Selasa, 08 Januari 2013

Kajian Lintas Budaya



1.      Pengertian budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.Pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
2.      Peranan bahasa dalam budaya
Sosialisasi adalah aspek awal persentuhan manusia dengan manusia lainnya. Di sinilah peran awal bahasa dalam interaksi manusia untuk dapat saling menyampaikan maksud. Baik dalam bentuk lisan, maupun tulisan, karenanya manusia tidak akan bisa lepas dari bahasa. Selain itu bahasa bersifat lebih kompleks, tidak hanya mencakup interaksi antar personal. Di sinilah konsensus diperlukan untuk membentuk sebuah bahasa.Setelah terbentuk sebuah bahasa di masyarakat, interaksi yang ada kian hari akan terus berkembang ke segala aspek. Di sinilah titik awal perkembangan kebudayaan akibat pengaruh bahasa. Oleh karena itu bahasa merupakan aspek yang sangat penting bagi terbentuknya suatu kebudayaan karena bahasa sebagai dasar terbentuknya suatu budaya.
Peranan lainnya yaitu sebagai:
·     Menentukan cara berfikir seseorang (linguistic determinism: bahasa dan strukturnya membatasi dan menentukan ilmu dan pikiran).
·         Bahasa menjadi sebuah tolak ukur dan penilaian atas sikap atau perilaku seseorang.
·         Seseorang yang menggunakan bahasa yang berbeda akan mempersepsi atau berpikir tentang dunia dengan cara yang berbeda pula.
·         Untuk mengetahui budaya dari seseorang

3.      Perbedaan budaya, penyebab dan dampaknya.
Perbedaan budaya adalah adanya kelompok orang dengan kelompok orang lain baik antar daerah, propinsi maupun negara yang memiliki perbedaan dalam aspek bahasa, ekonomi, politik, kesenian, ras, suku, agama,  mata pencaharian, dan sistim pemerintahan.Penyebab adanya berbedaan budaya diantaranya karena ada perbedaan ras, suku, agama,  terbentuknya suatu kerajaan-kerajaan,  dipengaruhi oleh tempat tinggal, mata pencahariandll.Dampak dari perbedaan budaya dilihat dari asepek positif adalah terbentuknya beragam jenis bahasa, kesenian, alat-alat kesenian, alat-alat mata pencaharian, pakaian, bangunan-bangunan khas, dll.Sedangkan dampak negatifnya adalah timbulnya konflik antar kelompok yang berbeda budaya, budaya yang dominan menghaapus budaya budaya lain, kesulitan dalam berinteraksi danbersosialisasi antar budaya.
4.      Cara menyikapi perbedaan budaya
Cara menyikapi perbedaan budaya yang baik akar tidak timbul konflik antar budaya adalah adanya saling menghargai budaya lain dan menghilangkan sifat seperti menganggap budaya sendiri merupakan budaya yang baling baik dan bagus sedangkan budaya lain dianggap budaya yang  jelek dan tidak baik (etnosentris). Selain itu mempelajari kebudayaan antara daerah satu dengan daerah lain  merupakan hal yang baik untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing budaya tersebut agar terhindar dari konflik.
5.      Pendidikan budaya di SD.
Yaitu dalam bentuk pendidikan multikultural yang mengajarkan tentang ragam budaya.dan pemberian materi pembelajaran yang mengenalkan budaya satu dengan budaya lain.  Selain itu juga teradapat pendidikan karakter berbasis kebudayaan.

6.      Konflik budaya
Adalah terjadinya perselisihan antara budaya satu dengan budaya lain yang menimpulkan dampak negatif bagi manusia dan budayanya sendiri. Misalnya konflik yang terjadi antara etnis melayu dan madura di simbas.Penyebab adanya konflik ini yaitu disebabkan karena adanya ketidak sukaan etnik melayu terhadap etnik madura yang memiliki kebudayaan yang keras dan memandang budaya lain adalah budaya yang rendah.Cara penangananya adalah dengan memberikan pendidikan multikultur pada setiap anak dan memberi penyuluhan tentang keharusan menghargai budaya satu dengan budaya lain.
7.      Poin-poin kesimpulan pada kajian budaya brebes dan lampung
a.       Aspek bahasa
Dalam aspek bahasa budaya brebes  bahasa yang dominan digunakan di daerah Brebes yaitu bahasa Jawa Banyumasan (Ngapak) dengan dialek tegal-brebes. Ciri khas dari bahasa Jawa yang digunakan terdapat pada pengucapan huruf “a” yang tetap dibaca “a” bukan “o”, misalnya pada kata sega, tetap dibaca sega bukan sego. Ciri khas lain juga terdapat pada penekanan huruf  K di akhir kata yang diucapkan dengan jelas. Tidak ada perbedaan bahasa dalam berbica atara anak muda dengan orang tua. Bahasa jawa ngapak digunakan oleh setiap orang. Sedangkan bahasa lampung selalu mengucapkan salam jika bertemu seseorang atau teman. Memanggil teman akrab dengan nama julukan . Memiliki aturan yaitu tidak boleh bicara kotor dan tidak boleh bicara keras-keras dengan orang tua. Secara umum logat yg digunakan di daerah lampung agak keras.Bahasa yang digunakan setiap harinya adalah bahasa Lampung. Contohnya: haga diva: mau kemana? Ma haga: tidak kemana-mana. Mejong didja: duduk di situ bahasa (melayu).
b.      Aspek nilai-nilai dalam keluarga
Di daerah brebes sebutan keluarga besar adalah keluarga yang berasal dari kakek dan nenek.  Dalam satu keluarga orang tua berhak mengatur dan memerintah anak atau orang yang lebih muda. Kemandirian seorang anak sudah ditanamkan sejak kecil yaitu dengan menyuruh anak untuk tidur sendiri dakamarnya. Sebagian besar anak di daerah brebes sudah mampu bekerja pada kisaran umur 15-25 tahun. Dalam hal perjodohan orang tua memperbolehkan anaknya berpacaran atau menikah apabila sudah bekerja.Di daerah lampung Dalamkeluarga, nilai-nilai yang dipegang teguh adalah nilai agama dan nilai-nilai yang terdapat dalam Titie Gematie. Nilai-nilai tersebut diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya, agar keluarga itu menjadi warga bagian Lampung yang baik.
c.       Tata krama dan kebiasaan sehari-hari
Di daerah brebes terdapat nilai-nilai yang sudah tertanam dalam penduduk disitu dimana sikap saling mengharagai antara yang muda dengan yang lebih tua. Selain itu dalam keluarga jarang adanya kegiatan makan bersama. Terdapat komunitas negatif yang dominan dan komunitas positif  yang relatif sedikit.Di daerah lampung, Orang Lampung mempunyai pandangan hidup yang sering disebut Piil Pesenggiri. Pandangan hidup ini mengandung nilai tata krama dan mempengaruhi cara hidup atau kebiasaan sehari-hari masyarakat Lampung. Piil Pesenggiri ini diatur dalam Titie Gematie. Piil Pesenggiri adalah tatanan moral yang merupakan pedoman bersikap dan berperilaku masyarakat adat Lampung dalam segala aktivitas hidupnya.
d.      Kebebasan Pribadi
Yang dimaksud merupakan kebebasan melakukan segala sesuatu yang disenanginya tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Secara umum orang brebes sama dengan kepribadian orang-orang pada umumnya yaitu memiliki egoisme tinggi maupun rendah. Namun dari hasil wawancara anak sering mengorebankan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan orang lain. Namun ketika ada yang lebih penting seseorang anak akan menolak untuk meluangkan waktunya. Kebebasan privasi dalamdiri seseorang di daerah brebes pintu kamar tidur sering terbuka namun akan tertutup ketika melakukan kegiatan yang dirasa pribadi. Apabila seseorang masuk kamar tanpa izin pemilik kamar akan merasa tidak nyaman. Di daerah Brebes sebagian besar orang menentukan masa depannya diarahkan oleh orang tuamaupun orang yang memiliki strata tinggi di daerahtersebut.Namunadasebagiankecil orang yang menentukan masa depannya sendiri tanpa pengarahan orang tua. Seperti masyarakat pada umumnya, kebebasan pribadi masyarakat Lampung dipengaruhi oleh pandangan hidup mereka dan tergantung pada sifat serta karakteristik masing-masing. Namun batasan-batasan kebebasan tersebut masih tetap di dalam ruang peraturan Titie Gematie dan Piil Pesenggiri. Karena dua hal ini melekat pada diri pribadi orang Lampung dari sejak kecil. Pada umumnya batasan-batasan wilayah kepribadian atau privacy masyarakat Lampung tidak jauh berbeda dengan masyarakat Jawa pada umumnya, dan masyarakat Brebes padakhususnya.
8. Pembelajaran terpadu, permainan dan lagu daerah. Bagaimana aplikasinya pada pembelajaran di SD.
Lagu daerah dapat diaplikasikan pada saat melaksanakan ice breaking dalam pembelajaran, selain itu lagu daerah juga dapat diterapkan pada ekstra kulikuler menyanyi atau mata pelajaran seni musik. Untuk permainan tradisional misalkan dam-daman itu bisa dibuat sebagai media pembelajaran dimana siswa dari perwakilan kelompok  disuruh untuk bermain dam-daman dengan waktu yang ditentukan guru. Kemudian setelah selesai siswa diminta menghitung berapa banyak pion yang dimakan mush dan berapa banyak sisa pion yang dimiliki pemain. Kemudian siswa menyampaikan jumlah tersebut kepada guru kemudian guru memberikan soal sesuai dengan pion yang dimakan musuh untuk didiskusikan bersama dan guru memberikan soal pengetahuan umum dan riwerd sesuai dengan sisa pion dari pemain. Untuk permainan yang membutuhkan energi banyak bisa diterapkan ketika kegiatan berolahraga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembela...