1. Sampel, adalah bagian dari populasi
sebagai contoh untuk dikenali penelitian. Sugiono (2008:118) mendefinisikan
sempel adalah bagian dari populasi yang memiliki kharakteristik sama dengan
populasi. Apa yang diteliti dalam sempel kesimpulannya dapat digunakan dalam
populasi, sehingga teknik pengambilan sempel harus benar-benar representatif.
Studi sempel ini dilakukan dengan alasan:
a. Jumlah populasi yang cukup besar sehingga
peneliti tidak mampu meneliti secara keseluruhan.
b. Keterbatasan waktu dan biaya, sehingga
populasi yang objek dan subjek penelitiannya besar diperlukan sempel.
c. Masalah ketelitian, penelitian yang
populasinya besar tidak menjamin ketelitian pengumpulan data, namun pada sempel
yang kecil peneliti akan berfokus pada pengumpulan data, teknik pencatatan,
teknik analisis data sehingga lebih terpusat pada objek penelitian.
d. Untuk alasan ekonomi, penelitian pada
sempel akan lebih ekonomis di banding penelitian populasi.
2. Sampling, adalah cara pengambilan sempel.
Margono (2007:125) tekning sempling adalah cara menentukan sempel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sempel yang akan dijadikan sumber data dalam
penelitian dengan memperhatikan sifat dan enyebaran populasi agar diperoleh
sempel yang representatif.di bawah ini terapat teknik sampling:
a. Rondom sampling (Probability sampling),
dimana semua individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel. Tekik ini memiliki 3 jenis yaitu:
1) Simple rondom sampling, adalah teknik
rondom dengan cara yang sederhana karena populasi sudah homogen, sehingga
strata dalam populasi tidak perlu diperhatikan secara detail.
2) Stratified rondom sampling, adalah cara
pengambilan sampel dengan memperhatikan strata di dalam populasi. Asumsi awal
dipastikan populasi memiliki tingkatan, atau lapisan, strata, sehingga dengan
diambil secara rondom akan diperoleh sempel yang representatif.
3) Cluster rondm sampling (Area sampling),
digunakan untuk penelitian yang sumber datanya terdapat dalam populasi yang
sangat luas, misalnya meneliti pengguna alat kontrasepsi di wilayah eks
karesidenan surakarta. Untuk menentukan sempelnya peneliti menentukan sempel
wilayah kabupaten. Karena kabupaten terdiri atas beberapa kecamatan dan
kecamatan terdiri atas beberapa kaupaten maka wilayah ini ditentukan secara
rondom. Setelah sampel wilayah ditentukan baru menentukan jumlah orangnya
secara rondom pula.
b. Non rondom sampling (non probability
sampling), tidak semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel. Jenis sampel ini yaitu:
1) Accidental sampling, adalah teknik
pengambilan sempel dengan cara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan dijumpai peneliti dan dipandang mampu memberikan informasi berkaitan
dengan objek maka orang tersebut dijadikan sempel sampai jumlah yang
dikehendaki terpenuhi.
2) Quota sampling, yaitu teknik pengambilan
sempel dengan menentukan quota terlebih dahulu. Misalnya: bagaimana pendapat
lulusan remaja SMA tentang keberadaan PGSD UMS, jumlah quota 400 orang lulusan
SMA, maka sebelum itu terpenuhi penelitian belum sah.
3) Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan
(Maksud) tertentu, misalnya penelitian penggunaan kontrasepsi maka pertimbangan
untuk menjadi sempel harus terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar