Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm“
yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan
katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu
sosial dapat berarti
mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Chapter 11
ILMU DAN KEBUDAYAAN
By: Ade Amaliah, S.Pd dan Yulia Elfrida Yanty
Siregar, S.Pd
Definisi Ilmu
Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm“
yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan
katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu
sosial dapat berarti
mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia.Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.Ilmu pengetahuan adalah produk
dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi
pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja)
atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi
lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa
jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
sesuai untuk menjadi perawat.
Ilmu yang disebut sebagai science
mempunyai arti the study of the structure and behavior of the physical and
natural world and society, especially through observation and experiment. Itu menurut
kamus oxford yang jika diterjemahkan menjadi studi tentang struktur dan
perilaku dari dunia fisik dan alam dan masyarakat, khususnya melalui pengamatan
dan percobaan. Tampaknya kedua pengertian diatas yakni pengertian ilmu dalam bahasa Indonesia
maupun dalam bahasa inggris memiliki persamaan.
Mengapa ilmu hadir? Pada hakekatnya,
manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi di
sekitarnya. Sebab, banyak sekali sisi-sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan
dalam dirinya. Oleh sebab itulah, timbul pengetahuan (yang suatu saat) setelah
melalui beberapa proses beranjak menjadi ilmu.
Bagaimanakah manusia mendapatkan
ilmu? Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi
dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran inilah, manusia
mendapatkan ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pertanian, ilmu
pendidikan, ilmu kesehatan, dan
lain-lain. Akal dan pikiran memproses setiap pengetahuan yang diserap oleh
indera-indera yang dimiliki manusia. Dengan apa manusia memperoleh, memelihara,
dan meningkatkan ilmu? Pengetahuan kaidah berpikir atau logika merupakan sarana
untuk memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu.Jadi, ilmu tidak hanya diam
di satu tempat atau di satu keadaan. Ilmu pun dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan cara berpikir manusia.
Bagaimanakah manusia mendapatkan
ilmu? Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi
dengan seperangkat akal dan pikiran.Dengan akal dan pikiran inilah, manusia
mendapatkan ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pertanian, ilmu
pendidikan, ilmu kesehatan, dan lain-lain.Akal dan pikiran memroses setiap
pengetahuan yang diserap oleh indera-indera yang dimiliki manusia.
Pengertian Ilmu Menurut Para Ahli
Ashley Montagu menyebutkan bahwa
“Science is a systemized knowledge services form observation, study, and
experimentation carried on under determine the nature of principles of what
being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system
yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan
prinsip hal yang sedang dipelajari).
Harold H. titus mendefinisikan “Ilmu
(Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan,
mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan
menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis).
Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan
“Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu
golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari
luar maupun menurut bangunannya dari dalam.”
Syarat – syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu
dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu
alam yang telah ada lebih dahulu.
Objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian
yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari
luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya.Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
Metodis
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba
mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti
secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Jenis
– jenis
Ilmu
Jenis-jenis ilmu sangat beragam.Ada
ilmu yang membahas tentang tubuh manusia, hubungan antar manusia, kesehatan
manusia, alam semesta, komunikasi antara individu, tumbuhan, binatang,
spiritual, dan lain-lain.Kesemuanya memberikan sumbangan yang sangat berharga
bagi kehidupan manusia.
Jenis-jenis ilmu secara umum
diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu: 1) Ilmu kerohanian, ilmu yang
mempelajari hal-hal yang bersifatspiritual; 2) Ilmu matematika, ilmu yang
mempelajari tentang hitungan, bilangan, himpunan, logaritma, aritmetika, dan
lain-lain; 3) Ilmu pengetahuan alam, ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu
makhluk hidup (hayati) dan fisika (bukan hayati); 4) Ilmu behavior, ilmu
tentang perilaku hewan (animal behavior) dan perilaku manusia (human behavior).
Human behavior sering dikenal dengan ilmu sosial; 5) Ilmu bahasa, ilmu
yang mempelajari alat komunikasi agar memudahkan berinteraksi.
Adapun Bierstedt menyusun ilmu dari
segi terapan ke dalam dua bagian, yaitu: 1) Ilmu murni (Pure science), ilmu
yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara abstrak
sehingga meningkatkan kualitas ilmu itu sendiri tanpa menggunakannya
dalam masyarakat. Misalnya: seorang ahli fisika (ilmu alam) tidak bertugas
membangun jembatan, seorang ahli kimia bukan untuk membuat
obat-obatan, ahli sosiologi membantu petugas administrasi pembentuk
peraturan dengan gagasan-gagasannya. Jenis-jenis ilmu yang termasuk kelompok ilmu murni, yaitu: a) Ilmu Pasti; b) Ilmu Kimia; c) Ilmu
Hukum; d) Astronomi; e) Ilmu Hewan; f) Ilmu Tumbuh-tumbuhan; g) Ilmu Faal;
h) Ilmu Ekonomi; i) Ilmu Sejarah; j) Ilmu Alam; k) Geologi; l) Sosiologi;
m) Ilmu Manajemen; n) Ilmu Politik; 2) Ilmu terapan atau terpakai (Applied
science), ilmu yang ditujukan untuk membantu masyarakat dengan menggunakan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis ilmu yang termasuk kelompok ilmu
terapan, yaitu: a)
Pertanian; b) Teknologi; c) Kedokteran; d) Navigasi; e) Politik; f) Perundang-undangan;
g) Pertambangan; h) Jurnalistik; i) Akuntansi; j) Farmasi; k) Pencangkokan; l) Perusahaan;
m) Manajemen.
Manfaat
Ilmu
Manfaat
ilmu bagi manusia tidak terhitung
jumlahnya.Sejak Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah
mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis
dan berwarna. Dengan ilmu, manusia
senantiasa: mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih
baik dari sebelumnya, menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya,
menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas
sehari-hari, menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu, ddapat
melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan, dan menjalani kehidupan
dengan nyaman dan aman.
Definisi Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan.Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam
bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah
didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani. Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara,
dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut: 1) Kenyataan
bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman
budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak
lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan; 2) Proses
pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan
timbul konflik dalam kehidupan; 3) Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi
menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan
tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang
telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang
disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat
dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli
Edward B.
Taylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
M. Jacobs
dan B.J. Stern, kebudayaan mencakup keseluruhan yang
meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda,
yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
Ki Hajar
Dewantara, kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
Kebudayaan
diantara
Masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya
memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah
kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan
dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama,
pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Ada beberapa cara yang dilakukan
masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan
kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang
datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar
budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
1. Monokulturalisme: Pemerintah
mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda
kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
2. Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah
model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok
minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa
bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
3. Melting Pot: Kebudayaan
imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan
pemerintah.
4. Multikulturalisme: Sebuah kebijakan
yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan
mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
Keterkaitan
Antara Ilmu dan
Budaya
Dalam unsur budaya terdapat adanya
sistem pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan
demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari budaya. Ilmu dan budaya
mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu
pihak perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya
masyarakat tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya
budaya masyarakat. Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang
terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika. Ilmu merupakan
sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara
individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu
menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake : Science for man, ilmu turut
membentuk profil budaya bukan saja lewat aspek-aspek teknisnya, melainkan juga
dengan jalan memberikan pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang
baru.
Contohnya adalah dalam masyarakat
pedalaman, budaya yang berkembang adalah budaya agraris.Adapun ilmu yang
berkembang adalah ilmu pertanian.Ilmu pertanian ini memberikan
pandangan-pandangan baru terhadap budaya, misalnya ritual-ritual khusus
menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar