Ilmu (science) dan
pengetahuan (knowledge) adalah dua bidang yang berbeda. Pengetahuan (knowledge)
merupakan kumpulan upaya dan pemahaman, pikiran, perasaan, dan pengalaman yang diperoleh
manusia.
Chapter
12
ILMU
DAN BAHASA
SEBAGAI
SARANA KOMUNIKASI ILMIAH
By: Ade
Amaliah, S.Pd dan Yulia Elfrida Yanty Siregar, S.Pd
Hakikat
Ilmu
Ilmu
(science) dan pengetahuan (knowledge) adalah dua bidang yang berbeda.
Pengetahuan (knowledge) merupakan kumpulan upaya dan pemahaman, pikiran,
perasaan, dan pengalaman yang diperoleh manusia ketika berinteraksi dengan
orang lain dan alam sekitarnya, yang kemudian diabstraksi dalam bentuk
pernyataan, ungkapan artistik, teori, dalil, rumus atau hukum. Suriasumantri
(1990: 293) mengatakan: “ knowledge merupakan terminologi generik yang mencakup
segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara
menyulam, dan biologi...“. Ilmu (science) merupakan bagian dari pengetahuan
(knowledge), membahas bidang pengetahuan tertentu yang tersusun secara
sistematis, diperoleh dengan observasi (tahapan metode ilmiah) yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Hakikat
Bahasa
Bahasa
adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek
faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Bahasa adalah sistem
lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi masyarakat pemakainya.
Sebagi contoh kita menggabungkan bunyi-bunyi bahasa atau fonem menjadi kata
atau butir leksikal sesuai dengan aturan dari bahasa yang kita gunakan,
butir-butir leksikal ini kemudian digabungkan lagi untuk membuat struktur tata
bahasa sesuai dengan aturan-aturan sintaksis dalam bahasa dengan demikian
bahasa merupakan ujaran yang diucapkan secara lisan, verbal secara arbiter.
Bahasa pada
hakikatnya memiliki dua fungsi utama yakni pertama, bahasa sebagai sarana
komunikasi antarmanusia dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan
kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi pertama dapat kita
sebutkan sebagai fungsi komunikatif dan fungsi yang kedua dapat kita sebutkan
sebagai fungsi kohesif atau integratif.
Hubungan
bahasa dan ilmu diantaranya: (1) ilmu dapat berkembang jika temuan dalam ilmu
itu disebarkan (dipublikasikan) melalui tindakan komunikasi (2) temuan itu
kemudian didiskusikan, diteliti ulang, dikembangkan, diterapkan atau diperbaharui
oleh ilmu lainnya (3) dalam proses tersebut menggunakan bahasa sebagai media
(komunikasi).
Terminologi
Ilmu, Ilmu Pengetahuan dan Sains
Knowledge
merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu
seperti filsafat, ekonomi, seni, bela diri, cara menyulam dan biologi. Untuk
membedakan tiap-tiap bentuk dari anggota kelompok knowledge terdapat tiga
kriteria yakni: 1) obyek ontologis, adalah obyek yang ditelaah yang membuahkan
pengetahuan (knowledge). Umpamanya ekonomi menelaah hubungan antara manusia
dengan benda/ jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya; 2) landasan
epistemologis, berhubungan dengan cara yang dipakai untuk mendapatkan
pengetahuan (knowledge). Landasan epistemologis berbeda untuk tiap bentuk apa
yang diketahui manusia. Umpamanya landasan epistemologis matematika adalah
logika deduktif dan landasan epistemologis kebiasaan adalah pengalaman dan akal
sehat; 3) landasan aksiologis, adalah nilai kegunaaan dari pengetahuan
(knowledge). Landasan aksiologis juga dapat dibedakan untuk tiap jenis
pengetahuan (knowledge). Nilai kegunaan filsafat berbeda dengan nilai kegunaan
fisika nuklir.
Jadi
seluruh bentuk dapat digolongkan ke dalam kategori pengetahuan (knowledge)
dimana masing-masinng bentuk dapat dicirikan oleh karakterisktik: 1) obyek ontologis: pengalaman manusia yakni
segenap ujud yang dapat dijangkau lewat pancaindera atau alat yang membantu
kemampuan pancaindera; 2) landasan epistemologis: metode ilmiah yang berupa gabungan
logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis atau disebut
logico-hyphotetico-verifikasi; 3) landasan aksiologis: kemaslahatan manusia.
Artinya segenap ujud pengetahuan (knowledge) secara moral ditujukan untuk
kebaikan hidup manusia.
Bentuk
pengetahuan (knowledge) dalam bahasa inggris adalah science. Ilmu (science)
merupakan bagian dari pengetahuan (knowledge) yang bersifat spesifik yang
mempunyai obyek ontologis, landasan epistemologis dan landasan aksiologis yang
khas.
Sains
merupakan adopsi yang kurang dapat dipertanggungjawabkan, dimana sains adalah
terminologi yang dipinjam dari bahasa inggris yakni science. Pembentukan kata
sifat dengan kata dasar sains ini adalah agak janggal dalam struktur bahasa
Indonesia. Kemudian, terminologi science dalam bahasa asalnya penggunaannya
sering dikaitkan dengan natural science seperti teknik. Maka teminologi science
sering dikaitan dengan teknologi. Sederhananya bahwa ilmu-ilmu sosial bukanlah
sains atau dengan kata lain sains hanya digunakan untuk ilmu-ilmu alam saja.
Padahal bila merujuk pada pengertian dari science adalah ilmu, yang berarti
mencakup ilmu-ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu alam. Jadi adopsi sains dari kata
science adalah kurang tepat.
Quo
Vadis
Terminologi
Ilmu untuk science dan pengetahuan untuk knowledge, secara de facto dalam
kalangan dunia keilmuwan terminologi ilmu sudah sering dipergunakan seperti
dalam metode ilmiah dan ilmu-ilmu sosial atau ilmu-ilmu alam. Adapun kelemahan
dari pilihan ini ialah bahwa kita terpaksa meninggalkan kata ilmu pengetahuan
dan hanya menggunakan kata ilmu saja untuk sinonim science dalam bahasa
inggris. Alternatif pertama menggunakan ilmu pengetahuan untuk science dan
pengetahuan untuk knowledge.
Politik
Bahasa Nasional
Bahasa
mempunyai dua fungsi utama yakni pertama, sebagai sarana komunikasi
antarmanusia dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok
manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi yang pertama dapat kita
sebutkan sebagai fungsi komunikatif dan fungsi yang kedua sebagai fungsi
kohesif atau integratif. Pengembangan suatu bahasa harus memperhatikan kedua
fungsi ini agar terjadi keseimbangan yang saling menunjang dalam
pertumbuhannya.
Pada
tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia memilih bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Alasan utama bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa nasional
pada waktu itu ditekankan pada fungsi kohesif bahasa Indonesia sebagai sarana
untuk mengintegrasikan berbagai suku ke dalam satu bangsa yakni Indonesia.
Bahasa Indonesia selaku fungsi komunikatif yakni fakta bahwa bahasa Indonesia
merupakan lingua franca dari sebagian besar penduduk, namun bila dikaji lebih
mendalam, maka kriteria bahasa sebagai fungsi kohesif merupakan kriteria yang
menentukan. Penekanan pada fungsi kohesif dari bahasa selaku alat perjuangan
untuk mempersatukan dan memerdekakan bangsa, pilihan dijatuhkan pada bahasa
melayu.
Selaku
alat komunikasi pada pokoknya bahasa mencakup tiga unsur yakni pertama, bahasa
selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi perasaan
(emotif), kedua berkonotasi sikap (afektif) dan ketiga, berkonotasi pikiran
(penalaran). Fungsi komunikasi bahasa dapat diperinci menjadi fungsi emotif,
afektif dan penalaran. Perkembangan bahasa pada dasarnya adalah pertumbuhan
ketiga fungsi komunikatif tersebut agar mampu mencerminkan perasaan, sikap dan
pikiran suatu kelompok masyarakat yang mempergunakan bahasa tersebut.
Pengembangan bahasa Indonesia sebagai milik nasional dalam artian yang
sedalam-dalamnya, maka harus dicegah dominasi bahasa Indonesia oleh salah satu
bahasa daerah dan harus diarahkan agar bahasa Indonesia menghimpun khasanah
kata-kata yang terbaik dari seluruh bahasa daerah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar