nama siswa: ardan kurniawan
nomr induk :1300
tempat tanggal lahir : karanganyar 22 nopember 2003
jenis kelamin : laki-laki
agama : islam
pendidikan sebelumnya : TK
alamat siswa :gatak rt 02/ 09 blulukan colomadu.
nama orangtua:
ayah: suwanyto
ibu: sundari
pekerjaan orang tua:
ayah: swasta
ibu: swasta
alamat orang tua
ardan adalah anak laki-laki kelas 4 sd muhammadiyah baturan. dalam bidang
pengetahuan dia memang anak yang tergolong biasa saja. dalam data raportnya
dari kelas 1 sampai kelas 3 belum pernah masuk 10 besar anak yang berprestasi.
nilai rata-rata ardan memang lebih tinggi dari kkm namun tidak terpaut jauh
jaraknya sedangkan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas sebagian
besar nilai raport ardan lebih redah namun juga tidak terpaut jauh. perlu
diketahui bahwa jumlah keseluruhan siswa kelas 4 itu sendiri hanya 17 dan di
dominasi anak perempuan dengan jumlah 9 siswa. selain nilai yang tidak begitu
bagus tulisan ardan juga masih tergolong jelek jika dibandingkan dengan tulisan
teman-temannya. penggunaan huruf besar pada kalimat yang tidak sesuai pada
tempatnya dan penulisan kalimat tanpa spasi.
permasalahan yang dialami ardan tidak hanya pada pengetahuan dan
penulisan saja. dari hasil wawancara dengan guru kelas dan diperkuat dengan
wawancara siswa kelas 4 mengindikasikan bahwa ardan juga tergolong anak yang
nakal. siswa kelas 4 mnyatakan bahwa ardan dalam proses pembelajaran seing
bermain dngan teman sebangkunya selain itu juga dia sering berbuat onar di
kelas yang dapat mengganggu temannya.
nama siswa: rahmat riski fauzani
nomr induk :1981
tempat tanggal lahir : surakarta 18/04/2003
jenis kelamin : laki-laki
agama : islam
pendidikan sebelumnya : TK
alamat siswa : griyan rt: 04/01 Baturan
nama orangtua:
ayah: muladi
ibu: sri rahayu
pekerjaan orang tua:
ayah: swasta
ibu: swasta
alamat orang tua
Riski adalah salah satu anak kelas 4 sd muhammadiyah baturan yang akan
kami berikan layanan bimbingan. Sekilas anak ini tidak memiliki masalah sama
sekali dalam berinteraksi di lingkungan sekolah. Setelah dilakukan pengamatan
lebih lanjut dan melaksanakan kegiatan wawancara pada guru, dan teman sebayanya
ternyata anak ini memiliki berbagai macam masalah prilaku yang harus diberikan
bimbingan dan perbaikan sikap. Dari hasil wawancara menyimpulkan bahwa riski
tergolong anak yang special karena dia takut dengan nasi yang notabennya adalah
makanan pokok bagi manusia. Dia juga memiliki sikap yang kurang baik yaitu
sering memegang teman perempuannya. Karena sikap itu dia dipindahkan dari SD
negeri baturan ke SD muhammadiyah baturan. Pada saat wawancara masal siswa
kelas 4 anak perempuan mengeluhkan sangat terganggu oleh sikap riski yang
sering memegang perempuan.
Selain sikap tersebut dari dokumentasi nilai riski juga tergolong anak
yang kurang berprestasi karena dari jumlah 17 siswa dia tidak masuk pada 10
besar. Rata rata nilai pada raport lebih rendah dari rata-rata nilai anak satu
kelasnya. Riski lemah dalam perhitungan perkalian dan bahasa dimana dari hasil
tes riski mengalami kesulitan menggunakan oprasi hitung perkalian. Sedangkan
dalam hal bahasa riski lemah dalam menguraikan kata dalam bentuk kalimat yang
nantinya akan di tulis dalam lembar kertas.
A. Identifikasi
Kasus
Langkah
ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan: Siapa yang sedang menghadapi masalah
yang memerlukan bimbingan atau konseling?
Disini
jelas bahwa yang sedang menghadapi masalah adalah Ardan dan Riski. Ardan mengalami kesulitan menulis dan perkalian
sedangkan riski mengalami kesulitan perkalian. Selain itu mereka berdua juga memiliki sikap yang
kurang baik jika dibandingkan dengan teman sebayanya.
B. Identifikasi
Masalah
a. Langkah
ini ditujukan ke arah menjawab pertanyaan : Jenis masalah apakah yang sedang
dihadapi oleh siswa ?
Berkaitan dengan jenis permasalahan
anak, Roos L.Mooney (dalam prayitno,
2004) menggolongkan ke dalam sebelas
kelompok permasalahan, yaitu kelompok masalah
yang berkaitan dengan :
1. Perkembangan
jasmani dan kesehatan
2. Keuangan,
keadaan lingkungan dan pekerjaan
3. Kegiatan
sosial dan reaksi
4. Hubungan
muda mudi
5. Hubungan
sosial kejiwaan
6. Keadaan
pribadi kejiwaan
7. Moral
agama
8. Keadaan
rumah dan keluarga
9. Masa
depan pendidikan dan pekerjaan
10. Penyelesaian
terhadap tugas-tugas sekolah
11. Kurikulum
sekolah dan prosedur pengajaran
Jika dilihat dari kelompok permasalahan
tersebut, permasalahan yang dihadapi Ardan dan Riski yaitu berkaitan dengan nomer
4 Hubungan muda mudi yaitu sikap riski dan ardan yang nakal sehingga mengganggu
teman lain yang sedang belajar. Dari hasil angket menunjukan bahwa sebagian
besar siswa kelas empat tidak memilih riski dan ardan untuk menjadi teman
dekatnya. Selain itu ada juga permasalahan nomor 10 Penyelesaian terhadap
tugas-tugas sekolah dan 9 masa depan pendidikan dan pekerjaan. Permasalahan
tersebut sangat berkesinambungan karena kedua siswa lemah dalam hal perhitungan
dan bahasa. Dari hasil pengamatan raport nilai bahasa Indonesia riski di bawah
KKM dan dari hasil uji tes riski mengalami kesusahan dalam hal perkalian. Untuk
Ardan mengalami kesulitan dalam menulis dan juga kesulitan dalam perkalian. Hal
ini sangat mempengaruhi dalam proses penyelesaian tugas-tugas sekolah selain
itu jika dibiarkan saja akan memberikan dampak yang buruk pada masa depan
pendidikan dan pekerjaan kedua anak tersebut.
b. Bagaimana
karakteristik masalah tersebut?
Karakteristik
masalah yang dihadapi kedua siswa tersebut adalah sebagai berikut :
1) Riski
Karakteristik
masalah yang dihadapi Riski
adalah sebagai berikut:
·
Susah
mengerjakan soal perkalian.
·
Kesusahan
membuat kalimat mandiri.
·
Prilaku nakal
yang mengganggu dan meresahkan teman lain.
2) Ardan
Karakteristik
masalah yang dihadapi Ardan
adalah sebagai berikut:
·
Menulisnya kurang rapi.
·
Menulis huruf besar kadang salah.
·
Antar kata
terkadang belum di beri spasi.
·
Prilaku nakal
yang mengganggu temannya.
C. Diagnosis
Langkah diagnosis ini ditujukan ke arah
menjawab pertanyaan : faktor-faktor apa saja yang menyebabkan permasalahan pada
anak ? Secara umum, masalah yang timbul bersumber dari dua faktor, yaitu faktor
internal (bersumber dari diri sendiri) dan faktor eksternal (yang bersumber
dari luar diri siswa/bersumber dari lingkungan). Untuk mengetahui faktor ini,
diperlukan beberapa metode, yaitu :
1. Observasi
2. Angket
3. Tes
4. Wawancara
5. Dokumentasi
6. Home
visit, dl
Dalam kasus ini pembimbing memakai
metode observasi pada proses pembelajaran dan bermain di lingkungan sekolah
untuk mengetahui prilaku siswa. Angket diberikan kepada semua siswa kelas 4
untuk mengetahu hubungan pertemanan, hobi, dan motivasi belajar di sekolah. Wawancara
pembimbing lakukan kepada seluruh siswa kelas 4 untuk mengetahui prilaku siswa
yang bersangkuta yaitu ardan dan riski, kemudian pemimbing dengan guru kelas
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi riski dan
ardan, dan yang terakhir wawancara dilakukan antara pembimbing dan siswa yang
bersangkutan untuk mengetahui secara mendalam hubungan keluarga, motivasi
belajar dirumah, dan prilaku religious. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui
data hasil belajar siswa bersangkutan dari kelas satu sampai kelas tiga.
Ternyata
setelah dilakukan observasi, angket, dokumentasi, dan wawancara, pembimbing
menyimpulkan faktor faktor yang menyebabkan siswa mengalami masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Riski
Faktor
yang menyebabkan Riski
mengalami kesulitan perkalian dan
berbahasa dan memiliki sikap kurang baik adalah sebagai
berikut:
a) Kesulitan dalam oprasi hitung perkalian dan berbahasa
·
Kurang belajar,
belajar hanya satu jam atau hanya mengerjakan PR saja.
·
Terlalu banyak
bermain, Riski bermain antara jam pulang sekolah sampai menjelang maghrib.
·
Sudah mengenal
dan kadang-kadang bermain Play Station.
·
Orang tua yang
kurang memotivasi dan menyuruh anak untuk belajar. Yang menyuruh belajar adalah
kakek dan neneknya riski.
b) Sikap yang kurang baik.
·
Lingkungan yang
keras, banyak orang yang minum-minuman keras, berbicara kotor, dll.
·
Bermain dara
dengan orang dewasa, melihat orang dewasa melatih anjing, merupakan kegiatan
yang tidak ada manfaatnya.
·
Kurangnya
perhatian orangtua dalam mendidik anak dalam hal religious, riski hanya solat
bada Dzuhur di sekolah saja.
·
Keluarga yang
tergolong tidak begitu harmonis, dari hasil wawncara menunjukan bahwa antara
riski dan adiknya memiliki ibu yang berbeda.
2) Ardan
Faktor
yang menyebabkan Ardan
mengalami kesulitan perkalian dan menulis
dan memiliki sikap kurang baik adalah sebagai
berikut:
a) Kesulitan dalam oprasi hitung perkalian dan menulis
·
Kurang belajar,
belajar hanya satu jam atau hanya mengerjakan PR saja.
·
Selain bermain
jiga ardan memiliki tanggung jawab menjaga adiknya yang masih kecil.
·
Sudah mengenal permainan
Play Station.
·
Orang tua yang
kurang memotivasi dan menyuruh anak untuk belajar.
b) Sikap yang kurang baik.
·
Lingkungan yang
keras, banyak orang yang minum-minuman keras, berbicara kotor, dll.
·
Bermain dara
dengan orang dewasa, melihat orang dewasa melatih anjing, merupakan kegiatan
yang tidak ada manfaatnya.
·
Dipengaruhi oleh
teman yang ada di lingkungan sekitarya.
D. Prognosis
Pada
prognosis ini diarahkan untuk menjawab
pertanyaan :
a. Apakah
masalah yang dihadapi siswa masih mungkin diatasi ?
Jika dilihat dari kriteria masalahnya, masalah yang dihadapi Riski dan Ardan mungkin untuk diatasi/dibenahi. Tujuan
penyelesaian masalah Riski dan Ardan adalah
supaya siswa dapat dengan mudah
menghitung oprasi hitung perkalian dengan benar dan
terampil. Selain itu dengan bimbingan
ini secara berlahan-lahan sikap tidak baik yang dimiliki riski dan ardan bisa
berkurang. Jadi
hal ini mungkin masih bisa di atasi oleh seorang guru kelas atau mahasiswa.
b. Siapa
pihak yang tepat memberikan bimbingan ?
Jika dilihat dari jenis masalahnya, pihak
yang tepat untuk menangani/mengatasi masalah yang sedang dihadapi Riski dan Ardan adalah guru yang memahami karakteristik anak tersebut dalam hal
ini adalah guru kelas dan orang yang sudah menempuh ilmu mengenai bimbingan dan
konseling. Guru kelas bisa minta bantuan kepada orang yang mengetahui dan faham dengan pelaksanaan
bimbingan dan konseling untuk membantu siswa
supaya bisa memperbaiki prilaku yang
kurang baik dan melatih ketrampilan berbahasa dan menulis siswa
dengan baik dan benar.
c. Kapan/dimana
bimbingan itu dilaksanakan?
Bimbingan
dilaksanakan mulai dari awal September sampai pertengahan oktober dengan waktu
yang tidak tentu karena bimbingan dilaksanakan tergantung pada kesiapan antara
pembimbing dan clien dalam hal ini riski dan ardan. Bimbingan biasanya dilaksanakan
setelah proses pembelajaran berakhir selama kurang lebih dua jam dan tempatnya
berada di kelas yang kosong.
d. Bagaimana
alternatif pemecahannya ?
Dalam memberikan alternatif pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan mengintepretasikan
hasil-hasil langkah kedua dan ketiga yaitu pada tahap identifikasi masalah dan
membuat diagnosis.
Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Masalah mengenai prilaku yang kurang baik
Riski dan Ardan, Setiap kali dilaksanakan bimbingan di
sekolah Riski dan Ardan selalu diberi cerita mengenai dampak buruk tentang
sikap yang kurang baik yang dimilikinya dengan memberikan contoh nyata.
Pembimbing meminta bantuan kepada seluruh siswa kelas 4 untuk mengintrol dan
melaporkan jika clien yang kami bombing bersikap kurang baik lagi dengan
memberikan poin pada table prilaku kurang baik. Penggunaan hadiah juga
pembimbing gunakan untuk memotivasi client agar tetap teguh pendiriannya untuk
berubah menjadi lebih baik lagi.
2) Kesulitan berbahasa, dan berhitung operasi hitung
perkalian.
Client ketika proses pembimbingan selalu diberi
kegiatan-kegiatan menulis dan membuat kalimat dengan cara pembiasaan.
Pembiasaan dalam hal ini adalah menulis berkali-kali sampai client terbiasa
menggunakan tulisan dan bahasa yang bagus. Sedangkan untuk perkalian pembimbing
menggunakan metode perkalian jarimatika dan penjumlahan, dimana untuk perkalian
dengan nilai 1-5 menggunakan penjumlahan bilangan sebelumnya dengan bilangan
yang sama. Sedangkan perkalian antara 6-10 menggunakan jarimatika. Penggunaan
hadiah juga pembimbing lakukan untuk memotivasi siswa belajar lebih banyak dan
lebih konsentrasi lagi.
E. Terapi
Terapi dilakukan dengan mengacu pada
rumusan prognosis yang telah dibuat. Dalam memberikan terapi terkait dengan
masalah yang sedang dihadapi oleh kedua siswa tersebut penulis memberikan
bimbingan sebagai berikut:
1) Untuk permasalahan Riski dan Ardan dalam operasi
hitung perkalian dan berbahasa
Langkah yang diambil pembimbing untuk
mengatasi masalah yang dihadapi Riski
dan Ardan adalah sebagai berikut:
·
Membujuk siswa untuk melaksanakan kegiatan terbimbing
dengan cara merayu siswa dengan hal-hal yang disukai siswa. Riski ketika diajak kegiatan bimbingan tersebut
selalu menolak dan mencari alasan, untuk itu penulis mempunyai inisiatif untuk
membujuk siswa supaya mau di bombing
dengan mengajak permainan. Setelah sejenak siswa bermain, baru kemudian guru
memulai bimbingan dan memberikan nasehat
kepada client.
·
Memberikan bimbingan
kepada siswa dengan cara mengajarkan siswa cara menulis yaitu dengan menulis alfabetis dengan benar kemudian
menulis kalimat dengan benar. Hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang agar
client merasa terbiasa. Selanjutnya untuk perkalian juga menggunakan system
penjumlahan dan jarimatika secara berulang-ulang hingga lama waktu dalam
mengerjakan semakin cepat tiap kali bimbingan. Untuk memberikan sikap tanggap
pembimbing selalu memberikan tanya jawab kepada client pada proses bimbingan.
2) Untuk permasalahan Riski dan Ardan dalam perbaikan
sikap
Langkah
yang diambil pembimbing untuk mengatasi masalah yang dialami Riski dan Aedan adalah selalu
memberikan pengarahan di setiap bimbingan mengenai dampak negative yang di
timbulkan jika sikap kurang baik tersebut tidak di hilangkan. Selain itu
pengontrolan selalu dilaksanakan secara rutin dengan bantuan siswa kelas empat
dengan table prilaku yang terpasang di dinding sekolah.
F. Evaluasi
dan Follow Up
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan bimbingan yang diberikan terhadap siswa yang
menghadapi masalah. Dalam melakukan evaluasi terhadap kedua siswa yang
mengalami masalah yaitu Riski dan Ardan,
pembimbing melakukannya dengan langkah:
1) Untuk evaluasi mengenai bahasa dan perkalian setiap
akhir minggu pembimbing memberikan evaluasi berupa lembar tugas yang di
dalamnya berisikan kalimat yang harus di tulis dengan tulisan yang bagus dan
perkalian penggunaan jarimatika. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah
client sudah bagus dalam menulis, berbahasa, dan perkalian menggunakan
jarimatika atau masih belum menguasai aspek tersebut.
2) Sedangkan untuk masalah sikap yang kurang baik pada
client, setiap akhir minggu pembimbing selalu mewawancarai siswa kelas empat
mengenai kebiasaan prilaku kurang baik client apakah sudah berkurang atau belum
dengan melihat juga tabel prilaku yang terpasang di dinding kelas.
2. Follow
Up
Follow Up merupakan tahap tindak lanjut dari langkah
evaluasi. Follow Up dilaksanakan
baik pada proses pembelajaran maupun pada saat bermain antara pembimbing dengan
client. Pembimbing selalu mengarahkan client untuk menggunakan bahasa dan
penulisan yang baik ketika proses pembelajaran dan menggunakan perkalian
penjumlahan dan jarimatika untuk mempercepat pengerjaan pada operasi hitung
erkalian. Selain itu untuk sikap yang kurang baik pada client juga akan terus
terukur dan terawasi karena pembimbing bekerja sama dengan seluruh siswa kelas
empat dalam memberikan perubahan pada sikap kurang baik pada diri client.
Kegiatan tersebut di dukung dengan pemberian hadiah jika client mengalami
perubahan sesuai dengan apa yang diinginkan pembimbing. Kegiatan tersebut rutin
dilakukan sampai clent terbiasa dan membudaya pada dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar