A.
Pendahuluan
Vygotsky adalah tokoh yang memperkenalkan budaya yang membentuk
perkembangan pengetahuan melalui penentuan apa dan bagaimana siswa mempelajari
dunia, sehingga Vygotsky merupakan tokoh teori sosiocultural atau
sosiohistoric. Ia juga menulis lebih dari100 artikel dan buku tentang bahasa.
Menurut Vygotsky percaya bahwa kegiatan manusia hanya akan berarti
bila ditempatkan pada seting budayanya dan mental spesifik kita prosesnya dapat
ditelusuri melalui interaksi.
Indonesia saat ini mengalami perubahan yang drastis dalam penyiapan
tenaga kependidikan. Penguasaan filosofi pendidik merupakan salah satu tuntutan
untuk menuju profesionalitas bagi guru yang dipersyaratkan dalam memberikan
layanan kependidikan kepada siswa secara baik dan benar. Menurut Darling ada 3
hal yang harus dikuasai guru professional yaitu:
1.
Pengetahuan tentang siswa dan bagaimana mereka
belajar berkembang dalam situasi sosialnya.
2.
Konsep tentang isi kurikulum dan tujuan
pendidikan.
Filosofi
pendidikan yang akan dikembangkan dalam teks ini hanya pada teori
kontruktivisme saja, sedangkan teori lain mencari sendiri.
B.
Perkembangan Pengetahuan
Vygotsky menunjuk ada 2 bentuk pengetahuan yaitu konsep dan fungsi.
Vygotsky memfokuskan pada tipe utamanya yaitu kategori. Dalam pandangan belajar
Vygotsky menegaskan bahwa siswa yang telah matang pemahamannya tentang suatu
konsep ketika siswa tersebut:
a)
Telah menguasai criteria yang mengikat
untuk konsep tersebut
b)
Telah mengetahui bahwa kata untuk konsep
tersebut adalah harus mengalami perubahan
Penguasaan
konsep pada tahap awal dinamakan pseduconcepts kemudian disebut spontaneous
concepts. Siswa telah menguasai pseduconcepts dibuktikan ketika siswa dapat
menggunakan label untuk konsep benar. Pseduconcepts berbaasis pengalaman siswa.
Ada 2 tema dalam menjelaskan cara proses social. Kondisi social sebagai sumber
berfikir individual. Dan peran alat perangka belajar dan pengetahuan yaitu
bahasa.
C.
Kondisi social sebagai sumber berfikir
individual
Vygotsky berasumsi fungsi dalam pengembangan budaya
siswa teercermin pada tingkat individual yang Nampak pada interpsikological. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi
social dalam pengembangan pengetahuan, namun interaksi tersebut bukanlah
interaksi biasa tetapi interaksi dimana diantara para pihak yang berinteraksi
pihak satunya harus lebih tinggi kemampuan dan lebih advan tingkat berfikirnya
sehingga mampu menjadi sumber sosialnya dalam pengembangan pengetahuan.
Keterikatan berinteraksi pihak satunya harus lebih tinggi tersebut akan
memunculkan teori pembelajaran yang terkenal dengan sebutan Zone Proximal
Development (ZPD). ZPD merupakan teori pebelajaran individual dari Vygotsky.
D.
Alat budaya dan pengembangan pengetahuan
Vygotsky percaya bahwa dalam mengembangkan pengetahuan lebih
menekankan pada alat budaya seperti bahasa, simbol, dan tanda-tanda akan
mendukung siswa meningkatkan kemampuan mentalitas berfikir tingkat tinggi
seperti kemampuan memecahkan masalah. Alat budaya ini merupakan alat
psikologikal yang membantu siswa menuju berfikir tingkat tinggi. Misalnya siswa
berkegiatan dengan siswa yang lebih unggul atau lebih dewasa mereka saling
bertukar pikir tentang suatu konsep. Dengan dialog dan diskusi maka siswa akan
melakukan internalisasi dan memperoleh tambahan wawasan.
E.
Peran Bahasa
Bahasa merupakan bagian yang vital untuk pengembangan pengetahuan.
