MASA PERJUANGAN NKRI
A.
Proses
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia mulai tumbuh pada awal abad ke 20 yang disebabkan oleh
pengaruh dari dalam (internal) dan pengaruh dari luar (eksternal). Pengaruh
dari dalam (internal) berupa kenangan kejayaan masa lalu, penderitaan dan
kesengsaraan akibat imperialisme dan kolonialisme, serta munculnya golongan
cendikiawan. Pengaruh dari luar (eksternal) berupa kemenangan Jepang atas Rusia
(1905), gerakan-gerakan nasionalisme di China, Filipina, India dan sebagainya.
Paham-paham baru juga turut membantu
berkembangnya pergerakan nasionalisme
bangsa Indonesia. Organisasi-organisasi pergerakan kemudian bermunculan.
1. Organisasi
Budi Utomo, berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 di Yogyakarta, yang didirikan oleh
Dr. Sutomo dan Cipto Mangunkusumo.
2. Organisasi
Sarekat Dagang Islam, berdiri pada tahun 1911 di Solo, yang didirikan oleh H.
Samanhudi.
3. Organisasi
Sarekat Islam (dari Sarekat Dagang Islam), berdiri pada tanggal 10 September
1912, yang dipimpin oleh Cokroaminoto.
4. Organisasi
Indeche Partij, berdiri pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung, yang
didirikan oleh Setiabudi (Douwes Dekker), Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar
Dewantara.
5. Organisasi
Muhammadiyah, berdiri pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta, yang
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan.
6. Perserikatan
Nasional Indonesia (PNI), berdiri tanggal 4 Juli 1927, didirikan oleh Sukarno
dan Cipto Mangunkusumo.
7. Parindra
( Partai Indonesia Raya), berdiri pada bulan Desember 1935, yang merupakan
gabungan antara Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia.
8. Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindo), berdiri pada tanggal 24 Mei 1937.
9. Gabungan
Politik Indonesia (GAPI), berdiri pada bulan Desember 1939.
Organisasi-organisasi tersebut bertujuan
untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Adapun peristiwa penting yang menunjukan
semangat persatuan dan kesatuan para pemuda Indonesia adalah peristiwa Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
B.
Terbentuknya
Negara Kebangsaan Indonesia
Perlawanan terhadap bangsa-bangsa Barat
(Eropa) terjadi diberbagai daerah. Perlawanan tidak hanya dilakukan kaum
pribumi tapi dilakukan juga oleh masyarakat Indonesia keturunan Cina dan
Indo-Belanda.
1. Gerakan
masyarakat Indonesia keturunan Cina.
Gerakan ini dilakukan oleh warga keturunan Cina di
Indonesia karena adanya pengaruh gerakan nasionalisme di Cina yang dipimpin
oleh Dr. Sun Yat Sen, dan karena terbatasnya ruang gerak masyarakat Cina di Indonesia.
2. Gerakan
masyarakat Indonesia keturunan Indo-Belanda.
Laki-laki asal Belanda menikah dengan wanita
Indonesia atau sebaliknya menghasilkan keturunan Indo-Belanda. Pemerintahan
colonial Belanda yang sewenang-wenang menyebabkan perlawanan yang dilakukan
oleh masyarakat keturunan Indo-Belanda. Karena mereka merasa memiliki hubungan
dekat dengan masyarakat pribumi, mereka merasa menjadi bagian dari masyarakat
Indonesia.
Pergerakan yang bersifat kedaerahan
hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pergerakan tersebut muncul akibat
tindakan sewenang-wenang kaum penjajah terhadap bangsa Indonesia.
1. Gerakan
melawan pemerasan.
Gerakan ini sering terjadi di daerah yang terdapat
tanah partikelir (swasta) yang banyak dikuasai oleh orang asing. Mereka menjadi
tuan-tuan tanah dengan menguasai seluruh yang ada pada tanah tersebut, termasuk
orang yang bertempat tinggal pada daerah yang dikuasainya itu. Banyak terjadi pemerasan tenaga dan harta
yang korbannya rakyat Indonesia, termasuk adanya system kerja paksa. Hal ini
menimbulkan perlawanan yang terjadi di daerah Candi Udik, Ciomas, dan Ciampea.
2. Gerakan
Ratu Adil.
Gerakan Ratu Adil merupakan suatu gerakan yang
muncul karena adanya kepercayaan akan datangnya seorang tokoh yang akan
membebaskan rakyat dari segala bentuk penderitaan dan kesengsaraan.
3. Gerakan
yang bersifat Agama.
Gerakan ini dilakukan oleh kelompok aliran agama,
yang merasa adanya pelecehan terhadap kehidupan manusia yang tidak manusiawi.
Mereka menuntut adanya perubahan kehidupan yang buruk menjadi kehidupan yang
baik. Gerakan ini dilakukan dengan cara pemurnian ajaran agama agar terwujudnya
kehidupan yang bahagia dan tentram, yang memunculkan adanya kobaran semangat
untuk melawan pemerintah colonial Belanda.
Untuk mempertebal rasa kebangsaan, maka
istilah “Indonesia” digunakan di berbagai aktivitas pergerakan. Istilah
“Indonesia selalu digunakan pada nama-nama organisasi yang didirikan para
pejuang Indonesia. Kata “Indonesia” itu sendiri muncul dari orang-orang asing
yang memberi julukan wilayah nusantara dengan nama “Indonesia” yang
dipopulerkan di dunia internasional dan di bangsa Indonesia sendiri. Identitas
“Indonesia” merupakan identitas dari bangsa Indonesia dan dapat memberikan
semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya. Identitas
“Indonesia” telah menjadi perekat dan lambing perjuangan bangsa Indonesia.
C.
Pemerintahan
Indonesia Sejak Proklamasi Hingga Demokrasi Terpimpin
Para pemimpin bangsa Indonesia melakukan
persiaapan kemerdekaan setelah mengetahui kekalahan Jepang pada Perang Dunia
II. Pada tanggal 1 Maret 1945 Jendral Kumakichi membentuk Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chosakai. Badan ini bertujuan untuk mempelajari dan
mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia
Merdeka, pada akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta yang kemudian menjadi
mukadimah UUD 1945. Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritsu Junbi Inkai untuk menggantikan BPUPKI. Pada tanggal 9 Agustus 1945
Ir. Soekarno, M. Hatta, Dr. Radjiman W. berangkat ke Saigon / Dalat untuk
menerima informasi kemerdekaan Indonesia, dalam pelaksanaannya dibentuk PPKI
dan wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas jajahan Belanda. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
kepada Sekutu, pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno-Hatta dibawa ke
Rengasdengklok oleh para pemuda agar jauh dari pengaruh pemerintahan Jepang dan
mempengaruhi Soekarno-Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari naskah proklamasi berhasil dibuat,
kemudian pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Setelah diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia, para pemimpin bangsa Indonesia membentuk beberapa
kelengkapan Negara sebagai cara untuk menjalankan roda pemerintahan. Ternyata
Belanda tidak menerima proklamasi kemerdekaan Indonesia sehingga di berbagai
daerah timbul aksi perlawanan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Berikut peristiwa-peristiwa perjuangan rakyat untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia:
1. Pertempuran
Surabaya pada tanggal 10 November 1945
2. Pada
tanggal 20 November-15 Desember 1945 terjadi pertempuran Ambarawa
3. Pada
tanggal 1 Desember 1945 terjadi pertempuran Medan Area
4. Pada
tanggal 24 Maret 1946 terjadi peristiwa Bandung lautan api
5. Pada
tanggal 14 Februari 1946 terjadi peristiwa Merah Putih di Manado
6. Pada
tanggal 20 November 1946 terjadi perang Puputan Margarana di Bali.
Pada tanggal 10 November 1946 diadakan perjanjian
Linggarjati, karena sengketa antara Indonesia dan Belanda dianggap tidak
mungkin bisa selesai, isi persetujuan Linggarjati tersebut adalah:
1. Pemerintah
Republik Indonesia dan Belanda bersama-sama membentuk Negara federasi bernama
Negara Indonesia Serikat.
2. Negara
Indonesia Serikat tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan
Belanda, dengan wadah Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda
melakukan agresi militer yang I, yang menimbulkan reaksi hebat dari dunia
internasional, sehingga PBB turun tangan dalam sengketa Indonesia VS Belanda.
Kemudian dibentuk komisi tiga Negara atau KTN yang terdiri dari Australia
(anggota komisi yang dipilih oleh Indonesia), Belgia (anggota komisi yang
dipilih oleh Belanda), dan Amerika Serikat sebagai penengahnya. Yang akhirnya
diadakannya perjanjian Renville, yang isinya sebagai berikut:
1. Belanda
hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah
Republik Indonesia
2. Disetujuinya
sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan
Belanda
3. TNI
harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di
Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta
Pada waktu itu Belanda dengan giatnya
membentuk Negara boneka, agar Republik Indonesia Serikat (RIS) mudah dikalahkan
karena mudah terpecah belah.
Pada tanggal 18 September 1948 terjadi
pemberontakan PKI Madiun, 3 bulan kemudian yaitu pada tanggal 19 Desember 1948
Belanda melakukan agresi militer II, tentara Belanda berhasil menawan Presiden
Soekarno, wakil Presiden Moh. Hatta, dan beserta sejumlah menteri. Namun
sebelum pihak Belanda sampai ke istana Presiden, Presiden Soekarno telah
mengirimkan radiogram yang berisi mandate kepada menteri kemakmuran, Syafruddin
Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Pada tanggal 1 Maret 1949, terjadi peristiwa serangan umum 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta (yang pada waktu itu dikuasai oleh Belanda). Serangan
ini dipimpin oleh Brigade X Letnan Kolonel Soeharto, yang berhasil menduduki
kota Yogyakarta selama 6 Jam. Pada masa itu para pelajar membentuk
tentara-tentara pelajar. Perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia
berhasil menekan Belanda untuk melakukan perundingan. Pada tanggal 14 April1949
diadakan perundingan, yang menghasilkan perjanjian Roem-Royen yang isinya
sebagai berikut:
1. Angkatan
bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
2. Pemerintah
Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
3. Pemerintah
Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
4. Angkatan
bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan
semua tawanan perang.
Dengan adanya perundingan segitiga
antara Republik Indonesia. BFO, dan Belanda, pemerintahan Indonesia kembali ke
Yogyakarta. Kemudian pada bulan Juli dan Agustus 1949 diadakan konferensi
inter-Indonesia yang diadakan di daerah Republik Indonesia dan di daerah
kependudukan Belanda. Konferensi ini sebagai batu loncatan menuju ke Republik
Indonesia secara utuh, yang akhirnya lahirlah peristiwa Konfernsi Meja Bundar,
yang menunjukkan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Berikut isi
dari KMB:
1. Serah
terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia
Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah
Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan
Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup
tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua
bagian barat bukan bagian dari serahterima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan
dalam waktu satu tahun.
2. Dibentuknya
sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai kepala
Negara.
3. Pengambil
alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.
Selain permasalahan dengan Belanda,
bangsa Indonesia memiliki masalah dengan adanya pemberontakan-pemberontakan.
Pada tanggal 7 Agustus 1949 terjadi pemberontakan DI/TII, pemberontakan pasukan
APRA, dan adanya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Namun
pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat dikendalikan.
Setelah terbentuk NKRI masuklah masa
demokrasi liberal yang ditandai dengan silih bergantinya cabinet dan
ketidakstabilan politik di Indonesia. Kekacauan politik setelah Pemilu 1955
menyebabkan lahirnya masa demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno.
Indrawan.
2010.http://anak193.forumotion.com/t29-isi-perjanjian-linggarjatirenvilleroom-royen-dan-kmb
nice post. :D
BalasHapushttp://masterblogpelajar.blogspot.com
Terima kasih banyak atas informasi nya, Sangat membantu artikel nya. Teruslah sebar kebaikan dijalan allah swt.. jangan lupa share and kunjungi juga website mp3 kami di http://duniamp3s.exnaid.com semoga sukses slalu ya gan.
BalasHapus