Kegiatan berfikir, kita lakukan dalam keseharian
dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah
seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi
hipotesis, menarik kesimpulan.
Chapter 05
SARANA BERPIKIR ILMIAH
By: Nadia Rahmasari, S.Pd dan Sri Wulandari, S.Pd
Kegiatan berfikir, kita lakukan dalam keseharian
dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah
seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi
hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode
ilmiah tersebut harus didukung dengan alat / sarana yang baik sehingga
diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang
baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah
untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan
tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang
memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu
merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk
itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan
logika induktif .Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian
ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau
menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus
didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu
langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan
masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah
tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.
Hakikat Sarana Berpikir Ilmiah
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan
empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu,
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan dan mengembangkan.
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini
merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu
yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang
menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya berisi kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus. Sedangkan, deduksi
ialah cara berpikir yang di dalamnya berisi kesimpulan yang bersifat khusus
ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh, tanpa
penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan
metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir
ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah. Di bawah ini adalah pendapat
beberapa ahli tentang pengertian sarana berpikir ilmiah yaitu:
Menurut Salam (1997:139) bahwa berpikir ilmiah
adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan
ilmu. Berpikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Menurut Jujun S.Suriasumantr bahwa berpikir merupakan
kegiatan akal untuk memeroleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah
kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.
Menurut Kartono dalam Khodijah (2006:118) bahwa
berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang
lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
Menurut Eman Sulaeman bahwa berpikir ilmiah
merupakan proses berpikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis
yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah
dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika,
dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Salah
satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar peranan
masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.
Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan
ilmu (science), dengan pengetahuan (knowledge) antara lain : 1) Menurut Atmosudiro
bahwa ilmu harus ada obyeknya, terminologinya, metodologinya, filosofinya dan
teorinya yang khas; dan 2) Menurut Nawawi bahwa ilmu juga harus memiliki
objek, metode, sistematika dan mesti bersifat universal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana
berpikir ilmiah yaitu: 1) Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan
kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu; dan 2) Tujuan
mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik.
Secara garis besar berpikir dapat dibedakan antara
berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran
yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya.
Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara
teratur dan cermat.
Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga,
yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika, logika dan statistika. Bahasa
ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran
seluruh proses berpikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting
dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali
kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam
berpikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah
untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan
mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan
kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Fungsi berpikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk
mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini
berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan
materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Peran Bahasa dalam Sarana Berpikir Ilmiah
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun
Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang
yang membentuk makna.
Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan pada
bunyi, lambang, sistematika dan komunikasi. Adapun ciri-ciri bahasa di
antaranya yaitu: 1) Sistematis artinya memiliki pola dan aturan; 2) Arbitrer
(manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan
apa yang disimbolkannya; 3) Ucapan/vokal. Bahasa berupa buny; 4) Sebagai symbol
yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya.
Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah
yaitu
bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif dan afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif dan afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
Peran bahasa disini adalah sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah dan sebagai
sarana komunikasi antar manusia tanpa bahasa tiada komunikasi. Adapun ciri-ciri
bahasa ilmiah yaitu: 1) Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah
mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini
dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman
Informasi; 2) Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan
informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya;
3) Intersubjektif yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna
yang sama bagi para pemakainya; 4) Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif
dan tidak memuat unsur emotif.
Menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh
Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut; 1) Instrumental yaitu:
penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi
seperti makan, minum, dan sebagainya; 2) Fungsi Regulatoris yaitu: penggunaan
bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku; 3) Fungsi
Interaksional yaitu: penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan
pemikiran antara seseorang dan orang lain; 4) Fungsi Personal yaitu: seseorang
menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran; 5) Fungsi Heuristik
yaitu : penggunaan bahasa untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan
untuk mempelajarinya; 6) Fungsi Imajinatif yaitu: penggunaan bahasa untuk
mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery
seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata); 7) Fungsi Representasional
yaitu: penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan; 8) Untuk
menelaah bahasa ilmiah perlu dijelaskan tentang pengolongan bahasa.
Peran Matematika dalam Sarana Berpikir Ilmiah
Penguasaan secara berpikir ini ada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang
sangat mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika.
Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional dari bahasa verbal. Umpamanya: kita sedang mempelajari kecepatan
jalan kaki seorang anak maka objek kecepatan jalan kaki seorang anak
dilambangkan x, dalam hal ini maka x hanya mempunyai arti yang jelas yakni
kecepatan jalan kaki seorang anak. Demikian juga bila kita hubungkan kecepatan
jalan kaki seorang ana dengan obyek lain misalnya: jarak yang ditempuh
seorang anak”yang kita lambangkan dengan y, maka kita lambangkan hubungan tersebut
dengan z = y / x dimana z melambangkan “waktu berjalan kaki seorang anak”.
Pernyataan z = y / x tidak mempunyai konotasi emosional, selain itu bersifat
jelas dan spesifik.
Peranan Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
dapat menggunakan alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1) Menggunakan
algoritma; 2) Melakukan manipulasi secara matematika; 3) Mengorganisasikan
data; 4) Memanfaatkan symbol, table dan grafik; 5) Mengenal dan menenukan pola;
6) Menarik kesimpulan; 7) Membuat kalimat atau model matematika; 8) Membuat interpretasi
bangun geometri; 9) Memahami pengukuran dan satuanya; 10) Menggunakan alat
hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika,
kalkulator, dan komputer.
Peran Statistika dalam Berpikir Ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang
ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat
menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif
tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya
didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang
diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.
Menurut Anas Sudiono dalam bakhtiar (2010: 198)
secara etimologi kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan state (bahasa Inggris) yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan negara.
Sedangkan menurut (Sudjana 1996: 3), statistika
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data,
pengelolaan atau penganalisiannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan
kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
Jadi statistika merupakan sekumpulan metode
dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data
dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu
keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta
penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan hampir semua
pengambilan keputusan dalam bidang manajemen. Peranan statiska diterapkan
dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas,
seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing,
pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode
keilmuan: 1) Alat untuk
menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas; 2) Alat untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrument; 3) Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data
lebih komunikatif; dan 4) Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis
penelitian yang diajukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar