Kamis, 22 Juni 2017

Keterampilan Proses Sains

Sains atau biasa disebut Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari bahasa Inggris natural science yang berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta. Secara harfiah IPA atau sains ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Bundu, Patta dan Ratna K. 2008:01). 



Sains merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala , lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur (Trianto.2008:61). Santrock juga menyatakan bahwa ”sains sebagai cara untuk mengetahui.” Pernyataan ini mengandung gagasan bahwa sains bukan sekedar pengetahuan, tetapi juga cara unik untuk mempelajari dunia (John W. Santrock. 2008:447).

Sains adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi (Trianto. 2008:136) yang berarti bahwa sains merupakan pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.
Proses sains merupakan upaya pengumpulan dan penggunaan bukti untuk menguji dan mengembangkan gagasan. Teori pada mulanya berupa gagasan imaginatif, dan gagasan itu akan tetap sebagai gagasan imaginatif selama belum mampu menyajikan sebuah bukti untuk memverifikasi gagasa tersebut (Usman Samatowa. 2016:97-98).

Pada hakikatnya sains terdiri atas tiga komponen penting yang saling menunjang yaitu komponen produk, sikap, dan proses. Sains sebagai  produk berupa pengetahuan, fakta, konsep, hukum, dan teori. Sains berupa sikap berupa keyakinan, opini, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan. Dan sains sebagai proses berupa keterampilan yang berhubungan dengan penyelidikan dan penemuan.

Keterampilan proses adalah  keterampilan intelektual yang khas, yang digunakan oleh semua ilmuan, serta dapat diterapkan untuk memahami fenomena apapun (Ali Nugraha. 2008:03). Dimana keterampilan tersebut merupakan kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami seluk beluk tentang sains serta menjalin hubungan antara dirinya dengan dunia sekeliling. Keterampilan proses merupakan keterampilan siswa untuk mengolah hasil yang diperoleh di dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan (Soegeng Santoso. 2000:67).

Keterampilan proses mencakup: (1)  identifying problems; (2) making predictions; (3) experimenting to find solutions; (4) observing what happened, and (5) thinking and talking about what the students do and see (Diane Trister Dodge.2001:53). Artinya (1) mengidentifikasi masalah; (2) membuat prediksi; (3) melakukan eskperimen untuk mencari solusi; (4) melakukan pengamatan tentang apa yang terjadi; dan (5) memikirkan dan mengkomunikasikan tentang apa yang siswa lakukan dan amati.

Siswa menemukan pengetahuan sains dengan melakukan proses-proses sains. Keterampilan-keterampilan proses tersebut memberi siswa informasi baru melalui  pengalaman yang nyata. Mereka juga secara bertahap membangun pengetahuan mereka yang saling tumpang tindih antara satu keterampilan dengan keterampilan lainnya (Rosalind Charlesworth and Karen K.Lind. 1995:54).

Keterampilan proses sains yang diharapkan dimiliki dan berkembang pada siswa di antaranya adalah keterampilan: (1) melakukan  observasi; (2) mengemukakan hipotesis; (3) menginterprestasi; (4) merancang percobaan; (5) melakukan investigasi; (6) menarik kesimpulan; dan (7) mengkomunikasikan hasil(Usman Samatowa.2016:100).  Sedangkan menurut Hedro Darmojo dan Kaligis menunjukkan adal sepuluh keterampilan proses dalam pembelajaran sains di sekolah dasar, yaitu: (1) mengobservasi; (2) mengklasifikasi; (3) menginterpretasikan; (4) memprediksi; (5) membuat hipotesis; (6) mengendalikan variabel; (7) merencanakan dan melakukan penelitian; (8) menyimpulkan atau inferensi; (9) menerapkan; dan (10) mengkomunikasikan (Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis. 1992:17-18).
Ada dua belas keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic process) yang meliputi mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, menyimpulkan dan keterampilan terintegrasi (integrated process) meliputi menidentifikasi (Soegeng Santoso, 2000:140).

Menurut Richard J. Rezba menyatakan bahwa keterampilan proses sains dasar adalah proses yang dilakukan oleh siswa dalam melakukan sains yang didalamnya meliputi kegiatan proses mengobservasi, mengukur, mengklasifikasikan, memprediksi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan (Richard J. Rezba, 2001:01).

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat dikemukakan bahwa Keterampilan proses sains adalah keterampilan proses yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan serta menerapkan konsep-konsep dan teori-teori sains dan dapat mengkomunikasikan perolehannya.

Referensi:
  • Bundu, Patta dan Ratna K., Konsep Dasar IPA 1 Teori dan Praktik, (Universitas Negeri Makasar, 2008)
  • Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008)
  • John W. Santrock, Psikologi Pendidika, Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
  • Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2016)
  • Ali Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini, (Bandung: JILSI Foundation, 2008)
  • Soegeng Santoso, Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya, (Jakarta: Kreasi Pena Gading, 2000)
  • Diane Trister Dodge, The Creative Curriculum for Early Childhood, (Washington: Teaching Strategies, Inc, 2001)
  • Rosalind Charlesworth and Karen K.Lind, Math and Science for Young Children, (Washington: Delmar Publisher, 1995)
  • Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis, Pendidikan IPA II, (Jakarta: P2TK Dirjen Dikti Depdikbud, 1992)
  • Richard J. Rezba, Science Process Skills, (Virginia: kendal Hunt Publishing, 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...