Bahasa juga merupakana alat untuk mengekspresikan fikiran dan menjawab
pertanyaan, mengkategorikan ide, konsep berfikir, dan menghubungkan masa lalu
dengan masa depan. Belajar merupakan
alat dalam pengembangan sebab kedudukan belajar merupakan cara untuk
membangkkitkan level pengetahuan tingkat tinggidari siswa dan interaksisosial
merupakan kunci dalam belajar.
Vygotsky yakin bahwa kemampuan membangkitkan pengetahuan lebih
tinggi sangat dipengaruhi adanya orang lain. Kedudukan orang
lain bisa menjadi sebagai guru maupun orang dewasa yang bertindak sebagai penuntun
yang memberikan informasi yang diperlukan untuk siswa tumbuh secara
intelektual. Dengan demikian siswa tidak sendiri dalam menemukan dunianya.
Penemuan (discovering) pada siswa selalu dipandu oleh guru, orang dewasa yang
dikomunikasikan dengan bahasa, pengamatanpada ketrampilan atau kinerja (Rogoff.
2001, Learning together: children and adult in a school community. New York:
Oxford).
F.
Implikasi
dalam proses pembelajaran
Teori vygotsky tentang
kontruktivistik, ada 3 cara siswa belajar dengan menggunakan alat budaya yaitu
pembelajaran dari satu orang keorang lain, yaitu belajar dengan meniru yaitu
siswa menirukan orang dewasa, kedua belajar dengan pengajaran, ketiga belajar
melalui kerjasama. Aspek utama bagi Vygotsky pembelajaran yang baik yaitu
adanya bantuan pembelajaran.
Bantuan pembelajaran dalam
kelas mensyaratkan scaffolding yaitu pemberian pengetahuan, bantuan, dan
peluang kepada siswa untuk melakukan lebih untuk mereka sendiri.bentuk lain
dari bantuan pembelajaran adalah:
1.
Procedural
facilitator yaitu memberikan bantuan untuk membantu siswa dengan meminta siswa
belajar keterampilan implisit.
2.
Modeling
use of facilitators yaitu guru memancing menjadi model berdasar bacaan yang
ada.
3.
Providing
prompt or use cards yaitu membantu siswa dengan memberikan bantuan berupa
tulisan tertentu dalam bentuk prompt cards yang dijadikan acuan siswa.
4.
Reciprocical
teaching yaitu guru membantu siswa belajar lebih mendalam dengan guru megajak
diskusi dan tanya jawab.
G.
Teori
Zone Proximal Development
Zone Proximal
Development menurut Vygotsky adalah wilayah yang sesungguhnya siswa tidak mampu
memecahkan masalah secara sendiri tetapi dapat menjadi sukses dipecahkan siswa
dibawah bimbingan guru atau orang dewasa atau kerjasama dengan sebaya yang
lebih unggul. Dalam pendidikan area yang dinamakan Zone Proximal Development
berujud instruksional yang akan dapat dijalani secara sukses oleh siswa apabila
pembelajaran konkrit diterapkan.
Teori Vygotsky yang
sangat terkenal adalah ZPD menegaskan bahwa ternyata dalam perkembangan siswa ditemukan
adanya dua perkembangan yaitu perkembangan aktual dan perkembangan lanjut.
Dikemukakan bahwa ZPD adalah perbedaan antara perkembangan yang aktual terjadi
karena dari siswa yang bersangkutan dengan tanpa bantuan guru dan perkembangan
potensi akan lebih luas dengan bantuan guru. Teori ini menjelaskan bahwa siswa
dapat dididik menjadi berkembang lagi apabila bantuan yang diberikan guru
sesuai dengan tingkatan kebutuhan yang diperlukan siswa.
Dengan demikian
pengetahuan yang berbentuk pada siswa merupakan kontruksi dari siswa sendiri
sehingga bentukan pengetahuan siswa tersusun akibat interaksi siswa dengan
lingkungan sosialnya. Kaena itu tugas guru adalah menyiapkan situasi yang
kondusif yang memungkinkan tersedia suasana pembelajaran sehingga siswa mampu
mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar