1.
Kraton Sebagai Pusat Tari Tradisi, Keraton
sebagai pusat seni/budaya berperan sebagai pengembangan seni. Atau sebagai
wahana dilegalisasikannya ragam-ragam seni yang kemudian disyahkan sebagai seni
keraton (adiluhung). Seni Pertunjukan Tradsi Karaton
dibatasi sebagai seni pertunjukan yang dibentuk dan dikembangkan di
kalangan Istana, untuk keperluan yang berhubungan dg kerajaan, baik bersifat
sosial budaya maupun sosial politik. Seni pertunjuakan tradisi Keraton tidak lepas
dengan pengaruh budaya asing seperti; Cina, Hindu, Budha, Islam, Barat dan
pengaruh dari kebudayaan petani pedesan.
2.
Seni Tari Di Keraton, Bagian dari “Kebudayaan Jawi”( Cultural), Bagian
dari Lembaga Karaton (Struktural), Bagian dari Ritual di Karaton (Sosial), Bagian
dari “event” di Karaton
3.
Dimensi Cultural, Salah satu dari kebudayaan Jawa, Kebudayaan Jawi = uwoh pangolahing
budi = makarti lair& batos (melekat makna filosofi/pasemon), Cabang lain : tata
bahasa & kasusastran, gending&karawitan, wayang&pedalangan, rupa tatacara,upacara,subasita,
pusaka, japa-mantra, kepercayaan, dsb.
4.
Dimensi Struktural, Tari Putri:dibawah Pengageng Parentah Keputren (biasanya Putridalem), Sesepuh:Bupati
estri, pangkat Raden Tumenggung (RT). Misal RT Pamardi Srimpi, RT. Kusuma
Hapsari. Tari Kakung: dibawah Kadipaten Kaparak Mandrabudaya, nama bagian
Langentaya, Sesepuh : Bupati Sepuh (KRT) atau sentana Abdidalem (KRMHT, BPH)
5.
Tari Putri (Dimensi
Struktural):
a.
Semua penari putri adalah abdidalem badhaya/bedhaya (bisa berasal dari
luar Karaton, bisa berasal dari sentana non Putri dalem Sinuhun)
b.
Penari yang putridalem biasanya hanya untuk keperluan non Bedhaya
Ketawang. Misal; disuguhkan untuk dipentaskan di depan tamu Sinuhun.
c.
Latihan wajib: Rabu &Sabtu (termasuk sentana / putridalem. Selasa Kliwon
untuk adbi dalem
d.
Pentas wajib Tingalan Jumenengan dalem (Bedhaya Ketawang)
e.
Sebagian abdidalem Bedhaya diangkat Sinuhun sebagai garwa selir (garwa
ampeyan).
f.
Jenis Tari Karaton; Bedhaya, Srimpi, Pethilan
g.
Tari Bedhaya bila ditarikan di Karaton 9 penari, kalau diluar Karaton
biasanya 7 penari (kecuali atas ijin Raja)
6.
Tari Kakung (Dimensi Struktural):
a.
Semua penari kakung adalah abdidalem (bisa berasal dari luar Karaton,
bisa berasal dari sentana)
b.
Penari sentana non abdidalem dan putradalem biasanya menari
untuk event tertentu
c.
Sebagian abdidalem juga dari abdidalem prajurit “Panyutra”
d.
Latihan wajib: Senin dan Kemis di Maligi atau di sebelah Parasedyo.
(termasuk kewajiban Putradalem dan Sentana dalem)
e.
Tidak ada pentas wajib
f.
Jenis tari Kakung : wireng, pethilan.
g.
Beberapa abdidalem : RT Kusuma Kesawa, KRT S. Maridi Tandakusuma, R. Ng.
Wignya Hambegsa, R. Ng. Atmo Bratono, R. Ng. Jaga Laksita, M. Ng Harto
Sukalewo, dsb
7. Dimensi Sosial:
a.
Seni Tari menjadi bagian dari ritual (upacara adat) di Karaton.
b.
Bedhaya Ketawang pada Tingalan Jumenengan dalem Hingkang Sinuhun
c.
Chanthang Balung, prajurit Penyutra pada upacara Garebek (Mulut, Besar)
8.
Dimensi Promosional:
a.
Seni Tari menjadi seni pertunjukan dalam berbagai acara di Karaton,
maupun di luar Karaton.
b.
Dapat bersifat bisnis maupun non bisnis
c.
Misalnya; Festival Karaton, Pameran dalam rangka Sekaten, Royal Dinner, Lawatan ke luar
negeri.
d.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar