Kamis, 01 Juni 2017

Gaya Belajar

Cara belajar yang dimiliki siswa sering disebut dengan gaya belajar atau modalitas belajar siswa. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Hernacki, 2002: 110).


Akan tetapi, sistem pendidikan yang ada telah mengabaikan adanya perbedaan gaya belajar dari setiap siswa, sebagaimana yang dikemukakan Franzoni & Assar (2009: 15) bahwa: Humans have different styles of learning. Some can assimilate in a better way the knowledge received visually, auditory or through a certain sense. However, most educational systems have ignored individual differences that exist between learners, such as the learning ability, the background knowledge, the learning goals and the learning styles. (Manusia mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagian dapat mengerti lebih baik pengetahuan yang diterima secara visual, auditorial atau melalui perasa tertentu. Bagaimanapun juga, sebagian besar sistem pendidikan telah mengabaikan perbedaan individu yang ada di antara pelajar, seperti kemampuan belajar, latar belakang pengetahuan, tujuan pembelajaran dan gaya belajar).  

Padahal, dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa cenderung menggunakan gaya belajar yang berbeda-beda dan membutuhkan sumber belajar yang berbeda-beda pula, sehingga perlu dirancang model pembelajaran yang mampu mengakomodasi semua jenis gaya belajar siswa, sebagaimana yang dikemukakan Franzoni & Assar (2009: 15) bahwa:  Recent research on the learning process has shown that students tend to learn in different styles and that they prefer to use different teaching resources as well. Many researchers agree on the fact that learning materials shouldn’t just reflect of the teacher’s style, but should be designed for all kinds of students and all kind of learning styles. (Penelitian pada proses pembelajaran baru-baru ini telah menunjukkan bahwa siswa cenderung belajar dalam gaya yang berbeda dan mereka lebih suka menggunakan sumber pengajaran yang berbeda yang sesuai dengannya. Banyak peneliti setuju pada fakta bahwa bahan ajar tidak hanya harus mencerminkan gaya guru, tetapi juga harus dirancang untuk semua  macam siswa dan semua macam gaya belajar).

Dari defenisi gaya belajar di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang meliputi bagaimana menagkap, mengatur, serta mengolah informasi yang diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Menurut DePorter & Hernacki (2002: 112) terdapat tiga gaya belajar seseorang yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Walaupun masing-masing siswa belajar dengan menggunakan ketiga gaya belajar ini, kebanyakan siswa cenderung pada salah satu diantara gaya belajar tersebut. (1) Siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), mereka cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat Bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran; (2) Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarnnya). Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Mereka dapat mencerna dengan baik informasi yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya; (3) Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan untuk duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh.

Groat (1998) dalam Ghufron (2012) menyatakan ada beberapa alasan mengapa pemahaman pengajar terhadap gaya belajar pelajar perlu diperhatikan dalam proses pengajaran, yaitu:
  1. Membuat proses belajar mengajar dialogis. Sampai saat ini sekolah sering kali tidak menyadari dengan menganggap murid seperti bejana kosong dimana tugas pengajar mengisi mereka dengan pengetahuan.
  2. Memahami pelajar lebih berbeda. Secara aksioma sebenarnya telah menunjukkan bahwa siswa mempunyai perbedaan di dalam berbagai hal, tidak hanya dari jenis kelamin dan etnis, tetapi juga dalam hal usia, bangsa, latar belakang budaya, dan sebagainya. Keanekaragaman ini dapat mempengaruhi kelas dan juga menentukan di dalam banyak cara, termasuk keanekaragaman dalam belajar.
  3. Berkomunikasi melalui pesan. Jika kita (guru) ingin apa yang disampaikan benar-benar bisa diterima, kita harus mengklaborasikan berbagai pendekatan sehingga akan menjadi semacam orchestra materi yang enak disampaikan, terutama sesuai dengan gaya-gaya belajar yang dimiliki pelajar.
  4. Membuat proses pengajaran lebih banyak memberi penghargaan. Di dalam hal ini, sekolah mengambil peran penting dalam meluncurkan inovasi-inovasi yang substantif di dalam bidang-bidang mereka. Itu adalah perjuangan untuk mempertimbangkan siswa yang belajar sesuai gaya-gaya yang mereka miliki, kita bisa mampu menuai kepuasan sama dari pencerahan proses pengajaran.
  5. Memastikan masa depan dari disiplin-disiplin yang dimiliki pelajar. Satu asumsi yang tak perlu dipersoalkan lagi dalam karir konseling adalah bahwa semua keinginan individu menjadi akan lebih baik bila disesuaikan dengan beberapa tugas, area-area pokok, dan karier-karier yang telah mereka miliki, seperti kesesuaian fungsi kepribadian, bakat, gaya-gaya teori dan seterusnya.

Daftar Pustaka:
  • DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
  • Franzoni, A.L.,&Assar, S. (2009). Student Learning Style Adaption Method Based on Teaching Strategies and Electronic Media. International Forum of Educational Technology & Society (IFETS). ISSN 1436-4522 (Online) and 1176-3647 (print).
  • Ghufron, Nur, dkk. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoretik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...