan ibunya.
Ibu mengusap kepalanya dengan lembut, mencoba menenangkannya.
"Petasan memang berbunyi keras, tapi tidak berbahaya jika kita hanya mendengarnya," ujar ibu dengan senyum hangat.
Tika mengangguk pelan, meski tubuhnya masih sedikit gemetar.
Ayahnya membuka jendela, menunjukkan cahaya warna-warni di langit.
"Lihat, itu indah, bukan?" kata ayahnya.
Tika mulai merasa mengintip dari balik gorden dan merasa senang.
Malam itu, ia belajar bahwa rasa takut bisa diatasi dengan keberanian sedikit demi sedikit.
Jantungnya berdegup kencang, dan ia refleks menutup telinganya.
"Ibu, aku takut!" katanya sambil berlari ke pelukan ibunya.
Ibu mengusap kepalanya dengan lembut, mencoba menenangkannya.
"Petasan memang berbunyi keras, tapi tidak berbahaya jika kita hanya mendengarnya," ujar ibu dengan senyum hangat.
Tika mengangguk pelan, meski tubuhnya masih sedikit gemetar.
Ayahnya membuka jendela, menunjukkan cahaya warna-warni di langit.
"Lihat, itu indah, bukan?" kata ayahnya.
Tika mulai merasa mengintip dari balik gorden dan merasa senang.
Malam itu, ia belajar bahwa rasa takut bisa diatasi dengan keberanian sedikit demi sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar