Jumat, 27 Mei 2022

TIRTA

TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. 



GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.  Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.


TIRTA kepanjangan dari:

  • T: Tujuan
  • I: Identifikasi
  • R: Rencana aksi
  • TA: Tanggung jawab

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.


Tujuan Umum

TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut: Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee). Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

  1. Apa rencana pertemuan ini?
  2. Apa tujuannya?
  3. Apa tujuan dari pertemuan ini?
  4. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
  5. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.


Identifikasi

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi). Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:

  1. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?
  2. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?
  3. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan
  4. Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
  5. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?
  6. Apa solusinya?


Rencana Aksi

Rencana Aksi merupakan pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat. Pertanyaan yang dapat disampaikan oleh coach kepada coachee adalah sebagai berikut:

  1. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
  2. Adakah prioritas?
  3. Apa strategi untuk itu?
  4. Bagaimana jangka waktunya?
  5. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
  6. Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?


TAnggungjawab 

Tanggung jawab berarti membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya. Dalam hal ini pertanyaan alternatif yang dapat diajukan kepada coachee dari coach adalah sebagai berikut:

  1. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?
  2. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?
  3. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?


 

Model TIRTA

Dengan menjalankan metode TIRTA ini, harapannya seorang guru dapat semakin mudah dapat menjalankan perannya sebagai coach. Gambar model TIRTA berikut ini dapat membantu Anda agar lebih terarah dalam melakukan sesi coaching.

Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi  (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee? 

  • Langkah awal adalah memberikan waktu dan kondisi yang nyaman bagi coachee untuk mencurahkan permasalahan. Sebelum mencurahkan permasalahan, coachee juga bisa diajak mempraktikkan teknik STOP (KSE-kesadaran diri). Kemudian coach membantu coachee untuk mengenal dan menentukan tujuan coaching.
  • Dilanjutkan coach mengajukan pertanyaan efektif untuk menggali permasalahan yang terjadi pada diri coachee dan mendengarkan apa yang menjadi perhatian dan keyakinan dari coachee serta membangun komunikasi asertif dengan coachee.
  • Coach mencoba mengambil kata kunci dari komunikasi dengan coachee dan membantunya memahami sendiri permasalahan yang dihadapi.
  • Coach juga menanyakan usaha/langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach)

  • Cara coach dalam memberi respons dengan penuh kesabaran dalam menggali informasi sehingga ditemukan solusi yang terbaik sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki coachee. Coach juga membangun kepercayan (memberikan keyakinan kepada coachee) dan keakraban  yang memberikan kenyamanan kepada coachee.
  • Selain itu, Coach memposisikan diri sebagai pendengar aktif yang memberikan perhatiaan dan menghargai apa yang dirasakan coachee. Coach Membantu mengembangkan kemampuan coachee dalam menguraikan permasalah, mengambil keputusan, menerima feed back, dan membantu merefleksikan.

Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?

  • Dalam situasi dan konteks lokal kelas sekolah, praktek coaching model TIRTA sangat mungkin untuk diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi murid, guru dan sekolah. Tantangan utama saya mempraktikkan coaching model TIRTA adalah kemampuan komunikasi pada tahapan identifikasi. Kemampuan komunikasi yang asertif, tidak mendominasi dan dapat menggali informasi dengan tetap menghormati coachee. 
  • Kemampuan komunikasi yang mampu menampilkan komunikasi yang cermat dan fokus. Komunikasi yang menjadikan coach sebagai pendengar aktif dan dan penanya efektif untuk menemukan pemahaman, rencana, tindakan dan tanggung jawab.  

Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?

  • Seluruh warga sekolah bisa menjadi patner dalam melatih praktek coaching model TIRTA. Karena setiap warga sekolah pasti memiliki permasalahan yang dihadapi dan harus diselesaikan. Namun yang menjadi fokus utama adalah permasalahan murid. 
  • Praktik coaching yang dilakukan pada murid nantinya akan dikomunikasikan terutama dengan Wali Kelas, Guru BK dan Kesiswaan. Selain itu permasalahan-permasalahan murid yang ada dapat dijadikan sebagai dasar atau pijakan untuk usaha perbaikan dalam memberikan pelayanan prima pada murid.

Menurut bapak filosofi pendidikan indonesia yaitu bapak Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah proses menuntun tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodrat dan iradat yang dimilikinya agar anak tersebut memperoleh kebahagaian dan keselamatan baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. Praktik coacing merupakan salah satu proses menuntun tersebut sesuai filosofi. Dalam praktiknya seorang guru berperan sebagai coach dapat menuntun, mengarahkan, dan membimbing seorang coachee (murid, rekan sejawat, staf pendidikan, atau bahkan wali murid) dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali segala potensi dan kemampuan yang dimiliki coache dengan harapan agar coache dapat menyadari akan potensi yang ada pada dirinya sehingga ia dapat memanfaatkan potensinya untuk menemukan solusi dan menyelesaikan masalahnya sendiri. dalam hal ini coacing harus memiliki keterampilan kusus seperti memahami model TIRTA, menjadi pendengar yang asertif, dan lain sebagainya. Hal yang demikian dapat mengajarkan orang-orang disekitar kita untuk berpikir kritis dan inovatif yang merupakan langkah awal menjadi pribadi yang berkwalitas dan bermutu. Tujuan dari tindakan aksi nyata adalah membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi guru dan murid dengan cara menuntun dan membimbingnya mencapai solusi yang diharapkannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...